Hari TUHAN

Talmidim Yeshua HaMashiach

Parashat Tazria “Dia Mengandung Benih”

Bagian Torah pekan ke-26

תַזְרִיעַ

Parashat Tazria “Dia Mengandung Benih”

  • Torah: Imamat 12:1-13:59
  • Haftarah: 2 Raja 4:42-5:19
  • Brit Chadashah: Yohanes 6:8-13; Matius 8:1-4

Ringkasan Bacaan Torah:

Parashah Tazria dimulai dengan diskusi tentang hukum-hukum tentang ritual kenajisan dan kemurnian yang berkaitan dengan persalinan. Seorang ibu yang baru melahirkan diperlakukan sebagai niddah (perempuan yang sedang menstruasi) dan dianggap “najis” (tamei) berkenaan dengan tempat kudus selama 40 hari (jika anaknya laki-laki) atau 80 hari (jika anaknya perempuan). Pada hari ke-8 seorang anak laki-laki harus disunat, dan begitu perempuan itu dianggap bersih, harus membawa seekor domba berumur setahun sebagai persembahan bakaran dan seekor merpati untuk persembahan dosa (jika dia miskin, dua ekor merpati sudah cukup untuk kedua persembahan itu).

Parashah dimulai :

וַיְדַבֵּר יְהוָה אֶל־מֹשֶׁה לֵּאמֹֽר׃

דַּבֵּר אֶל־בְּנֵי יִשְׂרָאֵל לֵאמֹר אִשָּׁה כִּי תַזְרִיעַ וְיָלְדָה זָכָר וְטָֽמְאָה שִׁבְעַת יָמִים כִּימֵי נִדַּת דְּוֹתָהּ תִּטְמָֽא׃

Dan berfirmanlah YHVH kepada Musa, dengan mengatakan, “Berbicaralah kepada bani Israel, katakanlah: Ketika seorang wanita mengandung lalu melahirkan bayi laki-laki, maka dia menjadi najis selama tujuh hari, seperti masa sakit haidnya, dia menjadi najis. (Imamat 12:1-2)

Sunat: Brit Milah

Ritual sunat dimulai dari perjanjian yang dibuat YHVH dengan Avraham Avinu (Kej. 17:9-14) ketika YHVH memerintahkan bahwa seorang bayi laki-laki Yahudi harus menjalani brit milah (sunat) pada hari kedelapan setelah ia dilahirkan – terlepas dari apakah hari ke-8 adalah yom tov (hari raya) atau jatuh pada Shabbat (Im. 12:3). Hanya setelah anak laki-laki itu disunat, dia diberi nama Yahudi.

Menurut beberapa tradisi Yahudi, Elohim memperhitungkan orang tua yang menjalankan brit milah dengan zechut (jasa) mirip dengan Abraham ketika dia mempersembahkan Ishak di atas mezbah.

Korbanot untuk Kelahiran

Pada zaman mishkan (dan kemudian Bait Suci), ibu baru dari bayi itu diharuskan untuk mempersembahkan korbanot (kurban-kurban) untuk kelahiran anaknya. Jika dia kaya, dia akan membawa seekor ana domba (untuk olah) dan seekor burung tekukur atau merpati (untuk chatat). Jika dia miskin, dia diijinkan untuk mempersembahkan seekor burung kedua sebagai pengganti anak domba.

Kita membaca dalam Injil bagaimana Miryam (Maria) dengan setia menjalankan hukum-hukum ini ketika dia melahirkan Putranya Yeshua sang Mashiach:

Dan ketika hari-hari penahiran mereka telah digenapi menurut torah Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada YHVH, sebagaimana yang telah tertulis di dalam torat YHVH, “Setiap anak laki-laki yang membuka rahim, akan disebut kudus bagi YHVH,” dan untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang telah dikatakan di dalam torat YHVH, “Sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.” (Lukas 2: 22-24)

(Dalam Yudaisme modern, seorang perempuan yang melahirkan menjalani proses pemurnian yang mencakup berendam di dalam mikveh (kumpulan air yang terjadi secara alami). Semua bayi laki-laki harus disunat pada hari kedelapan kehidupan pada upacara brit milah.)

Tzara’at

Parashah selanjutnya menggambarkan penderitaan kulit tertentu, secara kolektif disebut tzara’at, yang menyebabkan orang yang mengidapnya menjadi najis (tamei) dan dalam keadaan kotor (tumah). Perhatikan bahwa tzara’at tidak dapat diidentifikasikan dengan kusta (sebagaimana diklaim oleh beberapa terjemahan Alkitab), karena gejala tzara’at tidak hanya mencakup kulit seseorang yang mengidapnya, tetapi kadang-kadang pakaiannya, bejana tembikar, dan rumah.

Tzara’at adalah kondisi kulit yang hanya bisa didiagnosis oleh seorang kohen (imam), dan bukan dokter. Jika bercak putih atau merah muda muncul pada kulit seseorang, orang yang mengidapnya diharuskan untuk menghubungi seorang kohen untuk pemeriksaan. Jika imam mendeteksi 1) dua helai rambut yang telah berubah putih di tempat itu, atau 2) sebidang kulit yang sehat di tengah-tengah tempat itu, ia dinyatakan tamei (tidak murni atau najis), dan kemudian harus mengikuti hukum-hukum yang ditentukan untuk metzora (orang yang terkena tzara’at); sebaliknya, dia dinyatakan tahor (tahir).

Di sisi lain, jika imam mencurigai tzara’at tetapi tidak yakin, orang yang mengidap dikarantina dan diharuskan melakukan teshuvah (pertobatan). Jika evaluasi kedua menunjukkan bahwa tempat tersebut telah bertambah besar ukurannya, orang tersebut dinyatakan tamei dan tunduk pada hukum-hukum untuk metzora (yaitu, tinggal “di luar perkemahan” sampai orang tersebut benar-benar sembuh).

Tzara’at pada dasarnya adalah penyakit spiritual – penderitaan yang YHVH gunakan untuk membantu memimpin umat-Nya kepada teshuvah. Talmud Babel (Erachin 15b, 16a) mencantumkan tujuh penyebab tzara’at, termasuk: pembunuhan, perzinahan, kesombongan, pencurian, kekikiran, sumpah palsu, dan (kebanyakan dari semuanya) untuk dosa lashon hara.

Apa itu Lashon Hara?

Secara umum, lashon hara (לָשׁוֹן הָרָה) artinya “lidah jahat,” tetapi ia tidak boleh dipahami secara eksklusif sebagai mengucapkan hal-hal yang memfitnah tentang orang lain atau menggunakan kata-kata tidak senonoh (meskipun itu tentu saja termasuk dalam pemahaman ini). Tidak, lashon hara artinya mengucapkan sesuatu yang buruk tentang orang lain walaupun itu benar adanya. Dengan kata lain, lashon hara adalah gosip, menyebarkan laporan-laporan buruk (bahkan meskipun itu benar), atau mengekspresikan roh kritik tentang orang lain. Perilaku semacam itu secara eksplisit dilarang dalam Im. 19:16

Tentu saja ada saat-saat ketika seseorang diwajibkan untuk berbicara, meskipun informasi itu meremehkan (misalnya, ketika bersaksi di bawah sumpah, mengucapkan “penghakiman yang benar” (Yoh. 7:24), dan seterusnya). Bahkan, kadang-kadang itu adalah tanda seorang pengecut untuk menahan diri dari berbicara kebenaran ketika itu diperlukan. Namun, praktek menjadi seorang motzi ra (seseorang yang berbicara jahat) berhubungan dengan status metzora, seseorang yang ditimpa tzara’at, dan karena itu banyak orang berhikmat Yahudi telah membuat hubungan antara dosa lashon hara dan kondisi kenajisan yang dikenal sebagai tzara’at.

Menurut midrash, orang pertama yang mendapatkan tzara’at adalah Musa sendiri. Ketika YHVH memberi tahu Musa bahwa Dia ingin menyelamatkan Israel dari perbudakan di Mesir, Musa memberi tahu Elohim, “mereka tidak akan percaya bahwa Engkau telah mengutus aku!” YHVH kemudian memerintahkan Musa untuk mengulurkan tangannya dan itu berubah menjadi putih dengan tzara’at – karena berbicara jahat tentang orang-orang Yahudi!

Apa yang terjadi pada metzora?

Jika seseorang didiagnosis menderita tzara’at, mereka dipaksa meninggalkan ketiga kemah orang Israel: 1) perkemahan mishkan (Tabernakel) itu sendiri; 2) perkemahan orang Lewi (dan para imam), dan 3) perkemahan semua suku Israel lainnya (pada zaman Bait Suci, metzora harus meninggalkan semua kota berbenteng di Israel). Itu adalah kondisi pengucilan secara total.

Metzora harus merobek pakaian-pakaiannya seperti seorang pelayat, sepanjang waktu tetap sendirian, dan berteriak: “Najis! Menjauhlah! Jangan menjadi tamei (najis) karena aku!” (tidak ada seorang pun yang diijinkan mendekat dalam jarak delapan kaki dari padanya). Meskipun begitu terisolasi, orang dengan metzora akan memiliki kesempatan untuk melakukan teshuvah (pertobatan) dan menemukan kesembuhan (sebagaimana dijelaskan dalam parashah Metzora).

Menariknya, selama penderitaan itu menyebar di seluruh tubuh, orang itu metzora dan karenanya tamei (najis), tetapi jika tzara’at (akhirnya) menutupi orang itu dari kepala hingga ujung kaki, ia harus dianggap “tahir” (Im. 13:12-13). Dengan kata lain, dalam beberapa kasus, metzora perlu untuk sepenuhnya diselubungi dengan kesengsaraan mereka sebelum mereka dibebaskan, dan ini lebih lanjut mengingatkan kita tentang kebutuhan kita untuk sepenuhnya diidentifikasikan dengan kematian Yeshua supaya mengalami kebangkitan hidup… Hanya dengan memahami betapa radikalnya kebutuhan bagi pembebasan kita, bahwa jamahan kesembuhan Yeshua dapat dimanifestasikan.

Ringkasan Bacaan Haftarah:

Bacaan Haftarah untuk Tazria mencakup dua sketsa dari pelayanan nabi Elisa, yang keduanya menggambarkan Mashiach Yeshua kita. Dalam kisah pertama, kita membaca bagaimana 22 buah roti secara ajaib dilipatgandakan untuk memberi makan 2.200 orang, dan dalam kisah kedua kita membaca bagaimana kapten Suriah Naaman disembuhkan dari tzara’at (atau penyakit kulit). Menariknya, dalam Injil kita membaca tentang bagaimana Yesus melipatgandakan roti untuk orang banyak (Yoh. 6:8-13) dan mentahirkan seorang kusta (Mat. 8:1-4). Yeshua bahkan merujuk pada penyembuhan Naaman untuk mendemonstrasikan bahwa Elohim mengasihi dan menyembuhkan orang-orang dari bangsa-bangsa lain (goyim), dan bukan hanya orang Yahudi saja (lihat Luk. 4:27-28).

Ringkasan Bacaan Brit Chadashah:

Bacaan Perjanjian Baru untuk parashat Tazria mencakup referensi kepada dua mujizat yang dilakukan Yeshua sang Mashiach sama seperti yang dilakukan nabi Elisa dalam bacaan Haftarah (yaitu mujizat memberi makan orang banyak dari lima roti dan menyembuhkan seseorang yang menderita tzara’at).

Penyembuhan oleh Yeshua adalah paradoks, karena siapa pun yang menjamah seseorang yang menderita tzara’at menjadi (secara ritual) najis, namun kita tahu bahwa Yeshua sepenuhnya tanpa dosa atau kenajisan. Dia sendiri adalah Penyembuh dari kenajisan kita di hadapan Elohim, dan melalui jamahan-Nya kita dibuat diterima untuk penyembahan spiritual yang sejati. Syukur bagi YHVH Elohim Israel! Tuhan Yeshua melawat dan menyembuhkan kita di luar perkemahan!

Ini adalah hak prerogatif eksklusif YHVH Elohim Israel untuk “menjamah” mereka yang menderita tzara’at dan menyembuhkan mereka berdasarkan teshuvah mereka, dan dalam ukuran yang sama, Yeshua memasuki “koloni kusta” umat manusia untuk menyembuhkan mereka yang berseru-seru kepada Dia. Dia adalah sama kemarin, hari ini, dan selamanya, dan kasih-Nya menjangkau mereka yang menderita dan tertindas karena kenajisan mereka. Jika Anda berseru kepada-Nya, Ia juga akan menjamah Anda dan memulihkan Anda untuk bersekutu dengan Elohim.

Hari TUHAN

Talmidim Yeshua HaMashiach

Kitab Henokh

Berita untuk Generasi Akhir Zaman