Hari TUHAN

Talmidim Yeshua HaMashiach

Parashat Vaiyiqra “Dan Dia Memanggil”

Bagian Torah pekan ke-24

וַיִּקְרָא

Parashat Vaiyiqra “Dan Dia Memanggil”

  • Torah: Imamat 1:1-6:7
  • Haftarah: Yesaya 43:21-44:23
  • Brit Chadashah: Ibrani 10:1-18; 13:10-15

Pengantar

Bagian Torah kita untuk minggu ini adalah Vaiyiqra (“dan Dia memanggil”), bagian pertama dari Kitab Imamat. Dalam tradisi Yahudi, Imamat kadang-kadang disebut “Kitab Pengurbanan” karena sebagian besar membahas berbagai persembahan kurban yang dibawa ke mezbah di Tabernakel. Bahkan, lebih dari 40 persen dari seluruh perintah Torah ditemukan dalam kitab utama Kitab Suci ini, menyoroti bahwa penebusan darah sangat penting bagi Torah. Bahkan, karena pewahyuan Tabernakel adalah klimaks dari pewahyuan yang diberikan di Sinai, Kitab Imamat berfungsi sebagai ekspresi ritualnya: Seperti ada tertulis:

כִּ֣י נֶ֣פֶשׁ הַבָּשָׂר֮ בַּדָּ֣ם הִוא֒ וַאֲנִ֞י נְתַתִּ֤יו לָכֶם֙ עַל־ הַמִּזְבֵּ֔חַ לְכַפֵּ֖ר עַל־ נַפְשֹׁתֵיכֶ֑ם כִּֽי־ הַדָּ֥ם ה֖וּא בַּנֶּ֥פֶשׁ יְכַפֵּֽר׃

ki nefesh habbasar badam hi va’ani netativ lakhem al- hammizbeach lekhapper ‘al- nafshoteikhem ki- hadam hu banefesh yekhapper

Karena jiwa dari daging, dia ada di dalam darah, dan Aku—Aku memberikan dia kepada kalian di atas mezbah untuk membuat penutupan pendamaian atas jiwa-jiwa kalian, karena darah, di dalam jiwa dia akan membuat penutupan pendamaian (kapparah) (Im. 17:11).

Tidak seperti bagian naratif dari kitab-kitab Torah lainnya, Kitab Imamat dimulai dengan YHVH “memanggil” (vaiyiqra) kepada Mosheh untuk Dia menjelaskan bahwa jalan untuk mendekat kepada-Nya adalah melalui kurban penebusan. Patut dicatat bahwa di seluruh kitab ini, hanya nama kudus YHVH (יהוה) yang digunakan sehubungan dengan persembahan-persembahan kurban, tidak pernah sebutan Elohim (אֱלֹהִים). Hal ini menunjukkan bahwa persembahan-persembahan kurban diberikan untuk membuat kita dekat untuk mengalami kemurahan dan belas kasihan Tuhan ketimbang hanya sekadar untuk meredakan amarah-Nya….

Dengan kata lain, Nama YHVH mewakili keselamatan (yaitu, yeshuah: יְשׁוּעָה) dan kesembuhan bagi orang berdosa, bukan penghakiman Elohim (Yoh. 3:17). Bahkan, kata qorban (קָרְבָּן), yang sering diterjemahkan sebagai “kurba” atau “persembahan,” berasal dari akar kata qarov (קָרַב) yang artinya “mendekati” atau “datang mendekat” (Yak. 4:8). Orang berdosa yang mendekati YHVH dengan percaya dalam keampuhan darah kurban yang dicurahkan demi dirinya akan menemukan kesembuhan dan kehidupan…

Perhatikan bahwa dalam terjemahan Yunani kuno dari Torah (disebut Septuaginta), kata yang dipilih untuk menerjemahkan kata Ibrani kapporet (yaitu, “tutup pendamaian”) adalah hilasterion (ἱλαστήριον), kadang-kadang diterjemahkan “pendamaian.” Perjanjian Baru mengambil penggunaan ini dalam Rom 3:25:
Kristus YESUS, yang telah ditetapkan Elohim sebagai [tutup] pendamaian (ἱλαστήριον) oleh iman dalam darah-Nya.

Dengan kata lain, penumpahan darah Yeshua – diwakili oleh Sengsara-Nya di atas kayu salib – “dipersembahkan” di atas Kapporet Surgawi, di hadapan Tahta Elohim itu sendiri untuk kurban penebusan kita (yaitu, kapparah: כַּפָּרָה) di hadapan Elohim.

Ringkasan Bacaan Torah

Kitab Imamat disebut Vaiyikra (“dan dia memanggil”), menurut kata Ibrani pertama dari kitab ini. Dalam tradisi Yahudi, Imamat kadang-kadang disebut “Kitab Kurban-kurban” karena menyangkut berbagai persembahan yang dibawa kepada YHVH untuk tujuan pengurbanan di Mishkan (Tabernakel). Lebih dari 40 persen dari seluruh perintah Torah ditemukan dalam kitab pusat dari Kitab Suci ini.

Kitab ini dibuka di mana kitab Keluaran berakhir, dengan Elohim memanggil Musa dari ohel mo’ed (Kemah Pertemuan) mengenai hukum-hukum berbagai persembahan binatang dan makanan (korbonot) yang diijinkan untuk dipersembahkan sebagai kurban-kurban:

(Lev 1:1 [WLC])

וַיִּקְרָא אֶל־מֹשֶׁה וַיְדַבֵּר יְהוָה אֵלָיו מֵאֹהֶל מֹועֵד לֵאמֹֽר׃

(Lev 1:1 [ILT2])

Dan YAHWEH memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari kemah pertemuan, dengan mengatakan,

Dalam Kejadian dan Keluaran kita diberi narasi sejarah yang mengungkapkan baik perbuatan kosmik Elohim dan juga pemilihan-Nya atas Israel sebagai am segulah – umat perjanjian pilihan-Nya. Elohim yang memimpin orang Israel keluar dari Mesir dan membuat perjanjian dengan mereka di Sinai telah tinggal di antara mereka di dalam mishkan (Tabernakel). Sekarang, sesudah Elohim ada di tengah-tengah umat itu, Vaiyikra mengungkapkan bagaimana cara berhubungan dengan Dia. Kuncinya adalah sistem pengurbanan.

Secara historis, tentu saja, ada kurban-kurban yang dilakukan sebelum mishkan dibangun sebagai pusat ritual dari perjanjian yang dibuat di Sinai. Misalnya, tujuh tzaddikim (orang-orang benar) berikut semuanya dikatakan telah mempersembahkan kurban-kurban binatang sebelum Tabernakel ditahbiskan bagi Israel:

  1. Adam – Menurut midrash, setelah Adam memakan buah terlarang dari pohon pengetahuan baik dan jahat (עֵץ הַדַּעַת טֹוב וָרָע etz hada’at tov v’ra’), ia mengalami kegelapan untuk pertama kalinya ketika matahari terbenam. Namun, keesokan paginya, matahari terbit, dan Adam kemudian mempersembahkan seekor lembu di atas mezbah.
  2. Habel – Habel putra Adam (Hevel) mempersembahkan yang terbaik dari kawanan dombanya di atas mezbah yang sama ini kepada YHVH (Kej. 4:2-4).
  3. Nuh – Setelah Nuh meninggalkan bahtera, ia mempersembahkan kurban-kurban binatang-binatang yang “tahir” kepada YHVH dalam ucapan syukur karena telah selamat dari mabul (banjir) global. Perhatikan juga bahwa Nuh tahu perbedaan antara binatang-binatang yang tahir (tahor) dan yang haram (tamei) (Kej. 7).
  4. Abraham – Abraham membangun setidaknya empat mezbah dan mempersembahkan kurban-kurban binatang di atas mereka (Kej. 12:7,8; 13:4, 13:18; 22:9).
  5. Ishak – membangun sebuah mezbah dan mempersembahkan kurban-kurban (Kej. 26:25).
  6. Yakub – membangun dua mezbah dan mempersembahkan kurban-kurban (Kej. 33:20; 46:1).
  7. Musa – membangun beberapa mezbah sebelum dia diberikan pewahyuan tentang mishkan di Sinai. Ini termasuk kurban-kurban yang dilakukan setelah pertempuran dengan Amalek (Kel. 17:15) serta kurban-kurban yang dilakukan di kaki gunung Sinai setelah menerima sefer habrit (kitab perjanjian) (Kel. 24:4-6).

Prinsip Korbanot

Dosa, Kurban, dan Pengakuan

Ketika seseorang berdosa terhadap YHVH, dia layak mati. Satan, sang pendakwa, datang di hadapan Elohim dan mengadakan kasus terhadap neshama (jiwa) orang tersebut, tetapi Elohim mengijinkan kematian dari korban yang dikurbankan untuk mengambil tempat orang berdosa itu. Orang yang bersalah itu mengulurkan tangannya ke atas kepala binatang (semichah) dan kemudian mengucapkan viduy (pengakuan): “Saya layak mati ketimbang binatang yang tidak bersalah ini, tetapi YHVH dengan kemurahan hati menerima kematian binatang yang tidak bersalah ini sebagai ganti saya.” Ketika Elohim melihat darah yang tercurah atau asap yang naik dari kurban, Dia mengampuni orang berdosa itu berdasarkan iman dan teshuvahnya (pertobatan).

Torah menyatakan bahwa dari semua binatang kosher (halal), hanya tiga jenis yang dapat diterima untuk kurban di atas mezbah-Nya: lembu tanpa cacat (jantan atau betina), domba (jantan atau betina), atau kambing (jantan atau betina). Tiap-tiap jenis binatang ini diternakkan dan jinak. Selain mamalia ini, hanya dua burung yang boleh dikurbankan: perkutut dan merpati, yang keduanya juga tidak ganas dan jinak. Selain kurban-kurban binatang ini, orang miskin dapat mempersembahkan persembahan-persembahan biji-bijian yang digunakan untuk menyediakan roti bagi kohanim (imam-imam).

Lima Jenis Korbanot

Ada lima jenis korbonot yang dirinci dalam parashah ini:

  1. Olah (עֹלָה), “persembahan kenaikan”: Ini adalah kurban sukarela (nedavah: נְדָבָה) yang habis dibakar seluruhnya oleh api di atas mezbah. Korban yang dikurbankan haruslah seekor binatang atau burung yang tanpa cacat. Saat binatang itu disembelih, kohen menampung darahnya dalam sebuah wadah dan memercikkan darah itu (zerikat hadam) di atas mezbah. Binatang itu kemudian dipotong, digarami, dan dibakar seluruhnya. Biasanya, semichah (menumpangkan tangan di atas kepala binatang itu) dan viduy (pengakuan dosa) menyertai kurban ini (meskipun dalam kasus olah burung, semichah tidak dilakukan).
  2. Minchah (מִנְחָה), “persembahan makanan”: Ini adalah persembahan nedavah (sukarela) dari tepung (disiapkan dengan tepung halus, minyak zaitun dan kemenyan), biasanya dibawa oleh seseorang yang sederhana. Sebagian dari persembahan makanan dibakar di atas mezbah, dan sisanya dimakan oleh kohanim (kata “mincha” artinya pemberian). Perhatikan bahwa setiap persembahan tepung harus dipanggang dengan cepat untuk mencegah adonan mengembang (yaitu, roti tak beragi). Seperti kurban-kurban binatang, persembahan-persembahan minchah juga harus digarami.
  3. Shelamim (שְׁלָמִים), “persembahan damai sejahtera”: Ini adalah persembahan nedavah (sukarela) (dimakan oleh orang yang membawanya) yang diberikan sebagai cara untuk mengekspresikan terima kasih kepada Elohim pada peristiwa-peristiwa sukacita. Semichah dilakukan, dan bukannya viduy, melainkan pujian kepada YHVH dipersembahkan.
  4. Chatat (חַטַּאת), “persembahan dosa”: Ini adalah persembahan chovah (wajib) untuk membuat penebusan untuk dosa-dosa tertentu yang dilakukan tanpa sengaja oleh seseorang (oleh Imam Besar, seluruh umat, raja, atau orang Yahudi biasa). Perhatikan bahwa tidak ada kurban yang eksplisit (jelas dan tegas) untuk dosa-dosa yang dilakukan dengan sengaja, dengan maksud tertentu, dan secara sadar untuk melawan YHVH, tetapi sebagai gantinya adalah hukuman dengan kematian dini.
  5. Asham (אָשָׁם), “persembahan salah”: Ini adalah persembahan chovah (wajib) sebagai bagian dari penyesalan yang dituntut untuk tindakan-tindakan tidak patut tertentu (misal, menahan milik sesama dengan bersumpah palsu). (Dalam setiap kasus, pelaku kesalahan diharuskan mengembalikan barang itu ditambah 20% tambahan kepada pemiliknya yang sah sebelum ia dapat mempersembahkan kurban ini dan menerima pengampunan.)

Perhatikan bahwa persembahan-persembahan dosa (chatat dan asham) adalah chovah (diwajibkan) untuk membuat pendamaian. Mereka harus dipersembahkan oleh Imam Besar yang diurapi yang akan memercikkan darah kurban tujuh kali di dalam Mishkan (tabernakel) di atas mezbah emas di seberang parochet (tirai di depan Ruang Mahakudus). Chalabim (lemak) dibakar di atas mezbah, tetapi tidak seperti persembahan-persembahan lainnya, sisa binatang (kulit, daging, dan bagian-bagian tubuhnya) akan dibawa “keluar perkemahan” untuk dibakar dengan api.

Talmud (Yoma 2:2) menyatakan bahwa lima mujizat terjadi ketika api turun dari surga:

  1. Api diletakkan di atas mezbah (mizbe’ach: מִזְבֵּחַ) dalam bentuk seekor singa.
  2. Api bersinar terang seperti matahari.
  3. Api sungguh-sungguh memiliki substansi.
  4. Api melahap baik yang basah maupun yang kering.
  5. Lidah api tidak menghasilkan asap apa pun.

Midrash Yahudi menyatakan bahwa daging korbanot tidak pernah rusak, meskipun membutuhkan berhari-hari sebelum ia dibakar di atas mezbah. Selain itu, meskipun ada darah di seluruh mishkan, tidak ada lalat mengerumuni area itu karena kekudusan yang khusus.

Catatan: Terlepas dari fakta bahwa sistem kurban telah ditinggalkan setelah Bait Suci Kedua dihancurkan pada tahun 70 M (setelah Mashiach Yeshua datang sebagai Kohen Gadol (Imam Besar) kita dari Perjanjian Baru), Imamat terus memberikan pengaruh pada kehidupan Yahudi, karena hampir separuh dari 613 perintah ditemukan di dalamnya dan sebagian besar Talmud didasarkan padanya. Di Eropa, sudah menjadi tradisi bagi anak-anak untuk memulai pelajaran Ibrani mereka dengan dimulai dengan kitab Vaiyikra, yang merupakan kebiasaan yang masih dipraktekkan hari ini.

Ringkasan Bacaan Haftarah

Haftarah untuk Vaiyikra utamanya menyangkut masalah penyembahan berhala. Israel, bangsa pilihan Elohim, telah berpaling dari penyembahan melalui kurban yang ditetapkan YHVH kepada sekedar patung-patung berhala yang dibuat dari kayu dan batu. Meskipun demikian, Elohim setia kepada Israel dan akan mengampuni dan mengembalikan mereka kepada diri-Nya.

Ringkasan Bacaan Brit Chadashah

Bacaan dari Brit Chadashah menyangkut keunggulan kurban Mashiach sebagai kurban “sekali untuk selamanya” bagi dosa. Ketimbang kurban-kurban dan persembahan-persembahan harian, Mashiach datang untuk menggenapi kehendak Elohim dengan menjadi taat kepada segala yang dituntut Hukum Torah dan dengan mempersembahkan diri-Nya sebagai Korban Kurban tertinggi, benar-benar tanpa cacat atau cela.

“Ketika di atas mengatakan, “Engkau tidak mengingini bahkan tidak berkenan akan kurban dan persembahan dan kurban-kurban bakaran dan kurban penghapus dosa, (yang dipersembahkan menurut Torah),” lalu Dia berkata, “Lihatlah, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Elohim,” maka Dia sedang meruntuhkan yang pertama supaya Dia dapat menegakkan yang kedua; yang oleh-Nya kita berada dalam kehendak yang telah dikuduskan melalui persembahan tubuh YESUS Kristus, sekali untuk selamanya” (Ibr. 10:8-10).

“Sebab, oleh satu persembahan Dia telah menyempurnakan mereka yang dikuduskan, sampai selamanya” (Ibr. 10:14).

Lebih lagi, sama seperti darah persembahan dosa dibawa ke dalam Tempat Kudus oleh Imam Besar yang diurapi, demikian juga Yeshua mempersembahkan darah-Nya sendiri di dalam Tempat Kudus yang dibuat tanpa tangan manusia, dan kemudian “menderita di luar perkemahan”:

Kita mempunyai sebuah mezbah, yang dari padanya mereka yang melayani di tabernakel tidak mempunyai hak untuk makan. Sebab mengenai binatang-binatang yang darahnya di bawa masuk ke ruang kudus oleh imam besar sehubungan dengan dosa, mengenai binatang-binatang ini, tubuhnya dibakar di luar perkemahan. Karena itu, YESUS pun telah menderita di luar pintu gerbang, supaya Dia dapat menguduskan umat melalui darah-Nya sendiri. Sebab itu, marilah kita pergi kepada-Nya, ke luar perkemahan, untuk menanggung kehinaan-Nya. Sebab, di sini kita tidak mempunyai kota untuk tinggal tetap, melainkan kita sedang mencari kota yang akan datang. Oleh karena itu, marilah kita melalui Dia senantiasa mempersembahkan kurban pujian kepada Elohim, yaitu buah bibir yang mengakui Nama-Nya. (Ibr. 13:10-15)

Salah satu peran dari Mashiach Yeshua (Yesus Kristus) yang kita kasihi adalah sebagai Kohen HaGadol (Imam Besar) yang mempersembahkan kapparah [penebusan] sejati untuk dosa-dosa kita dengan mempersembahkan darah-Nya sendiri di Tempat Mahakudus yang dibuat tanpa tangan. Seperti ada tertulis dalam surat Ibrani:

Oleh karena itu hai saudara-saudara yang kudus, yang menjadi mitra panggilan surgawi, pandanglah Rasul dan Imam Besar pengakuan kita, Kristus YESUS, yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana juga Musa dalam keseluruhan bait-Nya. (Ibr. 3:1-2)

Pentingnya Kurban Darah

Dalam Imamat 17:11 ada tertulis:

(Lev 17:11 [WLC])

כִּי נֶפֶשׁ הַבָּשָׂר בַּדָּם הִוא וַאֲנִי נְתַתִּיו לָכֶם עַל־הַמִּזְבֵּחַ לְכַפֵּר עַל־נַפְשֹׁתֵיכֶם כִּֽי־הַדָּם הוּא בַּנֶּפֶשׁ יְכַפֵּֽר׃

ki nefesh habbasar baddam hiv va’ani netattiv lakhem ‘al-hammizbeach lekhapper ‘al-nafshoteikhem ki-haddam hu bannefesh yekhapper

(Lev 17:11 [ILT2])

Sebab, kehidupan tubuh ada di dalam darah, dan Aku telah memberikan darahnya kepadamu di atas mezbah itu untuk mengadakan penebusan bagi kehidupanmu, sebab darah itulah yang mengadakan penebusan bagi kehidupan.

Suatu kurban darah dituntut oleh YHVH untuk masalah dosa. Imamat 17:11 sejalan dengan ajaran dalam B’rit Chadashah dalam Ibrani 9:22: “Tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan.” Dalam Talmud Yoma 5a juga tertulis, “Tidak ada pendamaian tanpa darah.” Penumpahan darah pengganti, prinsip “kehidupan untuk kehidupan”, adalah penting untuk “pendamaian” sejati dengan YHVH Elohim.

Yeshua mempersembahkan tubuh-Nya sendiri untuk menjadi Kurban sempurna bagi dosa-dosa. Oleh pencurahan darah-Nya, kita diberikan pendamaian sepenuhnya di hadapan Adonai. Sistem imamat kurban-kurban binatang, termasuk ritual Yom Kippur yang rumit, dimaksudkan untuk memberi pertanda akan Pengurbanan Yeshua yang sejati dan kekal sebagai cara rekonsiliasi kita dengan Elohim. B’rit Yeshanah (Perjanjian Lama) memberikan bayangan tentang substansi yang disingkapkan dalam B’rit Chadashah (Perjanjian Baru). Jika perjanjian lama telah cukup untuk menyediakan solusi permanen terhadap masalah dosa kita, tidak akan pernah dibutuhkan untuk sebuah perjanjian baru untuk menggantikannya (Ibr. 8:7).

Dibawah perjanjian lama, kurban-kurban hanyalah “menutupi” dosa-dosa, tetapi di bawah perjanjian baru, dosa-dosa ini dibuang sepenuhnya (Ibrani 7:27, 9:12, 9:25-28). Tidak diperlukan lagi kurban-kurban yang terus-menerus, karena Yeshua menyediakan kurban satu kali untuk selamanya bagi seluruh dosa-dosa kita (Ibrani 9:11-14; 9:24-28; 10:11-20).

Bahkan, Yeshua ha-Mashiach adalah “pendamaian” atau “penebus” dari dosa-dosa kita. Kata Yunani yang digunakan dalam Roma 3:25, 1Yohanes 2:2, dan 1Yohanes 4:10 “hilasterion” adalah kata yang sama yang digunakan dalam Septuaginta (LXX, Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani) untuk kapporet [tutup pendamaian tabut perjanjian] di dalam Ruang Kudus dari Yang Kudus-kudus (Maha Kudus) yang dipercikkan darah kurban pada Yom Kippur.

“Sebab HaMashiakh telah masuk bukannya ke dalam ruang kudus yang dibuat oleh tangan manusia, yang mirip dengan yang asli, tetapi ke dalam surga itu sendiri, sehingga sekarang tampil di hadirat Elohim demi kita; bukan supaya berkali-kali Dia mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana imam besar setiap tahun masuk ke dalam ruang kudus dengan darah yang lain. Sebab, seharusnyalah Dia berulang-ulang menderita sejak permulaan dunia, tetapi sekarang sekali saja pada akhir zaman, Dia telah dinyatakan sebagai penghapus dosa melalui pengurbanan diri-Nya. Dan sebagaimana ditetapkan atas manusia untuk mati satu kali saja, dan sesudah itu penghakiman; demikian pulalah HaMashiakh yang dikurbankan satu kali untuk menanggung dosa banyak orang, pada kali yang kedua, dengan tanpa dosa Dia akan tampak kepada mereka yang menanti-nantikan Dia untuk keselamatan”. (Ibr. 9:24-28)

Sudahkah Anda secara pribadi melakukan semichah dengan mengulurkan tangan kepada Yesus sebagai kurban Anda bagi dosa? Sudahkah Anda membuat viduy (pengakuan) tentang kebutuhan Anda untuk pembebasan melalui Dia?

Referensi:

עברית לנוצרים – ג’ון פרסונס

 

Hari TUHAN

Talmidim Yeshua HaMashiach

Kitab Henokh

Berita untuk Generasi Akhir Zaman