Hari TUHAN

Talmidim Yeshua HaMashiach

Parashat Shoftim “Hakim-hakim”

ULANGAN-COVER-PRINT
Alkitab Interlinear ULANGAN Ibrani Inggris Indonesia

Bagian Torah pekan ke-48:

Parashat Shoftim “Hakim-hakim”

שֹׁפְטִים

  • Torah: Ulangan 16:18-21:9
  • Haftarah: Yesaya 51:12-53:12
  • Brit Chadashah: Yohanes 1: 19-27; Kisah Para Rasul 3: 22-23

Tujuh Shabbat Terakhir Tahun Ini….

Bagian haftarah mingguan (yaitu, bacaan dari para Nabi) biasanya secara tematis dihubungkan dengan bagian Torah; namun, mulai dengan Puasa bulan Keempat, hari ke-17 Tammuz hingga akhir tahun Yahudi, hubungan ini berubah. Pertama-tama kita selalu membaca tiga bagian teguran profetik menjelang hari puasa Tishah B’Av.

Tiga Minggu Dukacita:

  1. Divrei Yirmiyahu (“Kata-kata Yeremia…”) – Yer. 1:1-2:3
  2. Shim’u Devar Adonai (“Dengarkan firman YHVH”) – Yer. 2:4-28; 4:1-2
  3. Chazon Yeshayahu (“Penglihatan Yesaya…”) – Yes. 1:1-27

Kemudian, setelah puasa Tishah B’Av, dan selama tujuh minggu berikutnya menjelang Rosh Hashanah (yaitu, tahun baru), kita membaca bagian-bagian penghiburan yang menubuatkan penebusan orang Yahudi di masa depan dan Era Mesianik yang akan datang.

Tujuh Minggu Penghiburan:

  1. Nachamu, Nachamu Ammi (“Hiburkan, hiburkan, umat-Ku”) – Yes. 40:1-26
  2. Va’tomer Tziyon (“Dan Zion berkata…”) – Yes. 49:14-51:3
  3. Aniyah So’arah (“Hai yang menderita dan dilanda badai”) – Yes. 54:11-55:5
  4. Anochi, Anochi hu (“Aku, Akulah Dia…”) – Yes. 51:12-52:12
  5. Rani Akarah (“Bernyanyilah, hai yang Mandul…”) – Yes. 54:1-10
  6. Kumi Ori (“Bangkit dan bersinarlah…” – Yes. 60:1-22)
  7. Sos Asis (“Aku akan sangat bersukacita…”) – Yes. 61:10-63:9

Shabbat Anochi Hu

Haftarah untuk parashat Shoftim (Yes. 51:12-52:12) adalah bacaan keempat dari tujuh bacaan dari kitab para nabi yang secara berurutan dibaca sebelum Rosh Hashanah. “Haftarot penghiburan” ini menubuatkan restorasi bangsa Yahudi dan kedatangan Zaman Mesianik. Dalam bacaan minggu ini, YHVH berjanji untuk secara Pribadi menghibur bangsa Yahudi dan merestorasi kemuliaan Tziyon, meskipun penderitaan dan pengasingan mereka sekarang ini.

Chodesh Elul dan 40 Hari Teshuvah…

Shabbat sebelum dimulainya suatu bulan baru Yahudi (yaitu, Rosh Chodesh) disebut “Shabbat Mevarchim” (שבת מברכים), “Shabbat berkat” (untuk bulan baru).

Bulan terakhir kalender Yahudi (dihitung dari Tishri) disebut Elul (אֱלוּל), yang dimulai saat matahari terbenam pada hari Rabu, 16 Agustus tahun ini. Secara tradisional, Rosh Chodesh Elul menandai permulaan “Musim Teshuvah” selama empat puluh hari yang berpuncak pada hari raya khidmat Yom Kippur. Oleh karena itu, bulan Elul adalah waktu yang dikhususkan setiap tahun untuk mempersiapkan Yamim Nora’im, “Hari-Hari Kekaguman”, dengan menata rumah rohani kita masing-masing.

Selama waktu ini kita melakukan upaya tambahan untuk bertobat, atau “berbalik [shuv] kepada Elohim.” Dalam tradisi Yahudi, 40 hari ini kadang-kadang disebut Yemei Ratzon (יְמֵי רָצוֹן) – “Hari-hari perkenanan”, karena pada saat inilah YHVH mengampuni bangsa Yahudi sesudah dosa Anak Lembu Emas (Pirke d’Reb Eliezar). Beberapa orang bijak menyamakan 40 hari ini dengan jumlah hari yang dibutuhkan janin manusia untuk terbentuk di dalam rahim.

Ucapan Berkat Sebelum Studi Torah

Merupakan tradisi untuk mengucapkan kata-kata berkat sebelum melakukan studi Torah – Talmud Torah. Dalam ucapan berkat berikut ini, perhatikan kata la’asoq, yang artinya melibatkan diri, atau membenamkan diri (itu berasal dari akar kata Ibrani yang artinya “sibuk”). Jadi ucapan berkat ini adalah tentang “menyibukkan diri” dengan mempelajari Torah, memperhatikan baik-baik instruksi Elohim bagi kehidupan kita.

בָּרוּךְ אַתָּה יְהוָה אֱלֹהֵינוּ מֶלֶךְ הָעוֹלָם אֲשֶׁר קִדְּשָׁנוּ בְּמִצְוֹתָיו וְצִוָּנוּ לַעֲסוֹק בְּדִבְרֵי תוֹרָה

barukh ‘attah YHVH ‘eloheinu melekh ha’olam ‘asher qiddeshanu be’mitzvotav ve’tzivvanu la’asoq be’divrei torah

Diberkatilah Engkau YHVH Elohim kami, raja alam semesta, yang menguduskan kami dalam perintah-perintah-Mu dan memerintahkan kami untuk menyibukkan diri kami dalam kata-kata Torah.

Ringkasan Bacaan Torah:

Parashat Shoftim dimulai dengan perintah bahwa umat Israel harus menunjuk hakim-hakim (yaitu, shoftim: שֹׁפְטִים) dan pejabat-pejabat (yaitu, shoterim: שֹׁטְרִים) di semua kota berbenteng yang dibagikan kepada suku-suku, supaya keadilan akan ditegakkan di seluruh tanah perjanjian. Para hakim ini harus tidak bercela, tidak menunjukkan keberpihakan atau menerima suap dari orang kaya: “Kebenaran, kebenaran akan engkau kejar, supaya engkau dapat hidup dan memiliki negeri yang diberikan YHVH, Elohimmu, kepadamu.” Dalam istilah praktis, ini berarti bahwa setiap kota di Israel harus memiliki hukum pengadilannya sendiri dengan pasukan polisi untuk menegakkan keputusan hakim-hakim yang ditunjuk.

שֹׁפְטִ֣ים וְשֹֽׁטְרִ֗ים תִּֽתֶּן־ לְךָ֙ בְּכָל־ שְׁעָרֶ֔יךָ אֲשֶׁ֨ר יְהוָ֧ה אֱלֹהֶ֛יךָ נֹתֵ֥ן לְךָ֖ לִשְׁבָטֶ֑יךָ וְשָׁפְט֥וּ אֶת־ הָעָ֖ם מִשְׁפַּט־ צֶֽדֶק׃

shofetim veshoterim titten- lekha bekhol- she’areikha ‘asher Adonai ‘eloheikha noten lekha lishvateikha veshafetu ‘et- ha’am mishpat- tzedeq.

Hakim-hakim dan petugas-petugas akan engkau beri bagimu di seluruh gerbang-gerbangmu, yang YHVH, Elohimmu, berikan kepadamu bagi suku-sukumu, dan mereka akan menghakimi » umat, sebuah penghakiman kebenaran. Ul 16:18

Hakim-hakim di Pintu Gerbang

Musa memerintahkan bangsa Israel untuk menegakkan hukum teokratis di setiap kota Yahudi di Tanah Perjanjian. Shofetim (hakim-hakim) akan ditunjuk di setiap kota untuk memutuskan kasus-kasus sipil, domestik dan bahkan kontroversi-kontroversi agama. Para hakim ini harus bertindak dengan mishpat (keadilan) dan tzedakah (kebenaran) dan harus sepenuhnya tidak memihak dalam penyelidikan-penyelidikan mereka. Selain itu, shofetim dipegang oleh kekuasaan eksekutif negara, sehingga mereka mengarahkan penegakan masalah-masalah peradilan (melalui pelayanan shoterim, polisi Israel kuno). Gagasan tentang shofetim berasal dari saran Yitro untuk menunjuk hierarki sarim (pangeran) atas orang-orang tepat setelah Eksodus dari Mesir (Kel 18:19-26).

Di antara lain-lainnya, ini berarti bahwa setiap kota di Israel harus memiliki Bet Din (pengadilan hukum atau “rumah pengadilan”) sendiri dengan shoterimnya (kepolisian) sendiri. Di kota-kota kecil, Bet Din harus memiliki tidak kurang dari tiga hakim untuk membuat keputusan-keputusan yang mengikat; di kota-kota besar  diperlukan 23 hakim. (Kemudian di Yerusalem, Sanhedrin, sekelompok 70 shofetim dan seorang nassi (pemimpin) membentuk Mahkamah Agung bangsa tersebut. Gagasan Sanhedrin berasal dari 70 zekanim (para penatua) yang makan perjamuan peneguhan perjanjian di Sinai bersama Musa).

Di dalam kota-kota kuno berbenteng, pintu gerbang kota (sha’ar) adalah tempat lalu lintas terpadat, dan kehadiran shofetim dan shoterim di sana dimaksudkan untuk menunjukkan kepada sesama orang Yahudi bahwa kota itu adalah tempat yang berhukum dan dihormati oleh Elohim.

Larangan terhadap bentuk-bentuk penyembahan berhala (seperti, tiang-tiang Asherah dan matzeivah – monumen-monumen batu atau pilar-pilar penyembahan berhala), dan larangan untuk mempersembahkan binatang bercela (mum) kepada YHVH mengikuti perintah-perintah ini untuk menegakkan hukum di negeri itu.

Penyembah berhala (avodah zarah) harus dihukum mati dengan cara dilempari dengan batu (sekilah), tetapi kepastian hukum harus ditegakkan atas kesaksian dua atau lebih saksi (bukan hanya satu). “Tangan para saksi itu harus ada padanya sebagai yang pertama untuk menghukum mati dia, dan tangan seluruh umat itu sebagai yang berikutnya.”

Jika Bet Din lokal menemukan suatu kasus yang terlalu sulit untuk diputuskan, itu harus dirujuk kepada otoritas yang lebih tinggi (yaitu pengadilan tertinggi para imam di Bait Suci) yang keputusannya dianggap final. Pengadilan dan hakim-hakim dengan ini diberi wewenang untuk menafsirkan dan memutuskan semua masalah kasus hukum Torah (halakhah).

צֶ֥דֶק צֶ֖דֶק תִּרְדֹּ֑ף לְמַ֤עַן תִּֽחְיֶה֙ וְיָרַשְׁתָּ֣ אֶת־ הָאָ֔רֶץ אֲשֶׁר־ יְהוָ֥ה אֱלֹהֶ֖יךָ נֹתֵ֥ן לָֽךְ׃ ס

tzedeq tzedeq tirdof lema’an tichyeh veyarashta ‘et- ha’aretz ‘asher- Adonai ‘eloheikha noten lakh.

Kebenaran, kebenaran akan engkau kejar supaya engkau akan hidup, dan engkau akan mewarisi » negeri yang YHVH, Elohimmu, berikan kepadamu. Ul 16:20

Menunjuk Seorang Raja

Musa menubuatkan bahwa akan tiba saatnya ketika orang-orang menginginkan seorang raja untuk memerintah mereka, seperti halnya bangsa-bangsa lain. Ketika ini terjadi, raja haruslah orang Israel yang dipilih oleh YHVH yang tidak akan menyalahgunakan kekuasaannya untuk mengumpulkan banyak kuda, mengurus harem, atau mengumpulkan kekayaan besar. Dia secara pribadi harus menulis salinan Torah dengan sempurna yang harus diverifikasi oleh para imam, sehingga dia akan menjadi takut akan Elohim dan menjaga Torah selama seluruh pemerintahannya.

Dalam hal ini, Musa kemudian menubuatkan dan berbicara tentang Mesias yang akan datang – Melekh Yisrael (Raja Israel) yang benar dan berhak.

Nubuat Musa tentang Mesias

נָבִ֨יא מִקִּרְבְּךָ֤ מֵאַחֶ֙יךָ֙ כָּמֹ֔נִי יָקִ֥ים לְךָ֖ יְהוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ אֵלָ֖יו תִּשְׁמָעֽוּן׃

navi miqqirbekha me’acheikha kamoni yaqim lekha Adonai ‘eloheikha ‘elav tishma’un.

Seorang nabi dari dalammu, dari saudara-saudaramu, seperti aku, YHVH Elohimmu akan membuat bangkit bagimu, kepadanya kalian harus mendengarkan. Ul 18:15

Dalam parashah ini kita menemukan satu-satunya bagian dari dalam seluruh Torah di mana Musa secara eksplisit mengidentifikasi dirinya sebagai nabi YHVH. Selain itu, ini juga satu-satunya bagian di mana Musa mengidentifikasi kedatangan Mesias sebagai “seorang nabi seperti aku” (Ul 18:15; Yoh 6:14). Perhatikan lebih jauh bahwa nabi yang akan datang haruslah orang Yahudi (“dari saudara-saudaramu”) sehingga seluruh dugaan Islam tentang pertanyaan ini adalah salah.

Dalam Perjanjian Baru kita membaca bahwa soferim (juru-juru tulis) telah mengirim delegasi untuk menanyai Yochanon (Yohanes Pembaptis), menanyakan dua pertanyaan kepadanya:

  1. “Apakah engkau Elia?” (Yohanes 1:21) – Ini merujuk pada nubuatan Maleakhi (Mal. 4:5) bahwa Elia akan datang sebagai utusan sebelum kemunculan Mesias. Sampai hari ini orang-orang Yahudi di seluruh dunia masih menyiapkan secawan anggur untuk Elia pada Paskah – untuk mengantisipasi kedatangannya sebagai pendahulu Mesias.
  2. “Apakah engkau sang Nabi?” (Yohanes 1:21). Ini merujuk pada nubuat Musa bahwa Elohim akan mengirim “seorang nabi seperti aku” (Ul 18:15-19).

Lebih jauh kita membaca bahwa ketika Filipus bertemu dengan Natanael, dia berkata, “Kita telah menemukan Dia yang tentang-Nya Musa dalam Torah, dan juga para nabi, menuliskan – Yeshua minetzaret ben Yosef (Yesus dari Nazareth, putra Yusuf)” (Yohanes 1:45). Setelah Yeshua memberi makan lima ribu, orang-orang mulai bertanya apakah Dia ini adalah “Nabi yang akan datang ke dalam dunia” (Yohanes 6:14). Petrus mengidentifikasi Yeshua sebagai sang Nabi (Kisah 3:22-23), dan dalam pembelaannya di hadapan Sanhedrin, Stefanus sang martir menyatakan bahwa Yeshua adalah Mesias yang dijanjikan: “Musa inilah yang telah berkata kepada bani Israel: YHVH, Elohimmu, akan membangkitkan seorang nabi seperti aku bagi kamu dari antara saudara-saudaramu, kamu harus mendengarkan dia!” (Kisah 7:37-38).

Yeshua adalah “Nabi Seperti Musa”

Mengingat bagian-bagian Alkitab ini, berikut adalah tiga puluh (30) persamaan Yeshua minetzeret ben Yosef dengan Musa:

  1. Sama seperti ada 400 tahun keheningan sebelum Adonai mengirim Musa untuk membebaskan Israel dari perbudakannya Firaun, demikian juga ada 400 tahun keheningan sebelum Adonai mengirim Putra-Nya sendiri, Yeshua sang Mesias, untuk benar-benar membebaskan Israel dari perbudakan dosa dan maut.
  2. Baik Musa dan Yeshua diutus oleh Elohim (Kel. 3:1-10; Yoh 8:42).
  3. Baik Musa dan Yeshua adalah orang Yahudi (Kel. 2:1-2; Mat. 1:1-16; Lukas 1-2; Ibr. 7:14). (Catatan: Ini bukan hal yang sepele, karena umat Islam mengklaim bahwa Muhammad adalah nabi yang disebut Musa di sini; yang jelas-jelas salah, karena Mesias pasti seorang Yahudi, “dari antara saudara-saudaramu” – lihat Yohanes 4:24).
  4. Keduanya memiliki orang tua Yahudi yang setia (Kel. 2:2; Ibr. 11:23; Mat. 2:13-14).
  5. Keduanya dilahirkan di bawah pemerintahan asing (Kel. 1:8-14; Lukas 2:1).
  6. Keduanya terancam oleh raja-raja yang jahat (Kel. 1:15-16; Mat. 2:16).
  7. Baik Musa dan Yeshua menghabiskan masa kecil  mereka di Mesir, secara ajaib dilindungi dari mereka yang menginginkan kematian mereka (Kel. 2:10; Mat. 2:14-15).
  8. Keduanya menolak kemungkinan untuk menjadi penguasa di zaman itu. Musa dibesarkan sebagai seorang Putra dalam keluarga kerajaan dan bisa menikmati gaya hidup mewah sebagai seorang penguasa yang kuat, tetapi ia memilih jalan berbeda (Ibrani 11:24); Satan menawarkan kepada Yeshua pemerintahan atas kerajaan-kerajaan dunia ini (Mat. 4:8-9), tetapi Ia menolak tawaran itu dan memilih untuk menderita dan mati demi bangsa Israel.
  9. Baik Musa dan Yeshua “dikirim dari gunung Elohim” untuk membebaskan Israel. Musa diutus secara fisik dari Gunung Sinai di Midian, Arab; Yeshua diutus dari “Gunung Zion” rohani di Surga (Ibrani 12:22).
  10. Keduanya pada awalnya ditolak oleh orang Yahudi (Kel. 32:1; Yes. 53:3; Mat. 27:21-2; Rm. 11:25).
  11. Keduanya diterima oleh orang bukan Yahudi (Musa oleh orang Midian (Kel. 2:14-22); Yeshua oleh dunia (Kis. 10:45; 1 Tim. 3:16)).
  12. Keduanya dikritik oleh keluarga mereka (Bil. 12:1; Markus 3:20-21).
  13. Keduanya mengenal Elohim panim el panim (muka dengan muka). Elohim berbicara langsung baik kepada Musa dan Yeshua (Kel.3:1-10; Ul. 34:10; Lukas 9:34-36). Semua nabi lainnya menerima wahyu mereka melalui penglihatan atau mimpi (Ul. 34:10; Yohanes 1:18). Namun keduanya adalah juru bicara yang penuh otoritas bagi Elohim (Mat. 17:5; Yohanes 3:34).
  14. Keduanya adalah guru (Ul. 4:1-5; Mat. 22:16; Yohanes 3:2).
  15. Keduanya mengungkapkan Nama Elohim (Kel. 3:13-14; Yoh. 17:6, 11-12).
  16. Keduanya setia kepada Elohim (Bil. 12:5-7; Ibr. 3:1-2).
  17. Keduanya memberikan roti dari Surga kepada orang-orang (Kel. 16:14-15; Mat. 14:19-20) dan melakukan berbagai mujizat (Kel. 4:21-8; Ul. 34:10-12; Yohanes 5:36; 12:37-8).
  18. Keduanya ditunjuk sebagai penyelamat Israel (Musa sebagai pembebas Israel dari perbudakan Firaun; Yeshua sebagai pembebas Israel dari perbudakan Satan).
  19. Keduanya adalah gembala Israel (Musa memimpin bangsa Israel melalui padang gurun (Kel. 3:1; Bilangan), Yeshua memimpin para pengikut-Nya sebagai Gembala yang Baik (Yohanes 10:10-11; Mat. 9:36)).
  20. Keduanya adalah hamba YHVH yang rendah hati (Bil. 12:3; Luk. 2: 46-7; Fil. 2:8-9).
  21. Keduanya berpuasa selama empat puluh hari di padang gurun (Kel 34:28; Mat 4:2).
  22. Keduanya adalah perantara dari perjanjian darah: Musa dari perjanjian yang lama (Kel 24:7-8) dan Yeshua dari perjanjian yang baru (Mat. 26:26-28; Markus 14:24; Lukas 22:20; Ibr. 9:11-15; 1 Kor 11:25; 2 Kor 3:6).
  23. Keduanya bersedia untuk mati demi dosa orang-orang (Kel 32:30-33; Yoh 17).
  24. Sama seperti Musa mendirikan Paskah YHVH pada Nisan 14 sebagai cara yang olehnya Malaikat Maut akan melompati orang-orang Israel yang percaya pada janji Elohim melalui darah anak domba (Kel. 12:11-12), demikian Yeshua mempersembahkan diri-Nya sebagai Anak Domba Elohim yang dikorbankan untuk membawa dosa dunia (Yohanes 1:29).
  25. Sama seperti Musa mendatangkan “kebangkitan” anak-anak Israel ketika mereka melintasi Laut Merah; demikian juga Yeshua menjadi Buah sulung kebangkitan ketika Dia bangkit dari kematian.
  26. Sama seperti Torah yang diberikan kepada Israel lima puluh hari setelah keluar dari Mesir (pada hari Pentakosta atau Shavuot), demikian juga Yeshua mengirim Roh Kudus untuk membentuk gereja-Nya lima puluh hari setelah kebangkitan-Nya.
  27. Kedua wajah mereka bersinar dengan kemuliaan surgawi – Musa di Gunung Sinai Kel. (34:34-5) dan Yeshua di Gunung Transfigurasi (Mat. 17:2).
  28. Seperti  Musa mengangkat ular tembaga di padang gurun untuk menyembuhkan bangsanya, (Bil 21:8-9); demikian juga Yeshua diangkat ke atas salib untuk menyembuhkan semua orang yang percaya dari dosa mereka (Yoh. 12:32).
  29. Seperti Musa menaklukkan musuh besar Israel, orang Amalek dengan lengannya yang terangkat (Kel. 17:11), maka demikian juga Yeshua menaklukkan musuh utama kita yaitu dosa dan kematian dengan lengan-lengan-Nya yang terangkat di atas salib (Yohanes 19:18).
  30. Seperti Musa mengirim dua belas pengintai untuk menjelajahi Kanaan (Bil. 13), demikian Yeshua mengirim dua belas rasul untuk menjangkau dunia (Mat. 10:1); dan seperti Musa menunjuk tujuh puluh pemimpin atas Israel (Bil 11:16-7), demikian Yeshua mengurapi tujuh puluh murid untuk mengajar bangsa-bangsa (Lukas 10:1).

Jadi bagaimana bisa dikatakan Yesus (yaitu, Yeshua) adalah seorang nabi seperti Musa? Seperti Musa, Dia adalah seorang Yahudi, seorang Pemimpin, seorang Nabi, seorang Pemberi Hukum, seorang Juru Selamat, seorang Guru (Rabbi), seorang Imam, Seorang yang Diurapi, seorang Perantara antara Elohim dan manusia – menyampaikan Firman Elohim – dan seperti Musa, Dia menawarkan diri-Nya untuk mati bagi dosa-dosa umat …

Parashah (lanjutan)

Setelah Musa memberikan nubuatannya tentang Nabi yang akan datang, ia mengulangi beberapa tugas orang-orang Israel terhadap Kohanim (para imam) dan orang-orang Lewi, termasuk pemberian-pemberian yang disisihkan dari hasil panen petani, pencukuran bulu dan pemotongan ternak (terumah); larangan-larangan terhadap berbagai bentuk sihir dan takhayul, kewajiban untuk mentaati nabi, dan persyaratan untuk menyiapkan “Kota-kota Perlindungan” bagi seseorang yang membunuh tanpa sengaja. Selain itu, banyak aturan perang diberikan, termasuk larangan terhadap penghancuran tanpa alasan atas sesuatu yang bernilai (yakni, bal tashchit: בַּל תַּשְׁחִית), sebagaimana dicontohkan oleh hukum yang melarang menebang pohon buah ketika melakukan pengepungan.

Bagian tersebut diakhiri dengan hukum Eglah Arufah – prosedur khusus yang harus diikuti ketika seseorang dibunuh oleh seorang pembunuh yang tidak dikenal dan tubuhnya ditemukan di padang. Dalam kasus seperti itu, tanggung jawab atas pembunuhan berada di kota terdekat dengan tempat kejadian pembunuhan.  Dalam upacara penebusan, para pemimpin kota harus menyembelih seekor lembu muda, mencuci tangan mereka di hadapan para imam, dan berdoa memohon pengampunan.

Ringkasan Bacaan Haftarah:

Haftarah untuk Shoftim disebut sebagai “Haftarot Penghiburan” keempat, yang memberikan semangat kepada Israel bahkan di hadapan pengasingan.

אָנֹכִ֧י אָנֹכִ֛י ה֖וּא מְנַחֶמְכֶ֑ם מִֽי־ אַ֤תְּ וַתִּֽירְאִי֙ מֵאֱנ֣וֹשׁ יָמ֔וּת וּמִבֶּן־ אָדָ֖ם חָצִ֥יר יִנָּתֵֽן׃ וַתִּשְׁכַּ֞ח יְהוָ֣ה עֹשֶׂ֗ךָ נוֹטֶ֣ה שָׁמַיִם֮ וְיֹסֵ֣ד אָרֶץ֒

‘anokhi ‘anokhi hu’ menachemkhem mi- ‘at vattire’i me’enosh yamut umibben- ‘adam chatzir yinnaten.
vattishkach Adonai ‘oshekha noteh shamayim veyosed ‘aretz

“Aku, Akulah Dia yang menghiburmu. Siapakah engkau sehingga harus takut terhadap manusia? Dia akan mati! Dan terhadap anak manusia? Dia, akan dijadikan seperti rumput!  Namun engkau melupakan YHVH, Penciptamu, yang membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi.” (Yes. 51:12-13)

Betapa indahnya kaki orang yang membawa kabar di atas gunung-gunung, yang memperdengarkan damai sejahtera, yang membawa kabar baik, yang memperdengarkan keselamatan, yang berkata kepada Zion, “Elohimmu adalah raja!”  (Yesaya 52:7).

Setelah Kesusahan Besar, Israel akhirnya akan menerima Mashiach Yeshua, dan keselamatan Israel akan menjadi bukti bagi seluruh dunia. Beberapa orang bijak Yahudi mengatakan bahwa rujukan pada “kaki” pembawa kabar itu berkaitan dengan pemulihan kembali “Shalosh Regalim,” tiga hari raya utama yaitu Pesach, Shavuot dan Sukkot, ketika orang-orang Yahudi akan melakukan perjalanan di bukit-bukit Yerusalem ke Bait Suci untuk menyembah YHVH. Bagaimanapun, ketika YHVH kembali ke Yerusalem dan seluruh Israel diselamatkan, semua mo’edim (hari-hari raya) akan dengan jelas mengungkapkan bagaimana Yeshua adalah penggenapan dari penghiburan dan keselamatan mereka.

Ringkasan Brit Chadashah:

Bagian dari Injil Yohanes mengingatkan dua pertanyaan yang diajukan soferim (ahli Torah) kepada Yohanes Pembaptis:

  1. “Apakah engkau Elia?” (Yohanes 1:21) – Ini merujuk pada nubuat Maleakhi (Mal. 4:5) bahwa Elia akan datang sebagai utusan sebelum kemunculan Mesias. Sampai hari ini orang-orang Yahudi di seluruh dunia masih menyiapkan secangkir anggur untuk Elia pada Paskah – untuk mengantisipasi kedatangannya sebagai pendahulu Mesias.
  2. “Apakah engkau Nabi?” (Yohanes 1:21). Ini merujuk pada nubuat Musa bahwa Elohim akan mengirim “seorang nabi seperti aku” (Ul 18:15-19).

Jawaban Yohanes adalah bahwa ia adalah “suara orang yang berseru-seru di padang gurun” (Yes. 40:3) yang dikirim untuk memberikan kesaksian bagi Mashiach Yeshua, yang saat itu ada di tengah-tengah mereka.

Perikop dari Kisah Para Rasul mengingatkan pesan Rasul Petrus yang diberikan di serambi Salomo di mana ia mengutip Ulangan 18:18-19 dan mengidentifikasi Yeshua sebagai Nabi seperti Musa.

Ucapan Berkat Sesudah Studi Torah

Sebagaimana kebiasaan untuk mengucap berkat sebelum melakukan Talmud Torah – studi Torah, demikian juga kita mengucap berkat sesudah studi kita:

בָּרוּךְ אַתָּה יְהוָה אֱלֹהֵינוּ מֶלֶךְ הָעוֹלָם אֲשֶׁר נָתַן לָנוּ תּוֹרַת אֱמֶת ־ יֵשׁוּעַ מְשִׁיחֵנוּ ־ וְחַיֵּי עוֹלָם נָטַע בְּתוֹכֵנוּ; בָּרוּךְ אַתָּה יְהוָה נוֹתֵן הַתּוֹרָה

barukh attah YHVH ‘eloheinu melekh ha’olam ‘asher natan lanu torat emet – Yeshu’a meshichenu – vechayye olam nata’ betokhenu; barukh attah YHVH noten hatorah

Diberkatilah engkau, YHVH Elohim kami, raja semesta, yang memberi kepada kami Torah kebenaran – Yeshua Mesias kami – dan hidup kekal ditempatkan di tengah-tengah kami; diberkatilah engkau YHVH, pemberi Torah.

Referensi:

עברית לנוצרים – ג’והן פרסונס

Hari TUHAN

Talmidim Yeshua HaMashiach

Kitab Henokh

Berita untuk Generasi Akhir Zaman