Bab 3 – Menghidupkan Kembali Ras Rephaim… dan Raja Jurang Maut, Abaddon

[Bab 1] [Bab 2] [Bab 3] [Bab 4] [Bab 5] [Bab 6] [Bab 7]

Kita mengakhiri bab terakhir membahas Menara Babel dan bagaimana bangunan itu bukan dimaksudkan untuk mencapai surga (Ibrani: shamayim; takhta Elohim) karena ketinggian bangunannya. Menara Babel adalah sebuah “Stargate,” yang desainnya diinspirasi oleh pengetahuan “surgawi” yang terlarang. Nimrod telah menemukan rahasia untuk membuka portal “gerbang dimensi” (apa yang oleh beberapa ahli disebut Jembatan Einstein-Rosen) yang akan membawa pada ketinggian-ketinggian yang pada suatu waktu begitu didambakan oleh Lucifer atau Satan: Jauh di sebelah Utara – Takhta Surgawi. Teks dari kitab Kejadian mengakui bahwa para pembangun Menara ingin membuat bangunan “yang puncaknya sampai ke langit/surga (Ibrani: shamayim).” Ketika Elohim turun dan melihat apa yang sedang terjadi, Ia berfirman, “Inilah permulaan mereka untuk bertindak. Dan sekarang, segala yang mereka mimpikan untuk melakukannya, tidak ada yang tidak terlaksana.” (Kejadian 11:6 ILT). Pernyataan Elohim ini menimbulkan tanda tanya besar, jika arti yang tertulis di sini hanyalah merujuk kepada bangunan fisik menara yang ujungnya mencapai “langit.”

Gedung-gedung pencakar langit telah dibangun di seluruh dunia sejak permulaan zaman, dan puncaknya semakin menjulang tinggi secara signifikan ke langit, namun sejauh yang pernah kita ketahui, tidak satu pun dari gedung-gedung pencakar langit ini yang memicu respon khusus dari Elohim, misalnya dengan berfirman, “Segala yang mereka mimpikan untuk melakukannya, tidak ada yang tidak terlaksana” (ILT), atau terjemahan lain “Mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana” (TB).

Pertanyaan sebenarnya adalah: Apa yang Nimrod mimpikan untuk dilakukan?

Jawabnya adalah: Membangun menara yang puncaknya menembus “shamayim” – tempat tinggal para Malaikat Pengawas; takhta Elohim. Dan jenis proyek konstruksi jahat bagaimanakah yang memungkinkan itu bisa terjadi dan bisa dibilang membutuhkan campur tangan Elohim untuk bertindak “keras”, lebih daripada sekedar menjatuhkan bom atom?

Sejarawan abad pertama Yahudi-Romawi, Josephus, dalam bukunya Antiquity of the Jews memberikan penjelasan bahwa Menara Babel ini dibuat tahan air dan bahwa ini adalah perbuatan pemberontakan melawan Elohim, menantang Dia karena mengirimkan Air Bah, dan merupakan persiapan bagi kelangsungan hidup masa depan mereka sekiranya penghukuman Elohim terjadi kembali.

“Dia (Nimrod) juga mengatakan bahwa dia akan membalas dendam kepada Elohim, jika Dia punya pikiran untuk menenggelamkan dunia kembali; karena itu dia mendirikan sebuah menara yang telalu tinggi bagi air untuk menenggelamkannya! Dan bahwa dia akan membalaskan dendam pribadinya kepada Elohim karena menghancurkan bapa leluhur mereka! Antiquity of the Jews 4:2

Namun bagaimana jika ada arti lain di sini – “segala yang mereka mimpikan untuk melakukannya” – lebih cocok secara sempurna dengan Alkitab dan sejarah? Sesuatu yang ada hubungannya dengan surga secara fisik – seperti tempat kediaman para malaikat?

Gary Stearman – pembawa acara televisi populer Prophecy Watchers – seperti halnya banyak sarjana lainnya mempercayai, bahwa sesuatu yang terjadi di Babel berhubungan dengan “teknologi portal malaikat.” Dia menulis:

Di bawah kepemimpinan Nimrod (arti namanya: pemberontak), masyarakat awal Pasca Air Bah jelas-jelas berusaha bersatu kembali dengan makhluk-makhluk Roh yang Jatuh, yang ada dalam memori sejarah mereka baru-baru saja … mereka ada di ambang keberhasilan mencapai tujuan utama – bukan hanya membangun sebuah menara, tapi untuk menerobos penghalang menuju ke alam surgawi itu sendiri. Mereka tampaknya hampir merealisasikan keberhasilan usaha menembus selubung dimensi yang memisahkan surga dari bumi!

“Menara” ini akan memungkinkan manusia mewujudkan imajinasi paling gelap mereka. Dan apa yang mereka imajinasikan untuk dilakukan? Cukup hanya dengan memperbaharui “hubungan” mereka dengan “anak-anak Elohim” – para Malaikat yang Jatuh – seperti yang telah dilakukan para pendahulu mereka sebelum Air Bah. [i]

Mungkin, seperti diungkapkan Stearman di atas, Nimrod berusaha membuka pintu gerbang bidang terluar “brane” paralel di dalam superstruktur kosmik yang oleh para astrofisikawan disebut “the bulk.” Menurut fisika modern, langit kedua (atau dimensi astral) mungkin hanya berjarak seper mikrometer jauhnya di dalam dimensi kelima. Di satu sisi, pemikiran tersebut memberikan kenyamanan bagi sebagian orang, karena memberikan pemahaman bahwa Elohim dan para malaikat-Nya selalu berada begitu dekat secara “fisik” seperti diungkapkan oleh Raja Daud:

Mazmur 34:8 (ILT3)  Malaikat YAHWEH berkemah di sekeliling mereka yang takut akan Dia, dan Dia membebaskannya.

Di sisi lain, pemikiran ini juga mengandung relevansi menakutkan dengan apa yang dinubuatkan nabi Yesaya (pasal 13) tentang pintu-pintu gerbang fisik Babel, yang akan di buka pada Akhir Zaman, dimana para raksasa dan segala jenis makhluk-makhluk monster transgenik menerobos keluar dari padanya, untuk masuk ke dalam dimensi kita.

Isaiah 13:2-3 (LXX) …open the gates, ye rulers. I give command, and I bring them: giants are coming to fulfil my wrath, rejoicing at the same time and insulting.

Yesaya 13:2-3 (LXX) …bukalah pintu-pintu gerbang, hai para penguasa. Aku (Elohim) memberikan perintah, dan Aku mendatangkan mereka: para raksasa (Ibrani: gibborim; orang perkasa, raksasa) sedang datang untuk melaksanakan murka-Ku, beria-ria pada saat bersamaan dan mencemooh.

Di sisi lain, teks di atas bisa juga menyiratkan ambisi pendewaan selalu ada di dalam diri manusia: menggunakan menara sebagai teknologi transformasi yang digunakan Nimrod dan antek-anteknya untuk menjadi seperti dewa-dewa dan “membuat nama bagi mereka.”

Dalam buku “Forbidden Secrets of the Labyrinth“, Mark Flynn menjelaskan,

“Menara itu belum tentu merupakan suatu perangkat yang akan menyebabkan manusia secara instan berubah menjadi dewa dengan seketika, tapi merupakan suatu penghubung intradimensional yang akan satu kali lagi mendatangkan asistensi (bantuan) dari para Malaikat Pengawas yang akan menjadikan manusia “dewa-dewa” seperti diri mereka sendiri melalui pengetahuan yang mereka berikan.”[ii]

Dosa-dosa terutama dari para Malaikat Pengawas (selain melakukan berhubungan terlarang – hubungan seksual – dengan anak-anak perempuan manusia) adalah menurunkan pengetahuan surgawi yang terlarang, mengajarkan pembuatan senjata, dan teknologi yang berbahaya (1 Henokh 8). Tampaknya sangat mungkin bahwa pengetahuan ini dimaksudkan untuk membuka pintu gerbang ke surga tingkat kedua, tempat kediaman para Malaikat Pengawas yang dengan jelas ditunjukkan dalam teks.

Baca Kitab Henokh: Kisah Nyata Malaikat dan Asal-usul Setan

Juga harus dicatat bahwa Nimrod adalah tipikal figur “dewa-dewa yang mengalami sekarat” yang disembah di seluruh dunia purba dengan berbagai nama, antara lain Osiris (mungkin permainan kata dari Asshur, yang adalah nama lain Nimrod, orang Asshur), Heracles, Horus, Tammuz, Mithras, Cernunnos, Marduk, dan lain-lain. Ketika bahasa manusia dikacaukan di peristiwa menara, para pembangun yang kebingungan dan orang-orang yang ketakutan ini, tanpa diragukan mempercayai Nimrod sebagai dewa mereka yang akan mendatangkan lebih banyak dewa-dewa ke kota mereka, dan menciptakan kembali “zaman keemasan” yang dibicarakan oleh nenek moyang mereka, kemudian memakai cerita ini dan menuturkannya dari mulut ke mulut dalam berbagai variasi nama-nama, menjadi cikal-bakal legenda “dewa yang mengalami sekarat” yang kemudian disembah di seluruh peradaban dunia kuno. Semua legenda-legenda ini meramalkan bahwa dewa(-dewa) mereka pada Akhir Zaman akan datang kembali (sebagai Anti-Kristus) dan memerintah suatu Zaman Keemasan Baru (New World Order) – dan ya benar, itu adalah ramalan Novus Ordo Seclorum yang ada di Meterai Besar Lambang Negara Amerika Serikat.

great-seal-800
American Great Seal

“Stargate” yang dibangun Nimrod secara sangat strategis mungkin dibangun tepat di atas tempat kediaman Enki (dewa tertinggi bangsa Sumeria kuno), di lokasi yang bernama Abzu (Abyss), untuk menjalankan fungsinya. Nimrod sang Pemburu Perkasa, bersamaan dengan upaya gabungan “satu pemikiran” manusia, menggunakan teknologi para Malaikat yang Jatuh hampir saja membuka jurang Abyssos – tetapi Elohim melakukan intervensi langsung, yang merupakan peristiwa sangat langka, karena Abyssos harus dan akan tetap tertutup/termeterai sampai Elohim mengijinkan itu untuk dibuka pada Akhir Zaman. Dan kita yang hidup di dalam hari-hari – zaman yang sesuai dengan sebutan “Hari-hari Akhir” membaca tentang teknologi modern dan eksperimen kebodohan dari para ahli fisika dunia yang dinamai proyek CERN, misalnya, yang mungkin dapat berfungsi sebagai bagian dari “kunci” terakhir untuk membuka lubang neraka yang mengerikan ini.

Bagaimana Nephilim Bisa Kembali? Apakah Menggunakan Portal-portal?

Di antara “serangan pertama” anak-anak Elohim yang menyebabkan lahirnya ras raksasa Nephilim dan nubuat kembalinya makhluk-makhluk hybrid monster ini di Akhir Zaman, ada yang disebut “serangan kedua” dari Nephilim, Anakim (Enak), Gibborim, Rephaim, Og raja Bashan, Goliath dan saudara-saudaranya, Saph, dan bahkan Nimrod, pembangun Babel.

Kehadiran para raksasa Pasca Air Bah ini menimbulkan banyak pertanyaan, beberapa di antaranya karena di dalam 2 Petrus 2:5 disebutkan bahwa semua orang fasik sudah dibinasakan dalam penghancuran Air Bah zaman Nuh, dan Kejadian 7 menegaskan bahwa semua makhluk, kecuali mereka yang ada di dalam bahtera, tewas dalam Air Bah, termasuk Nephilim generasi pertama, Eljo, dan Elioud.

Baca: Kitab Para Raksasa

Jadi bagaimanakah mereka (dan apakah mereka?) datang kembali? Dan apakah peristiwa ini berhubungan dengan eksistensi gerbang-gerbang metafisika?

Beberapa ahli Alkitab percaya bahwa jawaban dari terjadinya “serangan kedua” (dan di masa depan) kemunculan kembali ras raksasa Nephilim adalah sangat sederhana – para Malaikat Pengawas yang berbeda, mengulangi kembali dosa-dosa yang sama yang diperbuat saudara-saudara malaikat mereka Pasca Air Bah, dan melahirkan kembali ras Nephilim. Para sarjana Ibrani menunjukkan bahwa kalimat dari Kejadian 6:1-2 (TB) “Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak-anak Elohim melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka,” dapat juga secara akurat diterjemahkan: “Setiap kali manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi,” dan dengan demikian dosa-dosa para Malaikat Pengawas bisa saja (dan dapat) diulangi lagi dan lagi Pasca Air Bah.

Kejadian 6:4 mungkin menyiratkan hal ini ketika mengatakan, “Pada waktu itu [hari-hari sebelum Air Bah] orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya [sesudah Air Bah], ketika anak-anak Elohim menghampiri anak-anak perempuan manusia [lagi?], dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan.”

Jika ini adalah cara bagaimana raksasa bisa kembali lagi ke bumi segera sesudah Air Bah, mungkin masuk akal bahwa lebih sedikit raksasa yang dihasilkan sebagai generasi kedua ini karena para Malaikat Pengawas telah menyadari dan takut menghadapi penghakiman seperti yang menimpa saudara-saudara mereka – Malaikat Pengawas yang pertama kali turun ke bumi pada zaman Yared – yang sekarang dipenjarakan di dalam Tartarus dan dirantai “dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar” (Yudas 1:6).

2 Petrus 2:4 (ILT) Sebab, jika Elohim tidak berbelaskasihan atas malaikat-malaikat yang telah berdosa, sebaliknya, Dia malah menyerahkan ke dalam belenggu kegelapan dengan melemparkannya ke dalam Tartarus untuk ditahan sampai penghakiman;

Kemungkinan kedua dan yang lebih menarik tentang bagaimana para raksasa bisa muncul kembali Pasca Air Bah, mungkin melibatkan okultisme para Malaikat Pengawas dan kemungkinan bahwa sihir tingkat tinggi digunakan untuk “membangkitkan” Nephilim yang sudah mati untuk kembali ke dalam tubuh daging. Sementara beberapa orang mungkin menganggap pemikiran ini terlalu luar biasa untuk dipahami, ada alasan untuk diterima, setidaknya kemungkinan.

Bagaimana dapat terjadi? Menurut Kitab Yobel 8:1-5, Kainam, cucu Nuh menemukan rahasia kuno dari para Malaikat Pengawas, segera sesudah peristiwa Air Bah:

Kitab Yobel 8:1-4
1. Dalam Yobel kedua puluh sembilan, dalam minggu pertama, [1373 A.M.] pada mulanya Arpachshad mengambil bagi dirinya seorang istri dan namanya Râsû’ĕjâ, anak perempuan Sûsân, anak perempuan Elam, dan dia melahirkan baginya seorang anak laki-laki pada tahun ketiga dalam minggu ini, [1375 A.M.] dan dia menyebut namanya Kâinâm.
2. Dan anak itu bertumbuh besar, dan ayahnya mengajar dia menulis, dan dia pergi untuk mencari baginya suatu tempat di mana dia dapat menguasai bagi dirinya sebuah kota.
3. Dan dia menemukan suatu tulisan yang oleh (generasi-generasi Pra Air Bah) sebelumnya diukir di batu. Dan dia membaca apa yang ada di atasnya, dan dia menyalinnya dan berdosa karena hal itu. Karena itu mengandung ajaran para Malaikat Pengawas yang dengannya mereka biasa mengamati pertanda-pertanda matahari dan bulan dan bintang-bintang di dalam semua tanda-tanda langit.
4. Dan dia menuliskannya dan tidak mengatakan apa-apa tentang hal itu, karena dia takut berbicara kepada Noach mengenai itu, supaya jangan dia marah kepadanya karena hal tersebut.

Ajaran rahasia para Malaikat Pengawas yang ditemukan oleh Kainam mungkin mengandung rumusan untuk membangkitkan roh Nephilim yang sudah mati, menggunakan “ranjang sihir” dan “gelang ajaib” (jika Kitab Yobel, yang dianggap kanon Kitab Suci oleh sebagian gereja, dan dihormati oleh orang Yahudi, bisa dipercayai).

Alkitab sendiri tampaknya menyinggung seni sihir kegelapan kuno ini, meskipun pengetahuan itu hari ini mungkin hanya terbatas di dalam ordo-ordo Okultis seperti Freemasons, yang mengklaim memiliki kemampuan mistis untuk membangkitkan “Osiris” dari dunia orang mati.

Baca: Arsitektur Cyclopean | Freemasons dan Mata Ketiga Cyclops

Nabi Ibrani Yehezkiel menuliskan pernyataan penting tentang “gelang sihir” (kesatot), yang secara tersamar digunakan untuk mengusir (mengeluarkan secara ajaib) jiwa-jiwa manusia, yang tampaknya bertujuan untuk menggantikan roh mereka dengan roh-roh yang dibangkitkan dari antara orang mati (seperti halnya Rephaim atau Nephilim yang sudah mati).

Yehezkiel 13:18 (TB) Katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah dukun-dukun perempuan, yang mengikatkan tali-tali azimat (Ibrani: kesatot) pada semua pergelangan dan mengenakan selubung (Ibrani: mispachot) pada kepala semua orang, tua atau muda, untuk menangkap jiwa orang. Apakah kamu hendak menangkap jiwa orang yang termasuk umat-Ku dan membiarkan orang-orang lain hidup untuk kepentinganmu? 19. Kamu melanggar kekudusan-Ku di tengah-tengah umat-Ku hanya demi beberapa genggam jelai dan beberapa potong roti, dengan membunuh orang-orang yang tidak patut mati, dan membiarkan hidup orang-orang yang tidak patut hidup, dalam hal kamu berbohong kepada umat-Ku yang sedia mendengar bohong. 20. Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan menentang tali-tali azimatmu (Ibrani: kesatot), dengan mana kamu menangkap jiwa orang dan Aku akan mengoyakkannya dari tanganmu dan melepaskan seperti burung-burung, orang-orang yang kamu tangkap.

Pembanding:

Yehezkiel 13:18-20 (ILT) dan engkau harus mengatakan: Beginilah Tuhan YAHWEH berfirman: Celakalah yang merajut tali-tali (Ibrani: kesatot) pada semua pergelangan tangan, dan yang membuat kerudung panjang (Ibrani: mispachot) untuk setiap orang menurut ketinggiannya, untuk memburu jiwa-jiwa! Apakah kamu memburu jiwa-jiwa umat-Ku, dan apakah kamu akan menyelamatkan (Ibrani: chayah; menghidupkan kembali dari kematian) jiwa-jiwa yang hidup bagi dirimu? … sehingga menyebabkan kematian orang-orang yang tidak seharusnya mati, dan menyelamatkan hidup [menghidupkan kembali jiwa-jiwa] orang-orang yang tidak seharusnya hidup … ? Oleh karena itu, beginilah Tuhan YAHWEH berfirman: Lihatlah, Aku menentang tali-talimu (Ibrani: kesatot; gelang sihir yang digunakan untuk mengikat dan melepaskan jiwa-jiwa) yang dengannya kamu sedang memburu jiwa-jiwa di sana, dengan menerbangkannya (Ibrani: parach; “menerbangkannya,” atau alternatifnya “mengeluarkan dari dalam tanah”). Dan Aku akan melepaskan mereka dari genggaman tanganmu dan melepas pergi jiwa-jiwa, yaitu jiwa-jiwa yang sedang kamu buru, untuk menerbangkannya lagi.

“Kesatot” adalah gelang sihir yang dipakai di lengan, yang penggunaannya berhubungan dengan kontainer atau wadah yang disebut “kiste.” Di mana pun “kiste” diukirkan pada sarkofagus (peti mati mummi), itu digambarkan sebagai wadah sakral (penjara bagi roh?) dengan seekor ular mengintip melalui tutupnya yang terbuka. Bagaimana cara kerja sihir ini dan dengan cara bagaimana roh seseorang dikeluarkan dan digantikan dengan roh-roh orang mati masih merupakan sebuah misteri (kecuali, sekali lagi, para okultis modern memiliki mantera Iblisi yang mereka kuasai saat ini).

Baca: Para Tawanan di Markas Bawah Tanah Dulce, New Mexico

Pan, makhluk hybrid dewa setengah manusia-setengah kambing yang menjaga pintu masuk ke “pintu-pintu gerbang neraka” yang ada di kaki gunung Hermon – yang di bawahnya para Rephaim (Nephilim yang sudah mati) dipenjarakan – kadang-kadang digambarkan menendang tutupnya supaya terbuka dan membiarkan ular (roh?) itu keluar. Ular-ular yang dilepaskan itu kemudian digambarkan sedang diperbudak, melingkar di sekeliling tangan dan kaki, dan terikat di rambut perempuan-perempuan Bacchae, hamba-hamba dewa Iblis, Dionysus.

pan-grotto-2
Pintu Gerbang Neraka di kaki Gunung Hermon

Penjelasan lebih dalam tentang dewa Pan, baca:

Bagaimana pun penggambaran dewa Pan ini, ular-ular, roh-roh yang dipenjarakan, dan kesatot sihir dan kiste benar-benar mewakili, peneguhan penting dari sifat-sifat magis yang dimiliki mereka. Ini dibahas dalam buku ilmiah Scripture and Other Artifacts, tulisan Phillip King dan Michael David:

Dalam ayat-ayat penutupan Yehezkiel 13, sang nabi mengalihkan perhatiannya kepada praktek-praktek sihir yang detail-detailnya tidak jelas. Dua istilah kunci adalah “kesatot” (gelang sihir) dan “mispachot” (kerudung panjang) … Kesatot dikenakan pada lengan, sementara mispachot dibuat “untuk kepala setiap orang menurut ketinggiannya” (?), yang dipahami memiliki arti “di kepala setiap orang dengan tinggi badan berapa pun” [termasuk manusia-manusia berbadan sangat besar; para raksasa, keturunan dari para Malaikat Pengawas] …

Yehezkiel 13:18 (ILT)  dan engkau harus mengatakan: Beginilah Tuhan YAHWEH berfirman: Celakalah yang merajut tali-tali (Ibrani: kesatot) pada semua pergelangan tangan, dan yang membuat kerudung panjang (Ibrani: mispachot) untuk setiap orang menurut ketinggiannya, untuk memburu jiwa-jiwa! Apakah kamu memburu jiwa-jiwa umat-Ku, dan apakah kamu akan menyelamatkan jiwa-jiwa [Rephaim] yang hidup bagi dirimu?

Dalam zaman modern ini, penemuan arkeologi dan teks-teks dari Babilonia pada khususnya telah menjelaskan lebih lanjut tentang apa yang mungkin terlibat: G. A. Cooke menunjukkan patung-patung wanita Hellenistik dari Tell Sandahannah (Mareshah) di Palestina dengan kawat dilingkarkan pada lengan dan pergelangan kaki mereka … dan teks magis dari Babilonia yang berbicara tentang wol putih dan hitam yang diikatkan kepada seseorang atau ranjang seseorang. … J. Herrmann [menunjukkan] bahwa kedua kata dapat dihubungkan dengan kata kerja dalam bahasa Akkadian, “kasu” dan “sapabu,” yang masing-masing artinya “untuk mengikat” dan “untuk melepaskan.” Herrmann juga memperhatikan teks-teks di mana kedua kata kerja ini digunakan, khususnya dalam pengertian magis. … Ini menunjukkan bahwa, apa pun objek-objeknya, fungsi mereka adalah sebagai “pengikat” dan “melepaskan” dalam arti magis, dengan kata lain artinya menyerang dan pertahanan [dari roh] di dalam ilmu sihir. [iii]

Teks dalam Yehezkiel diyakini secara khusus mengacu kepada sihir Dionysian atau Bacchanalian, yang penting artinya dalam konteks dua bagian yang bertalian dari “mengikat” dan “melepaskan” dalam pertanyaan Elohim kepada Ayub dalam:

Ayub 38:31 (AYT) Dapatkah kamu mengikat rangkaian bintang Kartika (Ibrani: kiymah; rasi Pleiades), atau melepas ikatan bintang Belantik (Ibrani: kesiyl; rasi Orion)?

Bagian pertama dari tantangan Elohim kepada Ayub di sini melibatkan (pintu gerbang) rangkaian bintang (Stargate) Pleiades, yang dalam mitologi mewakili tujuh saudari atau guru dari bayi Dionysus, pendeta-pendeta wanita yang memakai kesatot dan kiste untuk secara magis “mengikat” roh-roh yang oleh Yehezkiel dikatakan bahwa Elohim akan “melepaskannya.”

pleiades-7
Rasi Pleiades

Bagian kedua dari tantangan Elohim kepada Ayub punya makna setara, “Dapatkah kamu … melepas ikatan (pintu gerbang) bintang (Stargate) Orion?” Penyelidikan beberapa tahun terakhir telah membuat temuan menarik yang menunjukkan bahwa Dataran Tinggi Giza, Mesir – yang menurut Zahi Hawass (mantan Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir) dikenal orang Mesir kuno sebagai “Rumah Osiris, dewa penguasa lorong-lorong bawah tanah/dunia orang mati” – dirancang dalam pola yang mencerminkan konstelasi Orion. Tiga piramida Giza terlihat jelas ditata dalam pola yang mencerminkan tiga bintang sabuk (pengikat) Orion, yang bukan lain adalah representasi Osiris di langit.

orion-hunter-7
Orion, Rasi Pemburu Raksasa. Bintang Alnitak, Alnilam dan Mintaka membentuk pengikat (sabuk) Orion.
giza_orion-600
Kesejajaran Piramida-piramida Giza dengan sabuk Orion (bintang Alnitak, Alnilam, Mintaka)

Dalam mitologi Yunani, dewa Orion (Osiris) jatuh cinta dengan adik Apollo, Diana (Artemis). Apollo tidak menyukai hubungan mereka ini dan dengan tipu daya membuat Diana menembakkan anak panah ke kepala Orion. Ketika Diana mengetahui apa yang telah dia lakukan, Diana menempatkan Osiris yang sudah mati di antara bintang-bintang dan mengubahnya menjadi konstelasi Orion. Sejak saat itu, Orion dianggap sebagai “Jiwa dari Osiris.”

Sejarah kuno yang ada sebelumnya menghubungkan rasi Orion dengan legenda Sumeria, Gilgamesh, yang diidentifikasi di dalam Alkitab sebagai Nimrod – raksasa “pemburu perkasa” di hadapan YAHWEH – figur fantastis yang membangun Stargate Menara Babel dan yang dalam mitologi terkemudian, juga disebut Osiris dan Apollo.

gilgamesh
Raksasa Gilgamesh digambarkan mengangkat singa dengan memakai gelang magis (kesatot) di lengannya.

Jika Ayub 38:31 ditafsirkan dalam konteks astrologi dan mitologi kuno, itu memiliki arti: Elohim bertanya kepada Ayub apakah ia bisa mengikat gelang sihir (kesatot?) dari Dionysus-Osiris atau melepaskan ikatan (mispachot?) dari sang Pemburu Perkasa, raksasa Orion / Gilgamesh / Nimrod / Osiris / Apollo?

Ayub 38:31 Dapatkah engkau mengikat gugusan bintang Pleiades, dan membuka ikatan bintang Orion?

Apa yang berpotensi lebih eksplosif adalah kemungkinan implikasi mendalam dari teks ini, bahwa tidak hanya Elohim sanggup melakukan hal ini – yakni, melepaskan kuasa-kuasa (atau pasukan-pasukan) yang terikat di Giza dan konstelasi Orion – namun itu, jika waktunya sudah tiba, akan Dia lakukan pada Akhir Zaman. Pikirkan Wahyu 9.

Baca: Pesan Tersembunyi Konstelasi Orion, Cetak Biru Bangunan-bangunan Purbakala Peninggalan Nephilim

Aspek lain yang menarik terkait dengan sihir kuno para Malaikat Pengawas dan upaya untuk menjelmakan para raksasa atau “dewa-dewa” dalam tubuh daging mungkin dapat dihubungkan dengan ranjang-ranjang sihir dan ritual-ritual kesuburan, seperti tempat tidur raksasa Raja Og (Ulangan 3:11) dan sebuah tempat tidur identik yang ditemukan di lokasi Menara Babel.

Ulangan 3:11 (ILT)  Sebab hanya Og, raja Basan, yang tinggal hidup dari sisa-sisa manusia raksasa (Ibrani: Rephaim; raksasa). Lihatlah ranjangnya adalah ranjang dari besi; bukankah itu masih ada di kota Raba bani Amon? Sembilan hasta panjangnya dan empat hasta lebarnya, menurut hasta manusia biasa.”

Dr. Michael S. Heiser, dalam buku barunya yang berjudul “The Unseen Realm: Recovering the Supernatural Worldview of the Bible“, mencatat:

Bagi para pembaca Israel kuno yang menerima perintah-perintah dalam bahasa Ibrani dan dengan sudut pandang dunia kuno, termasuk pemahaman bahwa musuh-musuh supernatural Israel ada hubungannya dengan peristiwa-peristiwa Pra Air Bah di Mesopotamia, beberapa hal dalam kutipan singkat ini akan segera menjadi jelas. Tak satu pun dari kutipan ini yang memiliki arti jelas dalam terjemahan bahasa Inggris (atau Indonesia).

Pertama, penghubung masa lalu paling jelas mengenai polemik Babilonia adalah ranjang Og (Ibrani: ‘eres). Ukurannya (9×4 hasta) sama persis dengan ranjang ritual yang ditemukan di ziggurat Babilonia kuno yang disebut Etemenanki – yakni ziggurat yang paling banyak diidentifikasi para arkeolog sebagai Menara Babel seperti yang disebutkan dalam Alkitab. Ziggurat berfungsi sebagai kuil dan tempat kediaman ilahi (dewa-dewa). Ranjang-ranjang yang luar biasa besar di Etemenanki diletakkan di tempat yang disebut “rumah ranjang” (bit erši). Ini adalah tempat di mana dewa Marduk dan istri ilahinya, Zarpanitu, bertemu setiap tahun untuk melakukan ritual seksual/bercinta, dengan tujuan [prokreasi] berkat ilahi ke atas bumi.

Para ahli sangat terkejut dengan korelasi yang persis. Sulit untuk tidak menyimpulkan bahwa, seperti Kejadian 6:1-4, demikian juga dengan Ulangan 3, mereka yang menyelesaikan dan menyatukan kitab-kitab Perjanjian Lama pada waktu pengasingan di Babel, sedang menghubungkan antara Marduk dengan Og dalam cara ini. Fakta yang paling transparan adalah mereka bertubuh raksasa. Og dikatakan sebagai yang terakhir dari ras Rephaim – sebutan yang berhubungan dengan ras Anakim (raksasa Enak) dan suku-suku raksasa kuno lainnya di seberang sungai Yordan (Ulangan 2:11,20). Marduk, seperti dewa-dewa lainnya di zaman kuno, digambarkan sebagai manusia super dalam hal ukuran … Ukurannya kira-kira 6 kaki x 13 kaki … (1,83 meter x 3,96 meter)

Doak terus melanjutkan dan menunjukkan bahwa para sarjana yang telah melihat hubungan ini menyimpulkan bahwa titik kesesuaian dimensi adalah bahwa penulis Alkitab ingin membandingkan antara Og dengan pelacur ritual kuno. Hal ini tidak hanya merupakan rujukan yang janggal, namun gagal untuk mempertimbangkan polemik Babilonia yang lebih luas yang terhubung sebelumnya dengan Kejadian 6 …

Ritual perkawinan sakral terdiri dari berkat kesuburan baik bagi tanah maupun penduduknya. Ritual juga menyangkut mempertahankan tatanan kosmis yang ditetapkan oleh para dewa. Akibatnya, selain elemen raksasa, hubungan antara Og dan Marduk melalui ukuran ranjang mungkin juga mengirim pesan tentang pemahaman bahwa Og adalah pewaris dan pelestari pengetahuan Babel dan tatanan kosmik dari sebelum Air Bah. Ini tentu saja menghubungkannya kembali dengan Kejadian 6:1-4 dan polemik “Apkallu” tersebut. Dalam hal apapun, ukuran ranjang Og tidak dapat dipakai sebagai indikasi tepat dari dimensi Og sendiri. Ada banyak hal lain lagi yang berperan di sini. [iv]

Sementara Dr. Heiser tidak mempertimbangkan apakah ranjang-ranjang ini memainkan peranan selain ritual-ritual simbolisme kesuburan, nama istri Marduk, Zarpanitu (alternatif zēr-bānītu) juga ditafsirkan sebagai “dewi pencipta benih/sperma” dan berhubungan dengan kesuburan literal, dan kemungkinan pemikiran kuno tentang kelahiran ilahi.

Meskipun ritual Marduk secara khusus menghubungkan ranjang raksasa Og dan ranjang-ranjang identik yang ada di ziggurat Menara Babel dengan kebangkitan kembali ras raksasa Rephaim ke dalam tubuh daging tidak dapat dibuktikan pada saat ini, namun ini sangat sugestif di dalam pikiran sang penulis.

ziggurat-emenanki
Ziggurat Etemenanki (model)

Salah satu tradisi Ibrani kuno menyebutkan, raja Og yang akhirnya dibunuh oleh Musa merupakan raksasa (Nephilim) yang berhasil menyelamatkan diri dari penghukuman Air Bah.

Sihir kuno yang dilakukan dengan tujuan “membangkitkan para raksasa/orang-orang perkasa” supaya hidup kembali, ada di dalam inti banyak tema mitologi kuno, termasuk Mesir dan ordo Freemasonic modern.

Mungkin inilah sebabnya para sarjana Alkitab yang menyusun Alkitab Douay-Rheims menterjemahkan doa nabi Yesaya, “Let not the dead live, let not the giants rise again” (Jangan biarkan yang mati bangkit kembali, jangan biarkan para raksasa bangkit kembali) Yesaya 26:14 (DRB).

Pembanding:

Yesaya 26:14 (ILT)  Orang-orang mati tidak akan hidup (Ibrani: chayah; menghidupkan kembali dari kematian) [kembali], roh-roh orang mati (Ibrani; Rephaim; para Raksasa) tidak bangkit [kembali], oleh karena itu Engkau melawat dan melenyapkan mereka, dan menghancurkan semua ingatan terhadap mereka.

“Roh-roh orang mati” bahasa aslinya “Rephaim” (H7496); diterjemahkan roh-roh, hantu dari yang sudah mati, bayangan, namun seringkali diterjemahkan sebagai “para Raksasa” (Rephaim).

Ayat Yesaya 26:14 ini berbicara tentang penghukuman Nephilim dalam Air Bah, maupun penghancuran Rephaim oleh Musa dan bangsa Israel.

israel-map4

Ulangan 2:11 (ILT) Mereka itu pun dikira raksasa (Ibrani: Rephaim), seperti orang Enak (Ibrani: Anakim), tetapi orang Moab menyebut mereka orang Emim.
Ulangan 2:20 (ILT) Negeri ini pun dikira orang negeri raksasa (Ibrani: Rephaim), karena dahulu (Ibrani: paniym; dahulu kala) manusia raksasa (Ibrani: Rephaim) diam di sana, tetapi orang Amon menyebut mereka orang Zamzumim, yaitu bangsa yang besar dan banyak jumlahnya, dan tinggi seperti orang Enak (Ibrani: Anakim), tetapi YAHWEH telah memusnahkan mereka dari hadapannya dan mereka mengambil alih serta mendiami sebagai gantinya.

Next: “Apa” Yang Hendak Mereka Bangkitkan di CERN dan di Switzerland?

[Bab 1] [Bab 2] [Bab 3] [Bab 4] [Bab 5] [Bab 6] [Bab 7]

Referensi:

[i] Gary Stearman, Prophecy in the News Magazine (October 2013) 11.

[ii] raidersnewsupdate.com/labyrinth8

[iii] Philip J. King, Michael David Coogan, J. Cheryl Exum, Lawrence E. Stager, Scripture and Other Artifacts: Essays on the Bible and Archaeology in Honor of Philip J. King (Westminster John Knox, 1994), 121.

[iv] Michael S. Heiser, The Unseen Realm: Recovering the Supernatural Worldview of the Bible (First Edition.; Bellingham, WA: Lexham Press, 2015), 198–199.

How Resurrection ‘Science’ Works? To Raise Rephaim… and King of Abyss

Magic Bands

Literatur terkait:

Gilgal Rephaim: Monumen “Stonehenge” Purbakala di Timur Tengah

Pintu Gerbang Neraka, Pan, dan Gereja Yesus

Geografi Paranormal Tanah Israel

CERN–LHC: Usaha Membuka Pintu Gerbang Neraka?

Pesan Tersembunyi Konstelasi Orion, Cetak Biru Bangunan-bangunan Purbakala Peninggalan Nephilim

Kitab Henokh: Kisah Nyata Malaikat dan Asal-usul Setan

Kitab Henokh: Buku untuk Generasi Akhir Zaman

Kitab Para Raksasa

Jejak Kaki Raksasa yang Ditemukan di Seluruh Dunia

Hari-hari pada Zaman Nuh adalah Hari-hari pada Zaman Nephilim: Itu Akan Terjadi Kembali

Arsitektur Cyclopean | Bangunan Peninggalan Raksasa Nephilim Pra-Banjir Besar

Koneksi Roswell dan Gunung Hermon: Alien adalah Iblis