Hari TUHAN

Talmidim Yeshua HaMashiach

Parashat Emor “Berbicaralah”

Bagian Torah pekan ke-31:

אֱמֹר

Parashat Emor “Berbicaralah”

  • Torah: Imamat 21:1-24:23
  • Haftarah: Yehezkiel 44:15-31
  • Injil: Matius 5:38-42; Matius 26:59-66; Galatia 3:26-29; 1 Petrus 2:4-10

מָֽה־ אָהַ֥בְתִּי תוֹרָתֶ֑ךָ כָּל־ הַ֝יּ֗וֹם הִ֣יא שִׂיחָתִֽי׃

mah- ‘ahavti toratekha kol- haiyom hi’ sichati.

Oh… betapa aku mencintai Torah-Mu! Dialah (Torah) perenunganku sepanjang hari. Mazmur 119:97

Merupakan tradisi untuk mengucapkan kata-kata berkat sebelum melakukan studi Torah – Talmud Torah. Dalam ucapan berkat berikut ini, perhatikan kata la’asoq, yang artinya melibatkan diri, atau membenamkan diri (itu berasal dari akar kata Ibrani yang artinya “sibuk”). Jadi ucapan berkat ini adalah tentang “menyibukkan diri” dengan mempelajari Torah, memperhatikan baik-baik instruksi Elohim bagi kehidupan kita.

בָּרוּךְ אַתָּה יְהוָה אֱלֹהֵינוּ מֶלֶךְ הָעוֹלָם אֲשֶׁר קִדְּשָׁנוּ בְּמִצְוֹתָיו וְצִוָּנוּ לַעֲסוֹק בְּדִבְרֵי תוֹרָה

barukh ‘attah YHVH ‘eloheinu melekh ha’olam ‘asher qiddeshanu be’mitzvotav ve’tzivvanu la’asoq be’divrei torah.

Diberkatilah Engkau YHVH Elohim kami, raja alam semesta, yang menguduskan kami dalam perintah-perintah-Mu dan memerintahkan kami untuk menyibukkan diri kami dalam kata-kata Torah.

Mengapa kata “la’asoq” (לעסוק) digunakan ketimbang “lomed” (mempelajari) dalam kata-kata berkat ini? Dikatakan bahwa meskipun tidak semua orang punya waktu atau energi untuk mempelajari Torah seperti yang dimaksud kata “lomed” (לומד), setiap orang dapat mengikuti, menghadiri, terlibat, dan membenamkan diri, atau dengan kata lain, sibuk dengan hal-hal yang berhubungan dengan praktek Torah.

Ringkasan Bacaan Torah

Parashat Emor dibuka dengan perintah kepada Musa: emor el-haKohenim benei Aharon, “katakanlah kepada para imam, anak-anak Harun …” dan kemudian daftar perintah-perintah tertentu mengenai pelayanan di Mishkan (Tabernakel), termasuk batasan tentang menyentuh mayat, larangan mengenai kebiasaan bangsa-bangsa kafir, dan aturan mengenai pernikahan seorang kohen (imam). Fungsi dari perintah-perintah ini ada dua: untuk mempromosikan kekudusan dan untuk menjaga dari mencemarkan Nama Elohim.

Parashah dimulai dengan:

Vayiqra 21:1

וַיֹּ֤אמֶר יְהוָה֙ אֶל־ מֹשֶׁ֔ה אֱמֹ֥ר אֶל־ הַכֹּהֲנִ֖ים בְּנֵ֣י אַהֲרֹ֑ן וְאָמַרְתָּ֣ אֲלֵהֶ֔ם לְנֶ֥פֶשׁ לֹֽא־ יִטַּמָּ֖א בְּעַמָּֽיו׃

vaiyo’mer YHVH ‘el- Mosheh ’emor ‘el- hakkohanim benei ‘Aharon ve’amarta ‘alehem lenefesh lo- yittamma’ be’ammav

Dan YHVH berfirman kepada Mosheh, “Berkatalah kepada para imam, anak-anak lelaki Aharon, dan engkau akan berkata kepada mereka: Dia tidak akan menajiskan diri untuk jiwa dalam kaum-kaumnya (Imamat 21:1).

Kohen dan orang-orang Lewi

Yakub, memiliki 12 putra, yang menjadi pendiri kedua belas suku (shevatim) Israel. Putranya, Lewi, memiliki tiga putra: Gershon, Kohath, dan Merari (Kej. 46:11; Kel. 6:16-26) yang menjadi kepala kaum-kaum orang Lewi. Namun, Elohim secara eksklusif memilih cucu buyut Lewi, Harun dan keturunannya, dari antara semua orang Lewi untuk menjadi imam-imam-Nya (Bil. 17:1-10).

Dengan kata lain, ada tiga “kelas” dalam struktur masyarakat Yahudi: Kohen, orang Lewi, dan orang Israel. Hanya Kohanim yang merupakan keturunan lahiriah Harun dan ditugaskan tugas-tugas imamat untuk mempersembahkan korbanot (kurban-kurban). Keturunan Lewi lainnya ditugaskan untuk membantu pemeliharaan mishkan, seperti mengangkut berbagai perkakas, merakitnya ketika YHVH memindahkan perkemahan, dan sebagainya. Tetapi hanya Kohanim yang diizinkan untuk melakukan avodah (pelayanan keimaman) atas nama Israel. Karena itu, Kohanim, adalah bagian dari Suku Lewi. Jadi, sementara setiap orang Lewi adalah orang Israel (keturunan Israel), tidak setiap orang Lewi (keturunan Lewi) adalah seorang Kohen (keturunan Harun).

@pic

Mengapa mereka dipilih?

Dalam satu kata: kesetiaan kepada YHVH, Elohim Israel. Shevat (suku) Lewi dipilih untuk melayani di mishkan karena kesetiaan mereka kepada YHVH pada masa-masa bahaya nasional. Sebagai contoh, mereka menolak untuk menyumbangkan emas atau mengambil bagian dalam dosa Anak Lembu Emas, dan sangat berapi-api bagi YHVH sehingga mereka membunuh 3000 orang penghasut pemberontakan. Selain itu, menurut orang-orang bijak, orang-orang Lewi melanjutkan praktik sunat ketika berada di Mesir, bahkan meskipun suku-suku Israel lainnya telah meninggalkan praktik itu. Keturunan Harun diberi upah dengan menjadi kohanim karena pelayanannya yang setia bersama Musa selama yetziat Mitzrayim (Eksodus dari Mesir).

Batasan-batasan Tambahan pada Kohanim (para imam)

Karena kohanim dipisahkan untuk pelayanan langsung kepada YHVH, batasan-batasan tambahan diberlakukan kepada mereka yang tidak berlaku bagi sisa suku Lewi (atau bagi orang-orang Israel secara umum). Misalnya, mereka tidak boleh menyentuh mayat atau mereka akan dianggap tamei (najis) untuk pelayanan di mishkan. Satu-satunya pengecualian adalah untuk tujuh kerabat terdekat kohen: istrinya, ibu atau bapanya, anak laki-laki atau anak perempuannya, dan saudara laki-laki atau saudara perempuannya (belum menikah). Namun, jika seorang kohen mengubur salah satu dari mereka, ia akan dianggap tamei dan tidak dapat melayani di mishkan sampai ia dimurnikan secara seremonial oleh air bercampur abu dari parah adumah (lembu betina merah).

Namun, seorang kohen Gadol (Imam Besar) tidak boleh bahkan mengubur kerabat terdekatnya, kecuali itu adalah untuk meit mitzvah, mengubur mayat orang Yahudi yang ditinggalkan ketika tidak ada orang lain yang dapat melakukannya. Jika Imam Besar melakukan ini, ia juga dianggap tamei dan harus menjalani proses pemurnian.

Selain itu, seorang kohen tidak boleh menikahi seorang perempuan yang telah bercerai atau seorang janda (anak laki-laki yang lahir dari pernikahan seperti itu disebut chalal dan tidak layak untuk melayani sebagai imam), dan ia harus secara fisik bebas dari segala cacat (disebut amum).

Kohanim ditopang oleh terumot (sumbangan) dari orang-orang Israel. Seorang petani Yahudi yang memanen biji-bijian harus memberikan sebagian dari padanya kepada para imam (disebut Ma’aser Rishon), seperti halnya seorang peternak Yahudi memberikan sebagian ternaknya (disebut Ma’aser Behemah). Setiap kohen dan keluarganya bisa makan terumah jika mereka tahor (tahir), tetapi jika mereka tamei (najis), mereka harus menjalani penyucian secara seremonial terlebih dahulu.

Semua korbonot (kurban-kurban) yang dipersembahkan di mishkan harus bebas cacat. Orang-orang bijak mendaftar lebih dari 50 mumim (cacat) yang akan membuat batal suatu persembahan, dan itu adalah tanggung jawab kohanim untuk memastikan kualitas pengurbanan.

@pic

Catatan: Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam bagian Torah ini, perhatikan bagaimana tatanan perkemahan orang Israel menyerupai salib, dengan Kohanim di sebelah suku Yehuda, yang dari padanya akan datang Yeshua, Kohen Gadol perjanjian baru kita. Baruch HaShem – perkemahan YHVH itu sendiri merupakan gambar salib, tempat pengurbanan final, di mana Raja orang Yahudi akan menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus Israel yang tertawan!

Chillul HaShem – Kiddish HaShem

“Chillul Hashem” (חִלוּל הַשֵּׁם) artinya “penajisan Nama Elohim.” Dalam bahasa sehari-hari, itu merujuk pada apa pun yang memberi nama buruk atau reputasi buruk pada YHVH, Torah, atau orang Yahudi.

Menurut orang bijak tertentu, chillul haShem merujuk kepada berdosa sedemikian rupa sehingga menajiskan Nama YHVH (termasuk membunuh seseorang, melayani elohim lain, atau melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang dilarang). Seorang Yahudi diharuskan mati ketimbang melakukan dosa-dosa seperti itu, dan mereka yang melakukan pelanggaran-pelanggaran ini menghina YHVH dengan menolak untuk menyerahkan nyawa mereka. Dengan kata lain, ketika seorang Yahudi dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan salah satu dari dosa-dosa ini atau dieksekusi, maka ia harus memilih untuk mati, atau jika tidak maka dia melakukan chillul haShem. Juga, jika seorang non-Yahudi memerintahkan seorang Yahudi untuk berbuat dosa di hadapan 10 atau lebih orang Yahudi lainnya, ia juga harus membiarkan dirinya dibunuh ketimbang mematuhi perintah jahat itu.

Kiddush HaShem (“menguduskan Nama,” קִדּוּשׁ הַשֵּׁם) artinya bahwa kita menghormati Nama YHVH dengan menyerahkan hidup kita. Oleh karena itu, merupakan kebalikan dari chillul HaShem. Setiap kali seorang Yahudi melafalkan Shema, ia menegaskan bahwa mereka lebih baik mati ketimbang menyangkal Nama YHVH yang agung dan mulia. Perlu dicatat bahwa orang-orang bijak mengatakan bahwa jika seorang Yahudi akan menyerahkan hidup mereka untuk YHVH, ia tidak boleh berpikir, “YHVH akan menyelamatkan aku dari kematian dalam kasus ini,” tetapi harus berharap untuk dibunuh. Jadi ketika Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dihadapkan dengan tungku berapi rancangan jahat Nebukadnezar, mereka tidak mengira bahwa YHVH akan melakukan mujizat bagi mereka, tetapi sepenuhnya berharap untuk menyerahkan hidup mereka demi kiddush HaShem (Daniel 3).

Mo’edim – waktu-waktu yang ditetapkan YHVH

Bagian kedua dari parashah berisi delapan mo’edim utama (מוֹעֲדִים) – waktu-waktu yang ditetapkan dari kalender Yahudi. Waktu-waktu “yang dikuduskan” ini juga disebut sebagai mikra’ei qodesh (מִקְרָאֵי קֹדֶשׁ), “waktu-waktu di mana kekudusan diproklamasikan” (Im. 23:2). Dalam bahasa sehari-hari, ini disebut yamim tovim (yaitu, hari-hari raya Yahudi). Meskipun ada beberapa yang lain yang disebutkan dalam Torah (misal, Rosh Chodesh), bagian ini mencantumkan “waktu-waktu janjian” dengan YHVH:

  1. Shabbat – pelaksanaan Shabbat mingguan. Menurut orang-orang bijak, Shabbat adalah yang paling penting dari waktu-waktu yang ditetapkan, bahkan lebih penting daripada Yom Kippur dan Sepuluh Hari Yang Diagungkan.
  2. Pesach (Nisan 14), juga disebut “Paskah.”
  3. Roti Tidak Beragi (Nisan 15-22); perhatikan bahwa Menghitung Omer pertama kali disebutkan dalam bagian Torah ini (Im. 23:9-16).
  4. Buah sulung (Nisan 16), juga disebut Reishit Katzir.
  5. Shavuot (Sivan 6), juga disebut “Pentakosta” atau “Tujuh Minggu.”
  6. Yom Teru’ah (Tishri 1), juga disebut “Rosh Hashanah” (perhatikan bahwa ini adalah pertama kalinya ini diungkapkan dalam Torah).
  7. Yom Kippur (Tishri 10) juga disebut “Hari Penebusan.”
  8. Sukkot (Tishri 15-22) juga disebut “Tabernakel” atau “Pondok” (perhatikan bahwa ini adalah pertama kalinya mitzvah untuk tinggal di dalam sukkah dan melambaikan arba minim (empat spesies) disebutkan dalam Torah).

שָׁלוֹשׁ רְגָלִים

Paskah, Shavuot (“Pentakosta”), dan Sukkot (“Tabernakel”) disebut shalosh regalim (שָׁלוֹשׁ רְגָלִים), tiga hari raya ziarah (ke Yerusalem) di mana setiap laki-laki Yahudi dituntut untuk mempersembahkan kurban di mishkan (dan belakangan di Bait suci).

Masing-masing dari yamim tovim (hari-hari raya) ini juga merupakan waktu istirahat Shabbat (menuchah), di mana tidak ada pekerjaan reguler yang diizinkan. Halakhah rabinikal mendefinisikan “pekerjaan” (melakhah) semacam itu sebagai tindakan apa pun yang termasuk dalam salah satu dari 39 kategori kerja (Avot Melakhah), yang diidentifikasi saat membangun mishkan. Dengan kata lain, mo’edim adalah waktu-waktu yang sakral, terpisah dari urusan-urusan keduniawian kehidupan sehari-hari.

Perlu dicatat bahwa dalam upaya untuk memasukkan Chanukah dan Purim sebagai bagian dari kalender ilahi yang diungkapkan dalam Torah, orang-orang bijak Yahudi mencatat bahwa segera setelah YHVH mengungkapkan hari-hari raya ini, Ia memerintahkan Musa untuk menjaga menorah di dalam Tempat Kudus Mishkan membakar minyak zaitun terus-menerus (ner tamid) dan untuk menyediakan “roti sajian,” mingguan atau dua belas roti di shulchan di dalam Tempat Kudus. Orang-orang bijak mengatakan bahwa instruksi mengenai minyak menorah menyinggung Chanukah, sedangkan lechem ha-panim (“roti sajian”) menyinggung tentang hester panim – atau “menyembunyikan wajah” dan nes nistar (mujizat tersembunyi) dari kisah Ester.

Perhatikan juga bahwa ada pernyataan kembali tentang perintah untuk menyisakan makanan untuk orang miskin dan orang asing (pe’ah, leket, dll.) yang muncul di tengah-tengah daftar berbagai hari raya (lihat Im. 23:22), yang dikatakan orang-orang bijak dimaksudkan untuk mengingatkan kita untuk membantu mereka yang membutuhkan, terutama selama waktu-waktu ini. Oleh karena itu kita melihat bahwa pemberian tzedakah adalah bagian rutin dari hari-hari Yahudi (misal, memberikan ma’ot chittim [מַעוֹת חִטִּים] “uang untuk gandum” selama Paskah, matanot la’evyonim [מַתָּנוֹת לָאֶבְּיוֹנִים] untuk Purim, dan seterusnya). Orang-orang bijak bertanya, “Mengapa Torah menempatkan mitzvah membantu orang miskin sementara berbicara tentang hari-hari raya dan kurban-kurban khusus mereka? Untuk mengajari kita kebesaran derma: ‘YHVH memberi upah siapa pun yang memberi derma kepada orang miskin seperti jika mereka membangun Bait Suci dan mempersembahkan persembahan-persembahan itu bagi Elohim.’ Memberi pemberian kepada orang miskin adalah memberi persembahan kepada Elohim sendiri!”

Karena setidaknya ada 50 Shabbat mingguan dalam satu tahun Yahudi selain tujuh hari raya yang ditentukan (belum lagi Rosh Chodesh dan hari-hari raya lainnya seperti Purim, Chanukah, Hari Kemerdekaan Israel, dll.), maka tidak mengherankan bahwa Kitab Suci menyatakan: “Seseorang dengan hati yang gembira memiliki perayaan yang terus-menerus” (Ams. 15:15). Mo’edim adalah waktu-waktu untuk memberi syukur dengan gembira kepada YHVH untuk semua yang telah Dia lakukan … YHVH memberi kita kalender-Nya sehingga kita dapat “Bersukacita di dalam YHVH senantiasa …” (Flp. 4:4).

Dalam hubungan ini, perhatikan bahwa kalender dibagi menjadi dua bagian yang sama masing-masing enam bulan, masing-masing berpusat pada ritual-ritual penebusan dan diakhiri dengan panenan. Paruh pertama dari kalender ilahi dimulai pada Rosh Chodashim (yaitu, Nisan 1; Kel. 12:2), yang diikuti oleh instruksi untuk memilih domba Paskah pada Nisan 10 (Kel. 12:3), menyembelihnya di petang hari tanggal 14 (Kel. 12:6-7) dan memakannya pada tanggal 15 (Kel. 12:8). Paskah sendiri memulai periode tujuh hari roti tidak beragi (dari Nisan 15-22), di mana tidak ada ragi yang boleh dikonsumsi (Kel. 12:15-20). Pada tingkatan pertanian, Paskah mewakili musim semi, musim panen buah sulung (yaitu, chag ha-katzir: חַג הַקָּצִיר), dan seterusnya. Di “sisi lain dari kalender,” Yom Teruah (atau Rosh Hashanah) menandai awal paruh kedua dari tahun tersebut (Kel. 23:16, Im. 23:24), yang diikuti oleh kurban Yom Kippur sepuluh hari kemudian, pada Tishri 10 (Im. 23:27), diikuti oleh perayaan Sukkot (“Tabernakel”) selama seminggu yang terjadi dari Tishri 15-22 (Im. 23:34-36). Pada tingkatan pertanian, Sukkot mewakili menuai panen musim gugur (yaitu, chag ha’asif: חַג הַאָסִף) pada “akhir tahun” (Kel 23:16). Dengan kata lain, dalam beberapa hal hari-hari raya musim gugur “mencerminkan” hari-hari raya musim semi pada kalender ilahi, dan memang, kedua sisi kalender mewakili aspek-aspek berbeda dari rencana penebusan Elohim bagi dunia. Hari-hari raya musim semi mewakili kedatangan pertama Yeshua (yaitu, Yeshua sebagai Hamba yang Menderita, Anak Domba Elohim, Mesias ben Yosef), sedangkan hari-hari raya musim gugur mewakili kedatangan-Nya yang kedua (Yeshua sebagai Tuhan yang menaklukkan, Singa dari Suku Yehuda, Mesias ben David).

Siklus Waktu …

Ketimbang menganggap waktu sebagai urutan peristiwa-peristiwa yang linier (yaitu, ukuran linear, gerakan progresif), pemikiran Yahudi cenderung menganggapnya dalam istilah-istilah spiral atau “helix,” dengan perkembangan ke depan yang dibatasi oleh suatu pola yang menyeluruh (dan ilahi) yang berulang secara siklis sepanjang minggu, bulan, dan tahun kehidupan. Ini bisa dilihat dalam bahasa Ibrani itu sendiri. Beberapa orang bijak mencatat bahwa kata Ibrani untuk “tahun” – shanah (שָׁנָה) – memiliki akar kata yang sama dengan kata “mengulangi” (שָׁנָה shanah) dan kata “perubahan” (שִׁנָּה shinnah). Dengan kata lain, gagasan “tahun Yahudi” menyiratkan “pengulangan” yang berkelanjutan – mishnah (מִשְׁנָה) – atau “peninjauan” terus-menerus tentang peristiwa-peristiwa profetik kunci dari sejarah penebusan sementara mereka dihidupkan kembali dalam pengalaman-pengalaman kita sekarang … (Pengertian bahwa peristiwa-peristiwa bapa leluhur merupakan “perumpamaan-perumpamaan” bagi kita dinyatakan dalam pepatah: מַעֲשֵֹה אֲבוֹת סִימָן לַבָּנִים / ma’aseh avot siman labanim: “Perbuatan-perbuatan bapa leluhur adalah tanda-tanda bagi anak-anak.”) Tahun Yahudi kemudian berulang kembali secara tematis, tetapi ia juga berubah dari tahun ke tahun ketika kita semakin dekat dengan Hari Penebusan yang akan datang … Kita melihat tensi ini (yaitu, perubahan-perubahan konstan), misalnya, dalam “aspek ganda” dari pelayanan Yeshua Mesias kita.

Dalam kedatangan-Nya yang pertama Yeshua datang sebagai Hamba yang Menderita bagi kita dan dengan demikian menggenapi makna laten dari liburan musim semi, dan dalam kedatangan-Nya yang kedua Dia akan memenuhi makna tersembunyi dari hari-hari raya musim gugur. Meskipun demikian, kita masih memperingati baik “tipikal dan penggenapannya” setiap tahun selama Paskah dengan memperluas ritual Seder untuk mengekspresikan realitas Yeshua sebagai “Anak Domba Elohim” bagi dunia, sama seperti kita memperingati hari-hari raya musim gugur dalam pengharapan akan pemerintahan dan kekuasaan-Nya sebagai Raja kita ….

Namun demikian, semua ini tidak dimaksudkan untuk mengartikan, bahwa tidak ada “titik akhir” dalam proses ini – suatu Hari di mana kita akan bersama YHVH dan menikmati Kehadiran-Nya selamanya … Gagasan tentang “siklus-siklus” waktu, atau “pola-pola waktu yang abadi,” menunjukkan, bagaimanapun, bahwa “benih” untuk kehidupan kekal kita dengan Elohim telah ditaburkan – dan memang sudah diketahui sebelumnya bahkan dari Taman Eden, terlepas dari kenyataan bahwa kita saat ini mengeluh sementara menantikan kemuliaan surgawi.

Hukum Keadilan Retributif

Parashat Emor diakhiri dengan insiden seorang laki-laki yang dieksekusi karena menghujatagama (yaitu, mencaci-maki Nama Ilahi), dan kemudian memberikan prinsip Lex Talionis, atau “mata ganti mata, gigi ganti gigi” mengenai perkara-perkara keadilan pemerintah. Tradisi Yahudi menganggap pernyataan “mata ganti mata” sebagai hiperbola, menjelaskan bahwa kecuali kompensasi yang memadai dibuat untuk kerugian yang menjadi tanggung jawab seseorang, maka orang yang bersalah menjadi subjek pada prinsip “karma” middah keneged middah (“ukuran untuk ukuran”).

עַיִן תַּחַת עַיִן שֵׁן תַּחַת שֵׁן

‘ayin tachat ‘ayin, shein tachat shein

mata ganti mata, gigi ganti gigi

Perhatikan bahwa Yeshua secara langsung membahas prinsip ini dalam Matius 5:38-39.

“Kamu sudah mendengar yang telah dikatakan: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Namun Aku berkata kepadamu: Janganlah melawan yang jahat, melainkan siapa yang menampar engkau pada pipimu yang kanan, serahkanlah kepadanya pipi yang lain juga.”

Ringkasan Bacaan Haftarah

Dalam Haftarah untuk Emor, nabi Yehezkiel mendorong orang-orang Yahudi yang diasingkan dengan menubuatkan kemuliaan Bait Suci masa depan yang akan dibangun setelah Penebusan Final, selama 1000 tahun Kerajaan Zion. Menariknya, para imam dari Bait Suci Seribu Tahun disebut benei Tzaddok, “putra-putra kebenaran,” yang menjaga kewajiban tempat kudus Elohim ketika orang-orang Lewi dan orang-orang Israel tersesat. Benei Tzaddok inilah yang akan datang mendekat kepada YHVH untuk melayani kepada-Nya selama masa ini, sedangkan orang-orang Lewi akan dilarang untuk memasuki Tempat Kudus. Selain itu, sejak Yom Kippur telah digenapi, masing-masing imam ini akan berpakaian dan berfungsi sebagai Imam Besar bagi YHVH, dan sistem pengurbanan akan dilaksanakan sehingga Israel dapat memperingati kurban penebusan Yeshua sebagai Juru Selamat dan Raja mereka yang sejati.

Ringkasan Brit Chadashah

Mashiach Yeshua adalah Batu yang ditolak tetapi telah menjadi Batu Penjuru (Mazmur 118:22).

Barangsiapa yang percaya kepada-Nya tidak akan dipermalukan.

Bagian Brit Chadashah berasal dari Rasul Petrus yang menyatakan bahwa orang percaya di dalam Mashiach Yeshua dijadikan bagian dari Bait Suci YHVH yang hidup, dijadikan bagian dari imamat kudus untuk mempersembahkan “kurban-kurban spiritual” yang layak bagi YHVH. Orang percaya sekarang ini dipilih oleh Elohim untuk menjadi am segulah – umat yang berharga – dipanggil keluar untuk memproklamasikan kebesaran Elohim yang membebaskannya dari kegelapan kepada terang. Petrus menyimpulkan dengan secara langsung menerapkan Hosea 2:23 kepada orang Kristen: “Dahulu kamu bukan umat, tetapi sekarang kamu adalah umat Elohim; dulu kamu tidak menerima belas kasihan, tetapi sekarang kamu telah menerima belas kasihan.”

Hosea 2:23

וּזְרַעְתִּ֤יהָ לִּי֙ בָּאָ֔רֶץ וְרִֽחַמְתִּ֖י אֶת־ לֹ֣א רֻחָ֑מָה וְאָמַרְתִּ֤י לְלֹֽא־ עַמִּי֙ עַמִּי־ אַ֔תָּה וְה֖וּא יֹאמַ֥ר אֱלֹהָֽי׃ פ

uzera’etiha li ba’aretz verichamti ‘et- lo ruchamah ve’amarti lelo’- ‘ammi ‘ammi ‘attah vehu’ yo’mar ‘elohai

Dan Aku akan menabur dia bagi diri-Ku di negeri itu, dan Aku akan merahmati » Lo-ruhamah, dan Aku akan berkata kepada Lo-Ammi: Umat-Ku engkau, dan dia, dia akan berkata: Elohimku.

Hari TUHAN

Talmidim Yeshua HaMashiach

Kitab Henokh

Berita untuk Generasi Akhir Zaman