Hari TUHAN

Talmidim Yeshua HaMashiach

Parashat Balak “Penghancur”

Bacaan Alkitab minggu ke-40:

בָּלָק

Parashat Balak (“Penghancur”)

  • Torah: Bilangan 22:2-25:9
  • Haftarah: Mikha 5:6-6:8
  • Brit Chadashah: Roma 11:25-32; 2 Petrus 2

Ucapan Berkat Sebelum Studi Torah

Merupakan tradisi untuk mengucapkan kata-kata berkat sebelum melakukan studi Torah – Talmud Torah. Dalam ucapan berkat berikut ini, perhatikan kata la’asoq, yang artinya melibatkan diri, atau membenamkan diri (itu berasal dari akar kata Ibrani yang artinya “sibuk”). Jadi ucapan berkat ini adalah tentang “menyibukkan diri” dengan mempelajari Torah, memperhatikan baik-baik instruksi Elohim bagi kehidupan kita.

בָּרוּךְ אַתָּה יְהוָה אֱלֹהֵינוּ מֶלֶךְ הָעוֹלָם אֲשֶׁר קִדְּשָׁנוּ בְּמִצְוֹתָיו וְצִוָּנוּ לַעֲסוֹק בְּדִבְרֵי תוֹרָה

barukh ‘attah YHVH ‘eloheinu melekh ha’olam ‘asher qiddeshanu be’mitzvotav ve’tzivvanu la’asoq be’divrei torah

Diberkatilah Engkau YHVH Elohim kami, raja alam semesta, yang menguduskan kami dalam perintah-perintah-Mu dan memerintahkan kami untuk menyibukkan diri kami dalam kata-kata Torah.

Mengapa kata “la’asoq” (לעסוק) digunakan ketimbang “lomed” (mempelajari) dalam kata-kata berkat ini? Dikatakan bahwa meskipun tidak semua orang punya waktu atau energi untuk mempelajari Torah seperti yang dimaksud kata “lomed” (לומד), setiap orang dapat mengikuti, menghadiri, terlibat, dan membenamkan diri, atau dengan kata lain, sibuk dengan hal-hal yang berhubungan dengan praktek Torah.

Ringkasan Bacaan Torah

Parashah minggu lalu (Chukat) menceritakan bagaimana Sihon, raja orang Amori, dan Og, raja Bashan, berusaha mencegah orang-orang Yahudi melewati perbatasan mereka untuk sampai ke Tanah Perjanjian. Kedua raja itu memutuskan untuk berperang melawan orang Israel, dan keduanya dikalahkan secara telak.

Minggu ini kita mendapati Israel berkemah di sepanjang perbatasan Moab, sebelah timur Sungai Yordan.

Parashah dimulai:

Bilangan 22:2
וַיַּ֥רְא בָּלָ֖ק בֶּן־ צִפּ֑וֹר אֵ֛ת כָּל־ אֲשֶׁר־ עָשָׂ֥ה יִשְׂרָאֵ֖ל לָֽאֱמֹרִֽי׃

vaiyar Balaq ben- tzippor ‘et kol- ‘asher ‘asah Yisra’el la’emori

22:2 Dan Balaq anak Tzippor melihat » segala yang Yisra’el lakukan kepada orang Emor.

Siapa Balak? (בָּלָק)

Ingatlah bahwa Lot, keponakan laki-laki Abraham, diselamatkan dari kehancuran Sodom dan Gomora bersama kedua putrinya. Setelah melarikan diri dari daerah itu, mereka berlindung di sebuah gua, ketika kedua putri Lot membuat bapa mereka mabuk, melakukan hubungan seksual dengannya, dan menjadi hamil. Dua putra yang lahir dari penyatuan inses ini masing-masing akan menjadi bapa dari bangsa Moav (Moab) dan ben-Ammi (Amon).

Ketika orang-orang Moab mendengar tentang kekalahan raja-raja Amori, Sichon dan Og, mereka memutuskan untuk bergabung dengan musuh-musuh lama mereka, orang-orang Midian dengan tujuan membentuk front persatuan. Orang Moab kemudian mengangkat seorang raja baru, Tzur dari Midian, yang berganti namanya menjadi Balak. Mungkin orang Moab memilih seorang raja Midian karena Musa sendiri tinggal di sana selama bertahun-tahun bersama Yitro.

Raja Balak adalah seorang penyihir, terlatih dalam kishuf (ilmu okultisme dan sihir). Namun, ketimbang mempersiapkan perang konvensional, ia menyewa jasa ahli sihir terkenal bernama Bil’am putra Beor (“Bileam”). Rencananya adalah memerangi Israel dengan kekuatan-kekuatan spiritual. Mungkin dia berpikir bahwa jika dia dan Bil’am menggabungkan kekuatan mereka, mereka bisa mengalahkan Israel.

Siapa Bileam? (בִּלְעָם)

Bileam putra Be’or berasal dari Aram (Mesopotamia kuno / Suriah), tempat keluarga besar Abraham. Mirip dengan rasha Haman yang terkenal dalam kitab Ester, Bileam dianggap sebagai salah satu musuh terbesar Israel. Namanya Bilam dapat berarti “bukan dari umat,” “orang gila,” atau “perusak umat.” Menurut tradisi Yahudi, paman jahat Yakub, Laban, memiliki seorang putra bernama Beor (בְּעוֹר) yang menjadi bapa dari Bileam (בְּעוֹר). Dengan kata lain, “nabi pengutuk” Bileam ini tidak lain adalah cucu Laban dan karena itu kerabat jauh dari orang-orang Yahudi:

Perhatikan bahwa nama “Beor” pertama kali muncul dalam hubungan dengan raja Edom (Kej. 36:32), yang menunjukkan bahwa Bileam mungkin pernah menjadi raja orang Edom (keturunan Esau). Namun, perhatikan kesamaan fonetis dengan Peor. Jika Beor dan Peor adalah sama, maka Bileam sebenarnya adalah nabi Baal Peor, dewa Semitik setempat.

Bileam dianggap sebagai seorang pelihat yang hebat, ahli sihir dan fasih dalam okultisme. Dia memiliki “mata jahat” dan menarik roh-roh setan kepada apa pun yang dia tatap (Avot 5:22). Kemasyhurannya membuat dia terkenal, dan orang-orang yang berkuasa memintanya untuk memanggil kutuk-kutuk atas musuh-musuh mereka. Talmud (Sanhedrin 106a) menyatakan bahwa Bileam menjadi begitu terkenal sebagai ahli sihir sehingga ia kemudian menjadi penasihat kepala bagi Firaun. Bileamlah yang menasehati Firaun yang baru untuk memperbudak orang Israel dan menindas mereka dengan para pengerah yang brutal (Kel. 1:8-11).

Teks ini menyiratkan bahwa Bil’am memiliki pengetahuan nyata tentang Elohim Israel. Tetapi mengapa YHVH memberinya karunia nevu’ah (nubuat)? Menurut beberapa orang bijak, YHVH mengijinkan dia menjadi seorang navi (nabi) supaya bangsa-bangsa tidak dapat mengklaim, “Jika Elohim telah memberi kami seorang nabi sebesar Musa, kami juga akan melayani YHVH.” Bil’am juga menjadi obyek pelajaran bagi semua orang yang berusaha memanipulasi YHVH untuk tujuan kejahatan (dia belakangan dibunuh oleh Yehoshua ketika ia mencoba sekali lagi untuk mengutuk orang Israel). Raja Balak mencarinya karena dia (secara keliru) mengira bahwa nabi ini entah bagaimana dapat memanipulasi YHVH untuk berbalik melawan umat-Nya.

Menurut Talmud (Berachot 7a), Bil’am mengetahu saat setiap hari ketika YHVH marah kepada dunia. Jika dia dapat mengutuk seseorang tepat pada saat itu, Elohim akan terikat untuk mengatakan “Amin” kepada kutukan itu.

Balak Mengirim Para Utusan Kepada Bileam

Balak mengutus sekelompok bangsawan dari Moab dan Midian untuk mengundang Bil’am untuk mengutuk orang Israel. Awalnya dia menolak untuk pergi bersama mereka, karena dia tidak memiliki izin dari YHVH. Namun, setelah delegasi yang berulang dan peringatan dari YHVH, ia memelanai keledainya dan mencari jalan untuk mengutuk umat pilihan Elohim.

Kesediaan Bil’am untuk mengutuk umat Elohim membuat YHVH marah. Dalam perjalanan untuk melakukan pengutukannya, ironi yang indah terjadi. Bil’am diomeli oleh keledainya, yang melihat Malaikat yang dikirim YHVH untuk menghalangi jalan mereka. Orang yang disebut orang hebat itu tidak bisa mengendalikan keledainya sendiri dengan kata-katanya; lalu bagaimana dia bisa secara efektif mengutuk Israel?

Talmud (Sanhedrin 105a) menyatakan bahwa Bil’am sebenarnya dibuat lumpuh ketika kakinya ditabrakkan ke dinding saat keledainya tergelincir kedua kalinya untuk menghindari malaikat itu. Namun demikian, YHVH membiarkan dia melanjutkan misinya, tetapi hanya dengan syarat bahwa dia akan berbicara tepat seperti yang diperintahkan YHVH kepadanya untuk dikatakan.

Kutuk Berubah Menjadi Berkat

Balak menerima Bil’am di perbatasan Moab dan mengulangi janjinya tentang kehormatan dan kemuliaan, tetapi Bil’am menegaskan bahwa “Perkataan yang Elohim tempatkan di mulutku, itulah yang akan aku katakan.” Tiga kali, dari tiga tempat kedudukan yang berbeda, Bil’am berusaha untuk mengucapkan kutukannya; tetapi setiap kali berkat bagi Israel diucapkannya sebagai gantinya. Upaya ketiga adalah di puncak Peor itu sendiri, tempat yang terkenal untuk penyembahan Baal. Ruach Hakodesh datang kepada Bil’am dan dia mengucapkan berkat lebih lanjut atas Israel dan (ironisnya) kutuk atas musuh-musuhnya. Bagian dari berkat Bil’am sekarang menjadi bagian dari ibadah pagi harian (Mah Tovu).

Akhirnya, raja yang putus asa ingin menyingkirkan sendiri Bil’am, tetapi Bil’am kemudian bernubuat tentang acharit hayamim (Akhir Zaman). Menurut Maimonides, nubuat Bil’am menyangkut “dua orang yang diurapi” dari Israel, yaitu, Raja Daud dan Mashiach:

Dalam kisah Bil’am disebutkan, dan di sana dinubuatkan tentang dua orang “yang diurapi”: Mashiach yang pertama, yaitu Daud, yang menyelamatkan Israel dari musuh-musuhnya; dan Mashiach terakhir, yang adalah keturunannya, yang akan menyelamatkan Israel pada akhirnya. Di sana dia berkata: “Aku melihatnya, tetapi tidak sekarang” – ini adalah Daud; “Aku memandangnya, tetapi dia tidak dekat” – ini adalah Raja Mashiach; “Akan muncul sebuah bintang dari Yakub” – ini adalah Daud; “Dan tongkat kerajaan akan bangkit dari Israel” – ini adalah Raja Mashiach; “Dan akan memukul penjuru-penjuru Moab” – ini adalah Daud, seperti ada tertulis (II Samuel 8:2), “Dan dia memukul Moab, dan dia mengukurnya dengan tali”; “Dan berkuasa atas semua anak Shet” – ini adalah Raja Mashiach, seperti ada tertulis (Zak. 9:10), “Dan kekuasaannya akan dari laut ke laut” … (Mishneh Torah)

Kesesatan di Peor (פְּעוֹר)

Menurut Talmud (Sanhedrin 106a), ketika Bil’am melihat bahwa ia tidak dapat menang melawan Israel dengan kata-katanya, ia menyusun strategi berbeda untuk mengalahkan mereka. Dia menyarankan Balak untuk mendirikan kemah-kemah di dekat perkemahan Israel (saat itu di Shittim), dan untuk mendudukkan wanita-wanita tua di ambang-ambang pintu mereka untuk menjual pakaian-pakaian lenan kepada orang Israel. Para wanita tua memikat para pria ke dalam kemah-kemah, di mana para wanita muda Moab menunggu mereka, berhias dan harum. Para wanita Moab menggoda orang Israel untuk bergabung dalam penyembahan “Ba’al Peor” dan berpartisipasi dalam penyembahan berhala dan amoralitas. Demikianlah Bil’am pada akhirnya berhasil dalam mengutuk Israel ….

Sebagai hukuman atas penyembahan berhala mereka, tulah merebak dan YHVH memerintahkan Musa untuk menusuk (secara harfiah) pemimpin-pemimpin itu. Namun, sebelum perintah itu dilaksanakan, seorang petinggi Israel (Zimri) di depan umum membawa seorang putri Midian ke sebuah kemah yang didirikan di dekat Mishkan. Pinchas (Pinehas), cucu Harun, mengambil tombak dan menusuk mereka berdua, sehingga menghentikan tulah yang mengamuk di antara orang-orang. Meskipun demikian, perjumpaan pertama Israel dengan Ba’al merupakan bencana, dan 24.000 orang dari komunitas Israel mati.

Misteri Bileam

Bileam disebutkan tidak kurang dari lima puluh satu kali dalam Kitab Suci, dimulai dengan kisah yang diberikan dalam Parashat Balak (Bilangan 22-24). Dia kemudian terbunuh dalam pertempuran antara Israel dan orang Midian (Bilangan 31:8). Dia juga disebutkan dalam Ul 23:5-6; Yosua 13:22; 24:9-10; Mikha 6:5; dan Nehemia 13:2.

Meskipun pada pandangan pertama Bil’am tampak sebagai seorang abdi Elohim, seorang nabi sejati, baik Kitab Suci maupun tradisi Yahudi dengan tegas menyatakan bahwa dia adalah lawan YHVH dan musuh anak-anak Israel. Apa yang disebut sihirnya menuntun kepada kebodohan dan kematian. Kitab Suci Perjanjian Baru berbicara tentang “jalan Bileam, putra Beor, yang suka mendapat keuntungan dari perbuatan salah” (2Pet 2:15), “kesesatan Bileam” (Yudas 1:11), dan “ajaran Bileam, yang mengajar Balak untuk meletakkan batu sandungan di depan anak-anak Israel “(Why 2:14).

Mungkin secara paradoks, atau paling tidak ironis, berkat yang harus mengikat Bil’am untuk diucapkan ke atas Israel dimasukkan ke dalam ibadah harian Shacharit sebagai Mah Tovu.

Ringkasan Bacaan Haftarah

Haftarah untuk Balak berasal dari nabi Michah (Mikha), salah satu dari Trei Asar, atau 12 nabi yang dipanggil oleh YHVH untuk memanggil Israel kepada teshuvah (pertobatan).

Michah berbicara tentang She’eirit Ya’akov, “Sisa-sisa Yakub,” sebuah frasa yang berasal dari kata kerja sha’ar, yang artinya ditinggalkan atau disisakan. Karena itu, She’eirit Ya’akov merujuk kepada orang-orang yang selamat dari keturunan Yakub yang hampir dimusnahkan (yang menarik, She’eirit Ya’akov juga merujuk kepada Mashiach, berdasarkan pada pernyataan profetik Bil’am (Bil. 24:17) bahwa sebuah “bintang telah muncul dari Yakub”).

Michah secara profetik berbicara tentang acharit hayamim (Akhir Zaman), ketika orang-orang yang selamat dari kesengsaraan besar Israel dan pertempuran klimaks “Gog dan Magog” (yang akan terjadi tepat sebelum Mashiach Yeshua datang kembali) akan menjadi berkat bagi sisa-sisa umat manusia yang masih hidup, seperti “embun” dan seperti “hujan.” Sisa-sisa yang masih hidup ini akan diselamatkan oleh TUHAN Yeshua dan akan tak terkalahkan, seperti Singa itu Sendiri, Raja Binatang, yang apabila dia melintas akan menginjak-injak dan akan merobek-robek, dan tidak ada yang lolos (Mikha 5:6-8). Dengan demikian YHVH akan membersihkan Israel dan “seluruh Israel akan diselamatkan” (Roma 11:26).

Haftarah berlanjut ketika YHVH memohon kepada Israel untuk kembali kepada-Nya. Dia menceritakan sejarah mereka dan para pemimpin yang telah Dia berikan kepada mereka: Musa, Harun, dan Miriam. Dia mengingatkan mereka bahwa Dia membalikkan kutukan Bil’am menjadi berkat bagi umat pilihan-Nya. Dia telah melakukan hal-hal besar bagi mereka supaya mereka “dapat mengetahui perbuatan-perbuatan penyelamatan YHVH.”

Haftarah diakhiri dengan pertanyaan retoris “dengan apa aku harus datang di hadapan YHVH dan bersujud diri di hadapan Elohim di tempat tinggi?” Mikha memberikan jawaban YHVH bagi kita:

Mikha 6:8
הִגִּ֥יד לְךָ֛ אָדָ֖ם מַה־ טּ֑וֹב וּמָֽה־ יְהוָ֞ה דּוֹרֵ֣שׁ מִמְּךָ֗ כִּ֣י אִם־ עֲשׂ֤וֹת מִשְׁפָּט֙ וְאַ֣הֲבַת חֶ֔סֶד וְהַצְנֵ֥עַ לֶ֖כֶת עִם־ אֱלֹהֶֽיךָ׃ פ

higgid lekha ‘adam mah- tov umah- YHVH doresh mimmekha ki ‘im- ‘asot mishpat ve’ahavat chesed vehatznea’ lekhet ‘im- ‘eloheikha

6:8 Dia telah memberitakan kepadamu apa yang baik, hai manusia, dan, apakah yang YHVH cari dari padamu selain untuk melakukan keadilan dan mencintai kemurahan, dan untuk berjalan dengan rendah hati bersama Elohimmu.

Ringkasan Brit Chadashah

Bacaan Brit Chadashah menyinggung nubuat yang diberikan oleh Bileam: darah kochav mi-Ya’akov (דָּרַךְ כּוֹכָב מִיַּעֲקֹב), “sebuah bintang akan bangkit dari Yakub,” yaitu TUHAN Yeshua Mashiach kita, yang akan “membuang kefasikan dari Yakub” (mengutip Yes. 59:20). Perikop ini juga merupakan nubuat tentang pemulihan masa depan nasional Israel pada acharit hayamim, ketika YHVH akan menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya pada kedatangan-Nya yang kedua.

YHVH, Elohim Israel, tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya, dan semua janji-Nya kepada bangsa Israel akan digenapi selama pemerintahan milenium Yeshua sebagai Raja Israel. Ya, Yeshua akan datang kembali ke Yerusalem dan akan mengembalikan bangsa perjanjian-Nya yang asli kepada diri-Nya sendiri. Sayangnya, Israel tidak akan siap untuk menerima Rajanya hingga Kesengsaraan Besar terjadi, ketika pada akhirnya dia akan berseru: בָּרוּךְ הַבָּא בְּשֵׁם יְהוָה / barukh haba b’shem Adonai (“Diberkatilah Dia (Yeshua) yang datang dalam nama YHVH”).

Ucapan Berkat Sesudah Studi Torah

Sebagaimana kebiasaan untuk mengucap berkat sebelum melakukan Talmud Torah – studi Torah, demikian juga kita mengucap berkat sesudah studi kita:

בָּרוּךְ אַתָּה יְהוָה אֱלֹהֵינוּ מֶלֶךְ הָעוֹלָם אֲשֶׁר נָתַן לָנוּ תּוֹרַת אֱמֶת ־ יֵשׁוּעַ מְשִׁיחֵנוּ ־ וְחַיֵּי עוֹלָם נָטַע בְּתוֹכֵנוּ; בָּרוּךְ אַתָּה יְהוָה נוֹתֵן הַתּוֹרָה

barukh attah YHVH ‘eloheinu melekh ha’olam ‘asher natan lanu torat emet – Yeshu’a meshichenu – vechayye olam nata’ betokhenu; barukh attah YHVH noten hatorah

Diberkatilah engkau, YHVH Elohim kami, raja semesta, yang memberi kepada kami Torah kebenaran – Yeshua Mesias kami – dan hidup kekal ditempatkan di tengah-tengah kami; diberkatilah engkau YHVH, pemberi Torah.

Referensi:

עברית לנוצרים – ג”ון פרסונס

 

 

 

Hari TUHAN

Talmidim Yeshua HaMashiach

Kitab Henokh

Berita untuk Generasi Akhir Zaman