Hari TUHAN

Talmidim Yeshua HaMashiach

Parashat VeZot HaBerakhah “Dan Inilah Berkat”

ULANGAN-COVER-PRINT
Alkitab Interlinear ULANGAN Ibrani Inggris Indonesia

Bacaan Torah minggu ke-54

Parashat Vezot HaBerakhah “Dan Inilah Berkat”

וְזֹאת הַבְּרָכָה

  • Torah: Ul. 33:1-34:12
  • Haftarah: Yos. 1:1-18
  • Brit Chadashah: Why. 22:1-5

Ringkasan Bacaan Torah:

Dalam parashah pekan lalu (Ha’azinu), Musa mengajarkan shirah (nyanyian) profetik kepada orang Israel yang menubuatkan sejarah Israel dan dengan tegas memperingatkan orang Israel untuk tidak menyimpang dari jalan yang diperintahkan Elohim kepada mereka. Sekarang, tepat sebelum dia akan mati, Musa ingin memberkati suku-suku Israel dan memuji YHVH untuk pemeliharaan-Nya atas bangsa yang baru terbentuk ini.

Parashah dimulai dengan :

וְזֹ֣את הַבְּרָכָ֗ה אֲשֶׁ֨ר בֵּרַ֥ךְ מֹשֶׁ֛ה אִ֥ישׁ הָאֱלֹהִ֖ים אֶת־ בְּנֵ֣י יִשְׂרָאֵ֑ל לִפְנֵ֖י מוֹתֽוֹ׃

vezot haberakhah ‘asher berakh Mosheh ‘ish ha’elohim ‘et- beni Yisra’el lifnei moto.

“Dan inilah berkat yang Mosheh, hamba Elohim, memberkati » anak-anak Yisra’el di hadapan kematiannya” (Ulangan 33:1).

Bagian Torah minggu ini (dibaca pada Simchat Torah) disebut Vezot HaBerakhah (“dan inilah berkat”), yang juga merupakan bagian terakhir dari seluruh Torah. Setelah membaca bagian ini, kita akan “memutar ulang gulungan kitab” kembali ke parashat Bereshit untuk mulai membaca lagi gulungan kitab itu dari awal. Kita melakukan ini setiap tahun karena Talmud Torah – studi Torah – adalah sebuah tindakan berulang yang memperlengkapi kita untuk memahami Kitab-kitab Suci dengan lebih baik – termasuk Perjanjian Baru …. Dalam hubungan ini, menarik untuk dicatat bahwa huruf pertama dalam Torah adalah Bet (בּ) dalam kata בְּרֵאשִׁית bereshit (dalam permulaan), dan huruf terakhir dari Torah adalah Lamed (ל) dalam kata Yisra’el (יִשְׂרָאֵל). Dengan menyatukan kedua huruf Ibrani ini, kita mendapatkan kata lev (לֵב), “hati,” yang menunjukkan bahwa seluruh Torah – dari huruf pertama hingga huruf terakhir – mengungkapkan hati dan kasih Elohim bagi kita. (Demikian juga, huruf pertama dari Alkitab adalah Bet (בּ), seperti yang dijelaskan di atas, dan huruf terakhir adalah Nun (ן) dalam kata אָמֵן amen, yang bila disatukan akan membentuk kata בּן ben (anak laki-laki, putra) sehingga seluruh Alkitab – dari permulaan hingga akhir – menyingkapkan Pribadi Elohim Putra (בֶּן) – yakni, Yeshua – bagi kita.)

Vezot HaBerakhah berisi kata-kata terakhir Musa kepada orang Israel sebelum kematiannya di Gunung Nebo di tanah Moab. Menurut midrash, ketika Elohim datang dan memberitahu Musa untuk bersiap-siap meninggalkan dunia ini, dia memohon kepada Elohim dengan berkata, “Tunggu sampai aku memberkati Israel. Sepanjang hidupku mereka tidak memiliki pengalaman yang menyenangkan bersama aku, karena aku terus-menerus menegur mereka dan memperingatkan mereka untuk takut akan YHVH dan memenuhi perintah-perintah. Aku tidak ingin meninggalkan dunia ini sebelum aku memberkati mereka” (Ginzberg: Legenda orang Yahudi).

Oleh karena itu bagian ini dimulai dengan, “Dan inilah berkat (וְזֹאת הַבְּרָכָה vezot haberakhah) yang Mosheh, hamba Elohim (אִישׁ הָאֱלֹהִים ‘ish ha’elohim), memberkati » anak-anak Yisra’el di hadapan kematiannya” (Ul. 33:1). Tidak jelas apakah berkat Musa ini belakangan ditambahkan kepada Kitab Ulangan oleh seorang juru tulis, atau jika Musa sendiri yang menulis tentang dirinya sendiri sebagai orang ketiga; meskipun demikian, berkat itu dimulai dengan kiasan puitis tentang Elohim menyinarkan Cahaya Ilahi dari Sinai:

Dan dia berkata, “YHVH datang dari Sinai dan Dia terbit (זָרַח zarach) dari Se’ir bagi mereka, Dia bersinar dari Gunung Paran, dan Dia tiba dari puluhan ribu para kudus, dari tangan kanan-Nya hukum berapi (אֵשׁדָּת ‘eshdat) bagi mereka” (Ul. 33:2).

Berkat berlanjut dengan menyatakan bahwa pewahyuan Elohim didasarkan pada kasih-Nya: “Sungguh, yang menimang (חֹבֵב chovev) umat, semua orang kudus-Nya ada di dalam tangan-Mu, dan mereka, mereka duduk di kaki-Mu, dia akan mengangkat kata-kata-Mu. Mosheh memerintahkan Torah kepada kita, suatu warisan (מוֹרָשָׁה morashah) jemaah Ya’aqov” (Ul 33:3-4). Menurut orang-orang bijak, kata yang diterjemahkan sebagai “warisan” dalam ayat ini (yaitu, morashah) mengacu kepada suatu warisan spiritual (ketimbang warisan fisik) yang akan tinggal selamanya. Maimonides lebih lanjut mencatat bahwa ayat tersebut merujuk kepada “jemaah” (קְהִלָּה qehillah) Yakub, tidak secara eksklusif kepada “benih” (yaitu, keturunan-keturunan alami) dari orang-orang Yahudi …. Ini menyiratkan bahwa Torah akan menjadi warisan bagi semua orang yang akan berjemaah dengan Yakub. Karena itu, semua orang yang “dicangkokkan” kepada Israel adalah anggota “jemaah Elohim” (Yoh 10:16; Rom 11:16-14).

Pewahyuan di Sinai adalah pentahbisan Elohim sebagai Raja Israel yang pengasih:

“Dan Dia adalah raja di Yeshurun (יְשֻׁרוּן nama puitis bagi Yisra’el yang berasal dari kata kerja yashar, yang berarti “lurus” atau “jujur”), dalam kepala-kepala umat berkumpul bersama-sama suku-suku Yisra’el” (Ul. 33:5). Ada beberapa diskusi di antara para orang bijak tentang mengapa Musa memberkati suku-suku menurut urutan yang dia lakukan, dan mengapa suku Simeon hilang (lihat komentar di bawah). Baik Yakub maupun Musa tidak memberkati anak-anak Israel sesuai dengan urutan kelahiran mereka, meskipun keduanya dimulai dengan Ruben sebagai putra sulung Yakub dan Lea (bandingkan berkat Yakub atas suku-suku dalam Kejadian 49:1-28).

Nachmanides berkomentar bahwa urutan berkat itu bersifat profetik karena mereka mengikuti pemukiman suku-suku di kemudian hari. Jadi, misalnya, Ruben disebutkan pertama kali karena ia adalah suku pertama yang menetap di Gilead, sebelah timur Yordan (Yos. 13:15-23). Yehuda disebutkan selanjutnya karena dia adalah orang pertama yang menetap di Tanah Perjanjian itu sendiri (Yos 15; Hakim 1:2). Mengenai mengapa Simeon tidak disebutkan, diperkirakan bahwa ini akibat insiden di Shekhem ketika Lewi dan Simeon secara brutal membalaskan dendam atas pemerkosaan saudari mereka, Dinah (Kej. 34), atau barangkali karena peran utama Simeon dalam dosa Baal Peor (Bil. 25:1-14). Suku Lewi menjalani teshuvah (seperti yang disebutkan Musa dalam Ul. 33:9 karena mereka menolak untuk berpartisipasi dalam dosa Anak Lembu Emas), sedangkan suku Simeon tidak. Ketika itu terjadi, suku Simeon kemudian membaur ke dalam suku-suku Israel lainnya dan tidak memiliki wilayahnya sendiri, sedangkan suku Lewi menjadi guru-guru Torah yang berkeliling di Israel (Ul. 33:10). Musa melanjutkan untuk memberkati suku-suku yang tersisa, dengan pernyataan penutup, “Berbahagialah engkau, Yisra’el, siapakah yang seperti engkau? Suatu umat yang diselamatkan oleh YHVH, perisai pertolonganmu dan yang adalah pedang kebanggaanmu, dan musuh-musuhmu akan menyangkal kepadamu, dan engkau, di atas tempat-tempat tinggi mereka engkau akan menginjak” (Ul. 33:29).

Setelah memberkati suku-suku Israel, Musa pergi dari dataran Mo’av untuk mendaki Gunung Nebo, di mana YHVH secara supranatural menyingkapkan kepadanya seluruh Tanah Perjanjian. Sementara Musa menyaksikan kemuliaan negeri itu, YHVH berfirman kepadanya, “Inilah negeri yang Aku telah bersumpah kepada Avraham, kepada Yitzhaq, dan kepada Ya’aqov, dengan berkata: Kepada benihmu Aku akan memberikan dia. Aku akan membuat engkau melihat dengan matamu, dan ke sana engkau tidak akan melintas” (Ul. 34:4). Midrash menceritakan bahwa Musa kemudian berdebat dengan YHVH untuk hidupnya dan berusaha untuk membalikkan keputusan awal YHVH dengan memohon melalui Tiga Belas Atribut Belas Kasihan yang tersirat dalam Nama YHVH (יהוה). Namun, Elohim menolak permintaan Musa karena enam dosa serius yang telah ia lakukan. Pertama, Musa awalnya menolak untuk membebaskan orang-orang Yahudi (Kel. 4:13) dan kemudian menuduh Elohim membuat kondisi-kondisi menjadi buruk bagi Israel dengan tidak segera membebaskan bangsa Israel (Kel. 5:23). Setelah Eksodus itu sendiri, Musa menguji YHVH dua kali selama pemberontakan Korah (Bil. 16:29-30) dan lebih lanjut memfitnah bangsa Israel pada dua kesempatan yang berbeda (Bil. 20:10; 32:14). Karena alasan-alasan ini Musa dilarang untuk memasuki Tanah Perjanjian dan mati di Gunung Nebo di negeri Moab. “Dan Mosheh, putra seratus dua puluh tahun, dalam kematiannya, matanya tidak pudar dan kesegarannya tidak hilang. Dan anak-anak Yisra’el menangisi » Mosheh di dataran-dataran gurun Mo’av tiga puluh hari, dan hari-hari tangisan perkabungan Mosheh berakhir” (Ul. 34:7-8). Elohim Sendiri yang menguburkan Musa di tempat yang tidak diketahui. Menurut tradisi Yahudi, Musa mati pada 7 Adar.

Yoshua putra Nun kemudian ditetapkan sebagai pengganti Musa di antara bangsa Israel dan Torah menyimpulkan dengan menegaskan bahwa: “Dan seorang nabi tidak bangkit lagi di Yisra’el seperti Mosheh, yang YHVH mengenal dia muka dengan muka (פָּנִים אֶל־ פָּנִים panim ‘el- panim), pada segala tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang YHVH mengirim dia untuk melakukan di negeri Mitzrayim, kepada Par’oh dan kepada seluruh hamba-hambanya dan kepada seluruh negerinya, dan pada seluruh tangan kuat dan pada seluruh ketakutan besar yang Mosheh lakukan di mata seluruh Yisra’el”

Tanggal Kematian Musa

Seperti disebutkan di atas, tradisi menyatakan bahwa Musa mati pada 7 Adar. Orang-orang bijak beralasan bahwa Israel berkabung selama 30 hari setelah kematian Musa sementara berkemah di dataran gurun Moab (Ul. 34:8), dan Kitab Yoshua dimulai dengan perintah Elohim untuk membawa orang-orang Yahudi menyeberangi Sungai Yordan, segera setelah 30 hari perkabungan (Yos 1:1-5). Orang-orang bijak beranggapan dibutuhkan waktu tiga hari bagi Israel untuk menyeberangi Sungai Yordan, dimulai pada 10 Nisan (Yos. 4:19). Mengurangi 33 hari dari waktu ini membawa kita kembali kepada tanggal 7 Adar.

Yasher Koach!

Pada penyelesaian ayat penutup dari masing-masing kitab Torah, merupakan tradisi bagi jemaah untuk berdiri sementara kata-kata terakhir dibacakan. Kemudian, dalam tindakan dramatis, pembaca Torah memberi isyarat kepada jemaah yang kemudian mulai berseru: Chazak, chazak, ve-nit chazek (חָזַק חָזַק וְנִתְחַזֵּק) – “Jadilah kuat, jadilah kuat, dan biarlah kita diperkuat!” Ini adalah seruan semangat untuk melanjutkan membaca kitab berikutnya, dan kembali ke bagian ini lagi pada waktunya. Mempelajari Torah adalah sebuah “lingkaran tanpa akhir” di mana kita berharap semakin memahami dan memahami kebenaran yang diwahyukan Elohim … Semoga YHVH menolong kita masing-masing …

Seruan Ibrani, “Yasher Koach!” (יָשֶׁר כּחַ) berarti “Semoga kekuatanmu teguh,” dan sering diucapkan untuk memberi selamat kepada orang-orang yang telah berhasil dalam studi Torah mereka. Bagi Anda yang telah mempelajari Torah selama satu tahun Yahudi terakhir ini, izinkan kami menyampaikan dengan tulus kepada Anda, “Yashar Koach!” Dan karena kita telah menyelesaikan seluruh siklus Torah untuk tahun ini, ada kebiasaan untuk merayakannya dengan menikmati pesta meriah (yakni, סִיּוּם siyyum), merayakan selesainya studi teks Kitab Suci Yahudi. Mempelajari Torah adalah sukacita besar, karena itu menyingkapkan kebenaran kepada kita dan membantu kita memahami YHVH yang Mulia. Seperti Raja Daud berkata:

תּֽוֹדִיעֵנִי֮ אֹ֤רַח חַ֫יִּ֥ים שֹׂ֣בַע שְׂ֭מָחוֹת אֶת־ פָּנֶ֑יךָ נְעִמ֖וֹת בִּימִינְךָ֣ נֶֽצַח׃

todi’eni ‘orach chaiyim sova’ semachot ‘et- paneikha ne’imot biminekha netzach.

“Engkau akan membuat aku mengenal jalur kehidupan (אֹרַח חַיִּים orach chaiyim), kepenuhan sukacita (שְׂמָחוֹת semachot) ada » di hadirat-Mu, di tangan kanan-Mu (yakni, dengan אֵשׁדָּת ‘eshdat, pengetahuan berapi di tangan kanan-Nya) ada kenikmatan senantiasa” (Mazmur 16:11).

Ringkasan Bacaan Haftarah:

Haftarah untuk V’zot HaBerakhah mencatat awal kepemimpinan Yoshua sebagai pengganti langsung Musa. Di sini, YHVH secara langsung menugaskan dia dan memerintahkan dia untuk menjadi “kuat dan berani” (chazak ve’ematz) tidak kurang dari tiga kali. YHVH mengakhiri penugasannya dengan kata-kata ini:

לֹֽא־ יָמ֡וּשׁ סֵפֶר֩ הַתּוֹרָ֨ה הַזֶּ֜ה מִפִּ֗יךָ וְהָגִ֤יתָ בּוֹ֙ יוֹמָ֣ם וָלַ֔יְלָה לְמַ֙עַן֙ תִּשְׁמֹ֣ר לַעֲשׂ֔וֹת כְּכָל־ הַכָּת֖וּב בּ֑וֹ כִּי־ אָ֛ז תַּצְלִ֥יחַ אֶת־ דְּרָכֶ֖ךָ וְאָ֥ז תַּשְׂכִּֽיל׃

lo- yamush sefer hatorah hazzeh mippikha vehagita bo yomam valayelah lema’an tishmor la’asot kekhol- hakkatuv bo ki- ‘az tatzeliach ‘et- derakhekha ve’az taskil.

“Gulungan kitab Torah ini tidak akan menjauh dari mulutmu, dan engkau akan merenungkan dalam dia siang dan malam, supaya engkau akan menjaga untuk melakukan seperti segala yang tertulis di dalam dia, karena kemudian engkau akan membuat berhasil » jalanmu dan kemudian engkau akan bertindak bijaksana”

הֲל֤וֹא צִוִּיתִ֙יךָ֙ חֲזַ֣ק וֶאֱמָ֔ץ אַֽל־ תַּעֲרֹ֖ץ וְאַל־ תֵּחָ֑ת כִּ֤י עִמְּךָ֙ יְהוָ֣ה אֱלֹהֶ֔יךָ בְּכֹ֖ל אֲשֶׁ֥ר תֵּלֵֽךְ׃ פ

halo tzivvitikha chazaq ve’ematz ‘al- ta’arotz ve’al- techat ki ‘immekha Adonai ‘eloheikha bekhol ‘asher telekh.

“Tidakkah Aku memerintahkan engkau? Kuatlah dan beranilah (chazak ve’ematz)! Jangan engkau takut dan jangan engkau gentar, bahwa YHVH Elohimmu bersama engkau di segala tempat ke mana engkau pergi” (Yosua 1:8-9).

Setelah penugasannya, Yoshua memerintahkan para pemimpin untuk mempersiapkan diri mereka untuk menaklukkan Tanah Perjanjian seperti yang diperintahkan oleh YHVH.

Ringkasan Brit Chadashah:

Bacaan dari pasal terakhir dari Brit Chadashah memberikan penglihatan akan “Yerusalem surgawi” dan Sungai Air Kehidupan yang mengalir melalui kota dari takhta Elohim dan Anak Domba. “Firdaus yang hilang” dipulihkan oleh kasih dan anugerah YHVH, Elohim Israel.

Hari TUHAN

Talmidim Yeshua HaMashiach

Kitab Henokh

Berita untuk Generasi Akhir Zaman