Hari TUHAN

Talmidim Yeshua HaMashiach

Parashat Ki Tavo “Ketika engkau datang”

ULANGAN-COVER-PRINT
Alkitab Interlinear ULANGAN Ibrani Inggris Indonesia

Bacaan Alkitab Minggu ke-50:

Parashat Ki Tavo “Ketika engkau datang”

כִּי־ תָבוֹא

  • Torah: Ulangan 26:1-29:8
  • Haftarah: Yesaya 60:1-22
  • Brit Chadashah: Efesus 1:3-6; Wahyu 21:10-27

Shabbat Kumi Ori

Haftarah untuk Ki Tavo (yaitu Yes. 60:1-22) adalah bacaan keenam dari tujuh bacaan dari para nabi yang dibacakan secara berurutan sebelum Rosh Hashanah. “Haftarot penghiburan” ini menubuatkan pemulihan bangsa Yahudi dan datangnya Era Mesianik. Dalam bacaan minggu ini, digambarkan keselamatan masa depan bangsa Israel. YHVH berjanji untuk menyinari orang-orang Yahudi dengan cahaya kemuliaan-Nya dan menyatakan kemuliaan-Nya, meskipun waktu kegelapan dan kesengsaraan yang datang ke atas bumi:

(Isa 60:1) קוּמִי אֹורִי כִּי בָא אֹורֵךְ וּכְבֹוד יְהוָה עָלַיִךְ זָרָֽח׃

qumi ‘ori ki ba ‘orekh ukhvod Adonai ‘alaikh zarach

Bangkitlah! Teranglah! Karena terangmu datang, dan kemuliaan YHVH terbit atasmu.

(Isa 60:2) כִּֽי־הִנֵּה הַחֹשֶׁךְ יְכַסֶּה־אֶרֶץ וַעֲרָפֶל לְאֻמִּים וְעָלַיִךְ יִזְרַח יְהוָה וּכְבֹודֹו עָלַיִךְ יֵרָאֶֽה׃

ki-hinneh hachoshekh yekhasseh-‘eretz va’araphel le’ummim ve’alaikh yizrach

Karena lihatlah! Kegelapan menyelubungi bumi, dan awan gelap pekat atas kaum-kaum, dan atasmu YHVH terbit dan kemuliaan-Nya akan terlihat atasmu.

(Isa 60:3) וְהָלְכוּ גֹויִם לְאֹורֵךְ וּמְלָכִים לְנֹגַהּ זַרְחֵֽךְ׃

vehalkhu goyim le’orekh umlakhim lenogah zarchekh

Dan bangsa-bangsa akan berjalan kepada terangmu, dan raja-raja kepada kecemerlangan cahayamu.

(Isa 60:4) שְׂאִֽי־סָבִיב עֵינַיִךְ וּרְאִי כֻּלָּם נִקְבְּצוּ בָֽאוּ־לָךְ בָּנַיִךְ מֵרָחֹוק יָבֹאוּ וּבְנֹתַיִךְ עַל־צַד תֵּאָמַֽנָה׃

se’i-saviv ‘einayikh ure’i kullam niqbetzu va’u-lakh banayikh merachoq yavo’u uvenotayikh ‘al-tzad te’amanah

Angkatlah matamu sekeliling! Dan lihatlah mereka semua! Mereka berkumpul, mereka datang kepadamu, anak-anak lelakimu akan datang dari jauh, dan anak-anak perempuanmu akan digendong di samping.

Suatu masa ketika “tulah kegelapan” yang mewakili masa Kesengsaraan Besar (yaitu, Hari YHVH dan penghakiman dunia, atau Yom Adonai), Israel pada akhirnya akan berpaling kepada YHVH dan menerima Yeshua sebagai pengharapan lama mereka, sang Mesias yang hilang (Zak. 12:10). Selubung itu akhirnya akan disingkirkan, dan “seluruh Israel akan diselamatkan” (Rm. 11:26). Terang Keselamatan (Yeshua) akan disingkapkan dan kemuliaan YHVH (כְּבוֹד יְהוָה) akan terbit (זָרָח) atas orang-orang Yahudi. Negeri Israel akan menjadi seperti Goshen pada masa malapetaka di Mesir ketika semua kekuatan dunia dihakimi dan dihancurkan. Kemudian bangsa-bangsa yang masih hidup akan memahami bahwa YHVH sungguh-sungguh ada bersama Israel dan akan menyerahkan diri kepada-Nya juga.

(Isa 40:5) וְנִגְלָה כְּבֹוד יְהוָה וְרָאוּ כָל־בָּשָׂר יַחְדָּו כִּי פִּי יְהוָה דִּבֵּֽר׃ ס

veniglah kevod Adonai vera’u khol-basar yachdav ki pi Adonai dibber

Dan kemuliaan YHVH akan disingkapkan dan segala makhluk akan melihat bersama-sama, karena mulut YHVH telah berbicara.

Yeshua akan kembali ke Tziyon untuk mendirikan Kerajaan Elohim di bumi (Za. 2:10-13).

YHVH berfirman kepada Mosheh dari tengah-tengah sinar nyala api: ‘Tanggalkan kasutmu dari kakimu, karena tempat di mana engkau berdiri itu kudus’ (Kel. 3:5). Komentar Chofetz Chaim: Kita semua perlu naik lebih tinggi… Jangan pernah berkata, saya akan mampu mengangkat diri saya di lain waktu atau di tempat yang berbeda.
Dengan iman pastikan bahwa tempat ini, saat ini, adalah tanah kudus, dan menantikan tanggapan Anda. Kiranya Elohim membuka “mata hati Anda” untuk membantu engkau melihat (Ef. 1:18-19).

Catatan: Rosh Hashanah akan dimulai sekitar dua minggu (yaitu, Jumat, 15 September saat matahari terbenam). Menjelang Hari Raya Agung, merupakan tradisi untuk melakukan cheshbon hanefesh (“akunting jiwa”) dan mendapatkan penghiburan bahwa Elohim itu mengampuni dan penuh kasih kepada mereka yang dengan sungguh-sungguh berpaling kepada-Nya. Orang-orang bijak Yahudi memilih tujuh “Haftarot penghiburan” untuk mendorong kita mempersiapkan hati kita menghadapi Musim Hari Raya Agung yang akan datang.

Ringkasan Bacaan Torah:

Bagian Torah pekan lalu (Ki Tetze) mencantumkan tidak kurang dari 74 dari 613 perintah Torah, yang mencakup berbagai macam aturan terkait kehidupan sosial di Israel. Pada bagian minggu ini, Musa menyimpulkan bagian hukum dari khotbahnya dengan terlebih dahulu menetapkan bahwa buah pertama (bikkurim) dari hasil panen harus dibawa kepada para imam di pusat tempat kudus dalam sebuah ritual yang ditentukan.

Parashah dimulai:

וְהָיָה֙ כִּֽי־ תָב֣וֹא אֶל־ הָאָ֔רֶץ אֲשֶׁר֙ יְהוָ֣ה אֱלֹהֶ֔יךָ נֹתֵ֥ן לְךָ֖ נַחֲלָ֑ה וִֽירִשְׁתָּ֖הּ וְיָשַׁ֥בְתָּ בָּֽהּ׃

וְלָקַחְתָּ֞ מֵרֵאשִׁ֣ית ׀ כָּל־ פְּרִ֣י הָאֲדָמָ֗ה אֲשֶׁ֨ר תָּבִ֧יא מֵֽאַרְצְךָ֛ אֲשֶׁ֨ר יְהוָ֧ה אֱלֹהֶ֛יךָ נֹתֵ֥ן לָ֖ךְ וְשַׂמְתָּ֣ בַטֶּ֑נֶא וְהָֽלַכְתָּ֙ אֶל־ הַמָּק֔וֹם אֲשֶׁ֤ר יִבְחַר֙ יְהוָ֣ה אֱלֹהֶ֔יךָ לְשַׁכֵּ֥ן שְׁמ֖וֹ שָֽׁם׃

vehayah ki- tavo’ ‘el- ha’aretz ‘asher Adonai ‘eloheikha noten lekha nachalah virishtah veyashavta bah. velaqachta mere’shit kol- peri ha’adamah ‘asher tavi’ me’artzekha ‘asher Adonai ‘eloheikha noten lakh vesamta vattene’ vehalakhta ‘el- hammaqom ‘asher yivchar Adonai ‘eloheikha leshakken shemo sham.

“Dan ketika engkau datang ke negeri yang YHVH, Elohimmu, berikan kepadamu sebagai milik pusaka dan engkau telah memilikinya dan tinggal di sana, maka engkau harus mengambil yang sulung dari semua buah-buahan hasil tanah, yang harus engkau bawa dari tanahmu yang YHVH, Elohimmu, berikan kepadamu, dan harus menaruhnya dalam keranjang, dan harus pergi ke tempat yang akan YHVH, Elohimmu, pilih untuk membuat Nama-Nya diam di sana.“ (Ul. 26:1-2)

Bikkurim – Buah Sulung dari Panen (Pasal 26:1-11)

Untuk menggenapi perintah untuk mempersembahkan buah sulung (yaitu, “bikkurim”), setiap petani Yahudi diwajibkan untuk pergi ke Tempat Kudus dengan membawa hasil terbaik dari panenan barunya untuk disajikan di depan mezbah. Dia kemudian akan mengucapkan sejarah singkat orang-orang Yahudi mengenai pengembaraan Yakub, pengalaman perbudakan di Mesir, peristiwa Eksodus yang luar biasa dan pendudukan mereka saat ini atas tanah perjanjian. Setelah itu, dia akan mengurbankan persembahan damai sejahtera untuk merayakan penyediaan Elohim bersama keluarga dan teman-temannya.

Menurut tradisi Yahudi, buah sulung dari panen tersebut secara khusus merujuk pada shivat ha-minim (tujuh spesies buah-buahan) dari Tanah Perjanjian: Gandum, jelai, anggur, ara, delima, zaitun, dan kurma (Ul 8:8). Begitu seorang petani Yahudi melihat tanda pertama dari buah yang masak di ladang atau kebunnya, ia akan mengikat seutas tali atau jerami di sekelilingnya dan menandainya sebagai bikkurim (בִּכּוּרִים). Kemudian dia akan memetik contoh terbaik dari buah-buahan ini, memasukkannya ke dalam keranjang anyaman dari emas dan perak (orang miskin menggunakan keranjang anyaman dari kupasan ranting pohon willow) dan berangkat ke Mishkan (atau belakangan ke Bait Suci di Yerusalem) untuk mempersembahkan persembahannya di Tempat Kudus.

Secara teknis, “musim bikkurum” dimulai setelah hari raya Shavuot, pada akhir musim semi, dan memang Shavuot kadang-kadang disebut chag ha-bikkurim (חַג הַבִּכּוּרִים) – “perayaan buah sulung”. Bikkurim dikaitkan dengan musim panen, meskipun mereka dapat dipersembahkan di sepanjang musim panas, sampai saat Sukkot (panen musim gugur). Talmud menceritakan bahwa prosesi besar dari para petani Yahudi di mana mereka akan menempatkan keranjang-keranjang mereka di atas lembu yang dihiasi dengan karangan-karangan bunga dalam pawai besar ke tempat kudus (lembu itu nantinya akan dikurbankan sebagai persembahan damai sejahtera). Sementara para peziarah melewati berbagai kota di sepanjang jalan, mereka akan disertai oleh orang-orang lain yang ingin bersama-sama bersukacita bersama mereka di Zion (Ul. 26:1-3)

Deklarasi Formal

Di Mishkan (atau Bait Suci), setiap keluarga akan mempersembahkan keranjang buah sulung kepada seorang kohen (imam) yang akan diayunkan ke tujuh arah (tenufah) dan kemudian ditempatkan di depan mezbah. Bagian dari pasal berikut kemudian akan dibacakan (pertama oleh imam, dan kemudian diulangi oleh mereka yang mempersembahkan persembahan mereka):

אֲרַמִּי֙ אֹבֵ֣ד אָבִ֔י וַיֵּ֣רֶד מִצְרַ֔יְמָה וַיָּ֥גָר שָׁ֖ם בִּמְתֵ֣י מְעָ֑ט וַֽיְהִי־ שָׁ֕ם לְג֥וֹי גָּד֖וֹל עָצ֥וּם וָרָֽב׃

וַיָּרֵ֧עוּ אֹתָ֛נוּ הַמִּצְרִ֖ים וַיְעַנּ֑וּנוּ וַיִּתְּנ֥וּ עָלֵ֖ינוּ עֲבֹדָ֥ה קָשָֽׁה׃

וַנִּצְעַ֕ק אֶל־ יְהוָ֖ה אֱלֹהֵ֣י אֲבֹתֵ֑ינוּ וַיִּשְׁמַ֤ע יְהוָה֙ אֶת־ קֹלֵ֔נוּ וַיַּ֧רְא אֶת־ עָנְיֵ֛נוּ וְאֶת־ עֲמָלֵ֖נוּ וְאֶת־ לַחֲצֵֽנוּ׃

וַיּוֹצִאֵ֤נוּ יְהוָה֙ מִמִּצְרַ֔יִם בְּיָ֤ד חֲזָקָה֙ וּבִזְרֹ֣עַ נְטוּיָ֔ה וּבְמֹרָ֖א גָּדֹ֑ל וּבְאֹת֖וֹת וּבְמֹפְתִֽים׃

וַיְבִאֵ֖נוּ אֶל־ הַמָּק֣וֹם הַזֶּ֑ה וַיִּתֶּן־ לָ֙נוּ֙ אֶת־ הָאָ֣רֶץ הַזֹּ֔את אֶ֛רֶץ זָבַ֥ת חָלָ֖ב וּדְבָֽשׁ׃

וְעַתָּ֗ה הִנֵּ֤ה הֵבֵ֙אתִי֙ אֶת־ רֵאשִׁית֙ פְּרִ֣י הָאֲדָמָ֔ה אֲשֶׁר־ נָתַ֥תָּה לִּ֖י יְהוָ֑ה וְהִנַּחְתּ֗וֹ לִפְנֵי֙ יְהוָ֣ה אֱלֹהֶ֔יךָ

‘arammi ‘oved ‘avi vaiyered mitzraymah vaiyagor sham bimtei me’at vayhi- sham legoy gadol ‘atzum varav; vaiyare’u ‘otanu hammitzrim vay’annunu vaiyittenu ‘aleinu ‘avodah qashah; vannitz’aq ‘el- Adonai ‘elohei ‘avoteinu vaiyishma’ Adonai ‘et- qolenu vaiyar’ ‘et- ‘aneyenu ve’et- ‘amalenu ve’et- lachatzenu; vaiyotzi’enu Adonai mimmitzrayim beyad chazaqah uvizro’a netuyah uvemora’ gadol uve’otot uvemofetim; vayvi’enu ‘el- hammaqom hazzeh vaiyitten- lanu ‘et- ha’aretz hazzot ‘eretz zavat chalav udevash; ve’attah hinneh heve’ti ‘et- re’shit peri ha’adamah ‘asher- natattah li Adonai vehinnachto lifnei Adonai ‘eloheikha;

“Bapakku dahulu adalah seorang Aram yang membinasakan. Dan dia pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja, dan tinggal di sana dan menjadi bangsa yang besar, kuat, dan banyak jumlahnya. Dan orang Mesir menindas kami, menganiaya kami, dan memberi pekerjaan budak yang berat kepada kami. Kemudian kami menangis kepada YHVH, Elohim leluhur kami, dan YHVH mendengar suara kami, melihat kesengsaraan kami, pekerjaan kami yang berat, dan penindasan terhadap kami. Lalu, YHVH membawa kami keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung, dan dengan ancaman yang dahsyat, dengan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat. Dan Dia telah membawa kami ke tempat ini, dan telah memberikan negeri ini, suatu negeri yang berlimpah dengan susu dan madu. Dan sekarang, lihatlah, aku telah membawa buah sulung dari hasil tanah yang telah Kauberikan kepadaku, ya, YHVH” (Ul. 26:5-11).

Hubungan Paskah

Ayat-ayat ini adalah inti dari bagian “maggid” dari Seder Paskah. Orang Mesir sangat kejam terhadap orang Yahudi dan membuat mereka menderita dengan kerja paksa. Orang-orang Yahudi berseru kepada YHVH, dan Elohim mendengar tangisan mereka. Elohim melihat penderitaan, kerja keras dan kesusahan kita dan membawa kita keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung, dengan penglihatan-penglihatan, tanda-tanda, dan mujizat-mujizat yang besar. Elohim kemudian membawa kita ke “tempat ini” (yakni, ha-makom – tempat kudus) dan memberi kita “negeri ini” (yaitu, tanah perjanjian), yang berlimpah dengan susu dan madu (yakni, zavat chalav u’devash: זָבַת חָלָב וּדְבָשׁ). Penebusan dari Mesir dimaksudkan untuk menghasilkan buah dan sukacita bagi orang-orang Yahudi ….

Perhatikan bahwa kata “Arami” (אֲרַמִּי) yang disebutkan dalam deklarasi ini berarti seseorang dari “Aram,” yang belakangan dikenal sebagai Suriah, tempat di mana kota Aleppo sekarang berdiri (kata “Aram” berasal dari kata ini). Rashi berpendapat Arami yang disebutkan di sini adalah Laban, paman jahat dari Yakub, dan karena itu menerjemahkan ini sebagai “Seorang Aram [Laban] berusaha menghancurkan (oved) bapaku.” Rashbam berpendapat Arami ini adalah Abraham, karena ia dilahirkan dan dibesarkan di bagian paling timur Aram (yaitu, Ur dari Mesopotamia). Ibn Ezra berpendapat itu merujuk pada Yakub yang “turun ke Mesir (וַיֵּרֶד מִצְרַיְמָה vaiyered Mitzraymah) sedikit jumlahnya … dan di sana menjadi sebuah bangsa, besar, perkasa, dan sangat banyak.”

Ma’aser – Persepuluhan (Pasal 26:12-19)

Setelah menjelaskan hukum buah sulung, Musa membahas kembali hukum mengenai persepuluhan. Persepuluhan tahunan seseorang adalah sepersepuluh dari hasil panen (atau yang setara), yang harus dibagikan kepada para imam dan orang Lewi. Dari sisanya, sepersepuluh tambahan harus dipisahkan untuk digunakan di Tempat Kudus selama hari-hari raya, atau – pada waktu tahun ketiga dan keenam dari siklus tujuh tahun Shabbat – didistribusikan kepada orang miskin di sekitar mereka. Berikut adalah daftar dari beberapa jenis persepuluhan yang diperintahkan dalam Torah:

  1. Terumah (תְּרוּמָה): Setelah memanen tanaman apa pun, 1/50 dari hasil panen harus dipisahkan untuk kohen (imam) sebagai sumbangan.
  2. Sisa-sisa panen: Ladang-ladang Yahudi diharuskan untuk menyisakan biji-bijian pada pinggiran ladang yang digarap, supaya orang miskin dapat memanennya pada setiap musim (Ima. 19:9). Mitzvah ini disebut pe’ah (פֵּאָה), “pinggiran” (atau pojok) ladang. Umumnya seorang petani akan menyisakan 1/50 dari hasil panennya sebagai pe’ah untuk orang miskin. Selain itu juga diperintahkan, leket (לֶקֶט), meninggalkan tangkai-tangkai panenan yang terjatuh di tanah untuk orang miskin, dan shikchah (שִׁבְחָה), membiarkan berkas-berkas yang “ketinggalan” bagi orang miskin selama masa panen.
  3. Ma’aser behemah (מַעְשַֹר בְּהֵמָה): Dari semua ternak Kosher harus diberikan persepuluhan dan sepersepuluh dari hewan-hewan ini harus dibawa ke tempat kudus untuk dipersembahkan sebagai kurban bagi YHVH Elohim Israel.
  4. Ma’aser Rishon (מַעְשַֹר רִאשׁוֹן): Sepersepuluh dari hasil petani harus diberikan kepada orang Lewi (yang tidak memiliki bagian tanah mereka sendiri di Israel) sebagai persepuluhan tetap. Ini diperhitungkan sebagai dukungan bagi para imam dan guru-guru Torah Israel.
  5. Ma’aser Sheni (מַעְשַֹר שֵׁנִי): Hasil panen harus dipersepuluhkan lagi untuk kedua kalinya (tambahan) (setelah memisahkan ma’aser rishon) pada tahun ke-1, ke-2, ke-4, dan ke-5 dari siklus tujuh tahun Shabbat (shemittah). Hasil panen ini harus dibawa ke tempat yang telah ditetapkan (yakni, Shiloh, dan belakangan ke Yerusalem) dan dimakan di sana dalam perayaan.
  6. Ma’aser Oni (מַעְשַֹר עָנִי): Pada tahun ke-3 dan ke-6 dari siklus shemittah tujuh tahun, ma’aser sheni harus diberikan kepada orang miskin, orang Lewi, dan orang asing ketimbang dibawa ke tempat yang ditetapkan. Kemudian orang miskin dapat mengambil bagian dari hasil panen dan menikmati berkat dari tanah.
  7. Ma’aser Kesafim (מַעְשַֹר כְּסָפִים): Zaman sekarang kebanyakan persepuluhan dilakukan dalam bentuk uang, disebut sebagai ma’aser kesafim (persepuluhan uang). Ini adalah istilah tradisional untuk persepuluhan dari pendapatan uang dan dibedakan dari persepuluhan pertanian dan ternak. Setiap orang Yahudi wajib untuk memberikan sepersepuluh dari pendapatannya untuk amal, sebuah tradisi yang berasal dari zaman Abraham (Kej. 14:20) dan Yakub (yang berjanji kepada Elohim bahwa “semua yang akan Kauberikan kepadaku, aku pasti akan mempersembahkan persepuluhannya kepada-Mu.” (Kej. 28:22).

Mendeklarasikan Persepuluhan

Semua persepuluhan diberikan dengan “sistem kepercayaan” dan tidak diatur secara ketat oleh otoritas keagamaan. Sebagai gantinya, sebuah sumpah resmi dibuat setiap tiga tahun yang menyatakan bahwa jumlah yang tepat telah dipisahkan dan diberikan sebagai persepuluhan. Ini disebut vidui ma’aser (seperti yang dijelaskan dalam Ul 26:13-14). Setelah membuat deklarasi ini, petani itu akan meminta YHVH untuk memberkati tanah itu supaya menghasilkan panen berlimpah: “Lihatlah ke bawah dari kediaman-Mu yang kudus, dari surga, dan berkatilah umat-Mu Israel, dan negeri yang telah Kauberikan kepada kami, seperti yang Engkau telah bersumpah kepada leluhur kami, suatu negeri yang berlimpah dengan susu dan madu”.

הַשְׁקִיפָה֩ מִמְּע֨וֹן קָדְשְׁךָ֜ מִן־ הַשָּׁמַ֗יִם וּבָרֵ֤ךְ אֶֽת־ עַמְּךָ֙ אֶת־ יִשְׂרָאֵ֔ל וְאֵת֙ הָאֲדָמָ֔ה אֲשֶׁ֥ר נָתַ֖תָּה לָ֑נוּ כַּאֲשֶׁ֤ר נִשְׁבַּ֙עְתָּ֙ לַאֲבֹתֵ֔ינוּ אֶ֛רֶץ זָבַ֥ת חָלָ֖ב וּדְבָֽשׁ׃

hashqifah mimme’on qodshekha min- hashshamayim uvarekh ‘et- ‘ammekha ‘et- Yisra’el ve’et ha’adamah ‘asher natattah lanu ka’asher nishba’ta la’avoteinu ‘eretz zavat chalav udevash.

Lihatlah ke bawah dari kediaman-Mu yang kudus, dari surga, dan berkatilah umat-Mu Israel, dan negeri yang telah Kauberikan kepada kami, seperti yang Engkau telah bersumpah kepada leluhur kami, suatu negeri yang berlimpah dengan susu dan madu (Ul. 26:15).

Persepuluhan untuk orang miskin sangat penting, karena keberhasilan tanah itu sendiri bergantung pada ketaatannya. Deklarasi itu sendiri (yakni, Ul. 26:13-14) diucapkan dengan “suara pelan” sampai kata-kata “Lihatlah ke bawah dari kediaman-Mu yang kudus …” yang diproklamirkan dengan lantang (Sotah). Dalam tahun ketika penyakit tanaman atau kekeringan melanda, orang-orang yang bijak akan berpaling kepada seseorang yang dengan cermat memisahkan persepuluhannya dengan mengatakan, “Ucapkanlah deklarasi yang berhubungan dengan persepuluhan; pasti Elohim akan mendengarkan dan memberkati umat-Nya Israel” (Ta’anit 1:4).

Berkat dan Kutukan (Pasal 27-28)

Musa kemudian memerintahkan agar orang-orang mendirikan dua belas batu di Gunung Ebal (dekat kota Sikhem) setelah mereka menyeberangi Sungai Yordan. Batu-batu ini harus disalut dengan plester dan ditulisi dengan hukum-hukum yang harus dipatuhi orang-orang di tanah perjanjian. Setelah batu-batu itu didirikan, orang-orang harus membangun sebuah mezbah yang terbuat dari batu-batu yang tidak terpotong dan mempersembahkan seluruh kurban bakaran dan kurban damai sejahtera untuk memperingati peristiwa memasuki negeri itu sebagai bangsa pilihan Elohim.

Musa kemudian memberikan instruksi lebih lanjut mengenai bagaimana memproklamirkan berkat-berkat dan kutuk-kutuk perjanjian di tanah perjanjian (seperti yang disebutkan sebelumnya dalam parashat Re’eh). Suku-suku itu akan dibagi menjadi dua kelompok, dengan enam suku di Gunung Gerizim mewakili berkat-berkat, dan enam suku lainnya akan berdiri di Gunung Ebal, mewakili kutuk-kutuk. Zekanim (para penatua), Kohanim (para imam), dan orang-orang Lewi (para asisten imam), bersama dengan Tabut Perjanjian, berdiri di lembah di antara keduanya. Orang-orang Lewi kemudian memproklamirkan kutuk-kutuk atas mereka yang melakukan berbagai dosa (seperti penyembahan berhala) dan berkat-berkat atas mereka yang menjauhi dosa. Semua anggota kedua belas suku harus menanggapi setiap berkat dan setiap kutuk dengan “Amen.”

Di satu sisi, ritual ini seperti Matan Torah kedua, sebuah pemberian dan penerimaan Torah baru di Tanah Perjanjian, karena generasi yang sekarang ini tidak mengalami pemberian Torah seperti yang dialami oleh bapa leluhur mereka yang mati di padang gurun.

Catatan Gramamatikal: Kata Ibrani yang digunakan untuk “memberkati” adalah barakh (בָּרַךְ), yang berarti melimpahkan kemurahan dan perlindungan. Kata benda “berkat” adalah berakhah (בְּרָכָה), yang umumnya merujuk pada daftar hal-hal baik – dari “Aleph hingga Tav” – sebagaimana tercantum dalam Im. 26:3-13. Berada dalam keadaan diberkati berarti berada di bawah kemurahan dan perlindungan Elohim. Di sisi lain, kata Ibrani yang digunakan untuk “kutuk” adalah arar (אָרַר), yang berarti “menjerat, mengikat,” yang merupakan antonim untuk “diberkati.” Dalam bahasa Inggris, lawan kata terdekatnya adalah kata “damned” (terkutuk). Pribadi pertama yang ditempatkan di bawah kutukan ilahi bukanlah Adam, melainkan nachash (Kej 3:14). Kemudian Kain sampai di bawah kutukan umum atas tanah (Kejadian 4:11). Kata kerja lain yang digunakan untuk arti “mengutuk” adalah kallal (קָלַל), yang lebih mengacu pada berbicara jahat, “kutukan/guna-guna,” atau mengharapkan malapetaka pada orang lain melalui kata-kata, mantera, dan sebagainya. Bentuk kata benda kellalah (קְלָלָה) digunakan untuk memperkenalkan serangkaian kutuk yang akan datang karena ketidaktaatan pada perjanjian Elohim (Ul 28:15). Menariknya, dalam Kejadian 12:3 kedua kata yang berarti “kutuk” juga muncul: “dan yang merendahkan (kallal) engkau akan Aku kutuk (arar).”

Sepuluh Perintah di Sikhem (Pasal 27:15-26)

Daftar kutuk dalam Ul. 27:15-26 kadang-kadang disebut “Sepuluh Perintah Sikhem,” dan ini menarik untuk membandingkan kutuk-kutuk ini dengan Sepuluh Perintah yang tercantum dalam Keluaran 20:1-17 atau Ulangan 5:1-21. Sebagai contoh, kutukan pertama ada atas mereka yang membuat patung atau berhala-berhala untuk menyembah mereka secara rahasia. Ini sesuai dengan perintah pertama untuk tidak memiliki elohim lain di hadapan YHVH, Elohim Israel. Melanggar perintah ini sama dengan menyangkal seluruh Torah, karena meniadakan prinsip: “Akulah YHVH, Elohimmu (אָנֹכִי יְהוָה אֱלֹהֶיךָ anokhi YHVH eloheikha). Kutukan kedua datang dari tidak menghormati orang tua Anda. Ini sesuai dengan perintah ke-5 (Kel 20:12; 21:17; Im 19:3; Ul 5:16). Kutukan ketiga diarahkan kepada mereka yang berusaha mencuri hak-hak waris orang lain. Ini sesuai dengan perintah ke-8 (Kel. 20:15; Ul. 19:14), meskipun yang lain telah memberlakukannya juga pada perintah ke-7 (untuk tidak melakukan zinah).

“Amen” – Meratifikasi Ketentuan

Setiap kutukan harus diratifikasi oleh semua orang dengan mengatakan “Amen.” Kata “Amen” (אָמֵן) berasal dari kata kerja aman (אָמַן), yang berarti mengonfirmasi, menegakkan, atau menopang. Kata Ibrani untuk “iman” (yakni, emunah: אֱמוּנָה) berasal dari akar yang sama, seperti halnya kata untuk “kebenaran” (yakni, emet: אֱמֶת). Karena itu, “Amen” merupakan penegasan dan pengakuan akan kebenaran: “Biarlah terjadi demikian!” Orang-orang bijak Yahudi mengatakan bahwa “amen” berfungsi sebagai deklarasi Ke-Raja-an Elohim (seringkali diucapkan dengan diam-diam sebelum membaca Shema) yang dapat dipahami sebagai akronim untuk frasa El Melekh Ne’eman (אֵל מֶלֶךְ נֶאֱמָן), “Elohim (אֵל) adalah raja (מֶלֶךְ) yang setia (נֶאֱמָן).“

Tochechah di Moab (Pasal 28:1-29:8)

Setelah menggambarkan ritual ini, Musa menyampaikan teguran yang menakutkan (yaitu, tochechah: תוֹכֵחָה) di mana ia menubuatkan rangkaian doa kutuk-kutuk yang mengerikan, termasuk kemungkinan akan diserakkan di antara bangsa-bangsa, karena ketidaktaatan orang-orang di masa depan. Namun, sebelum teguran besar itu disampaikan, Musa mendaftarkan serangkaian berkat yang akan dihasilkan dari menjaga Torah (Ul 28:1-14).

Dalam hubungan ini, penting untuk dipahami bahwa kata tochechah berarti “hardikan” atau “teguran” demi perbaikan. Tochechah adalah konfrontasi atas dosa – baik itu dosa yang sebenarnya atau kemungkinan berdosa (Im. 19:17). Ketika diterapkan kepada Israel, itu merujuk pada peringatan dan nubuat tentang penghakiman pasti yang menakutkan dan hukuman yang semakin menyakitkan jika syarat-syarat perjanjian tidak terpenuhi.

Ada dua tochechot (“teguran-teguran”) utama yang diberikan kepada Israel dalam Torah. Yang pertama diberikan pada akhir Kitab Imamat, dalam parashat Bechukotai (Im. 26:14-46), dan yang kedua (dan lebih panjang) diberikan selama khotbah perpisahan Musa (Ul. 28:15-68). Teguran dalam Imamat berakhir dengan harapan:

“Dan bahkan lebih jauh dari itu, dalam keberadaan mereka di negeri musuh-musuhnya, Aku tidak menolak mereka, juga tidak membenci mereka dengan melenyapkaan mereka, sehingga membatalkan perjanjian-Ku dengan mereka, karena Akulah YHVH, Elohim mereka” (Im. 26:44), tetapi teguran dalam Ulangan semakin intensif tanpa adanya penangguhan hukuman. Tochechah dalam Imamat dinyatakan dalam bentuk jamak dan disampaikan kepada bangsa secara keseluruhan langsung dari mulut Elohim, sedangkan tochechah dalam Ulangan dinyatakan dalam bentuk tunggal dan disampaikan kepada individu-individu dari mulut Musa. Teguran yang lebih panjang yang diberikan oleh Musa berisi 98 kutuk – persis dua kali lipat dari 49 kutuk yang tercantum dalam Imamat. Menurut orang-orang bijak, teguran pertama menyangkut penghancuran Bait Suci pertama dan pembuangan ke Babel, sedangkan teguran kedua menyangkut penghancuran Bait Suci kedua dan pembuangan oleh Romawi (yang berlanjut hingga hari ini di Diaspora).

Ezra sang juru tulis memutuskan bahwa kutuk-kutuk dalam Imamat harus dibaca sebelum Shavuot (waktu pemberian Torah), dan kutuk-kutuk dalam Ulangan harus dibaca sebelum Rosh Hashanah, “sehingga tahun itu dan kutuk-kutuknya dapat diakhiri” (Megillah 31b). Sementara teguran yang ditemukan dalam Kitab Imamat (Bechukotai), sering kali sulit menemukan sukarelawan-sukarelawan untuk secara terbuka membaca Ki Tavo selama kebaktian-kebaktian di sinagoga ….

Secara umum dapat dikatakan bahwa mengabaikan suara YHVH (לֹא תִשְׁמַע בְּקוֹל יְהוָה lo tishma’ beqol Adonai) dan gagal menjalankan perintah-perintah (mitzvot) dan ketetapan-ketetapan (chukkim) Elohim pada akhirnya akan mendatangkan semua kutuk (הַקְּלָלוֹת haqelalot) yang tercantum dalam Ulangan 28:15-68. Orang-orang bijak menyatakan bahwa hukuman-hukuman yang diberikan kepada Israel dimaksudkan untuk membantu orang-orang kembali kepada YHVH dan untuk memeluk kembali kasih-Nya. Ini adalah “kesusahan-kesusahan kasih” – yissurim shel ahavah – yang menimpa orang-orang yang dipilih oleh Elohim. Gagasan bahwa “ini juga untuk kebaikan” (גַּם זוּ לְטוֹבָה gam zu letovah) mengungkapkan iman bahwa segala sesuatu – termasuk berbagai kutuk dalam hidup kita – pada akhirnya membantu kita kembali kepada YHVH untuk kesembuhan dan kehidupan (Rm. 8:28).

Parashah diakhiri dengan Musa memberitahu orang-orang Israel bahwa bahkan setelah empat puluh tahun sejak kelahiran mereka sebagai sebuah bangsa mereka belum mendapatkan “hati untuk memahami, mata untuk melihat, dan telinga untuk mendengar.” Sedihnya, sampai hari ini selubung itu tetap ada atas Israel …

Ringkasan Bacaan Haftarah:

Haftarah dari Ki Tavo disebut “Haftarot Penghiburan” keenam, yang menawarkan dorongan kepada Israel bahkan di hadapan pembuangan mereka.

Bacaan dari Yesaya 60 ini adalah gambaran Yerusalem Surgawi, yang disinari dengan Terang Mashiach sendiri. Sejumlah besar orang-orang benar yang telah mati akan ditampilkan setelah Techiyat Ha-Metim (kebangkitan orang mati) dan akhirnya seluruh Israel akan dipersatukan di dalam firdaus YHVH. Semoga hari ini segera datang dan semoga seluruh Israel pada suatu hari diselamatkan!

Ringkasan Brit Chadashah:

Pembacaan Brit Chadashah dari kitab Efesus mengungkapkan bahwa she’arit Yisrael (sisa Israel) – yaitu, baik orang Yahudi maupun Goyim (non Yahudi) yang telah dicangkokkan ke dalam Mashiach dan karenanya dibuat mengambil bagian dari Perjanjian Baru YHVH – diberkati dengan semua berkat spiritual. Bacaan dari kitab Wahyu berhubungan dengan bacaan Haftarah, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang Yerusalem Surgawi, di mana semua yang dibangkitkan ke dalam kehidupan yang baru oleh Techiyat Ha-Mashiach (kebangkitan Mesias) akan tinggal selama-lamanya.

Kutuk-kutuk Torah …

Perjanjian Baru mengajarkan bahwa kita hanya bisa meloloskan diri dari kutuk-kutuk yang tercantum dalam perjanjian Sinai melalui Yeshua, yang mati di kayu salib sebagai kurban pengganti bagi kita, “Anak Domba Elohim yang menyingkirkan dosa dunia” (Yohanes 1:29). Seperti ada tertulis, “Elohim menjadikan Dia yang tidak mengenal dosa untuk menjadi dosa bagi kita, supaya kita menjadi kebenaran Elohim (δικαιοσύνη θεοῦ dikaiosune theou) di dalam Dia” (2 Kor. 5:21).

Adalah kebenaran Elohim (דְקַת אֱלֹהִים deqat ‘elohim) yang menyelamatkan kita, bagaimanapun juga, dan bukan kebenaran apa pun yang mungkin kita telah berjasa (Titus 3:5-7). “Keselamatan adalah dari YHVH.” Dan sama seperti kematian seorang pasangan melepaskan orang yang sudah menikah dari ketentuan-ketentuan kontrak pernikahan mereka, demikian juga kematian Mesias membebaskan kita dari kontrak pernikahan yang dibuat di Sinai (Rm. 7:1-4). Akibatnya, hubungan kita dengan hukum itu sendiri telah berubah secara radikal. Kita “tidak berada di bawah Torah, tetapi di bawah kasih karunia” – οὐ ἐστε ὑπὸ νόμον ἀλλ᾽ ὑπὸ χάριν ou este hupo nomon all hupo chariv ou (Rm. 6:14). Bahkan, kita “dilepaskan dari Torah, telah mati kepada apa yang menawan kita, supaya kita melayani di dalam cara baru dari Roh dan bukan dengan cara lama dari hukum tertulis (Rm. 7:6). “Mesias adalah akhir dari hukum (τέλος νόμου telos nomou) untuk kebenaran bagi semua orang yang percaya di dalam Dia” (Rm. 10:4).

Mesias membebaskan (ἐξαγοράζω exagorazo) kita dari kutuk (קְלָלָה qelalah) yang diucapkan dalam Torah dengan menjadi terkutuk demi kita; seperti ada tertulis, ‘Setiap orang yang tergantung pada tiang ada di bawah kutuk’ (Gal 3:13; Ul 21:23). Karena itu kita memiliki perjanjian yang baru dan lebih baik bersama Yeshua (Ibr. 8:6), sama seperti kita memiliki mezbah yang baru dan lebih baik daripada yang disediakan oleh sistem pengurbanan yang lebih tua di Bait Suci (Ibr. 13:10).

Orang-orang masih bebas untuk berusaha membenarkan diri mereka sendiri sesuai dengan ketentuan-ketentuan “Perjanjian Sinai” yang kekal, tetapi kemudian mereka bertanggung jawab atas ketentuan hukuman yang dengan tegas dinyatakan dalam perjanjian itu (yaitu, kutuk-kutuk yang tercantum dalam Ul 28:15-68). Perjanjian baru, di sisi lain, beroperasi menurut “hukum Roh Kehidupan” oleh perantaraan kemurahan Roh Kudus (Rm. 8:2), memungkinkan kita untuk menaati makna rohani Torah oleh kuasa dan kemuliaan Elohim. Kita tidak lagi berada di bawah “hukum dosa dan maut.”

Adalah Mesias di dalam kamu yang membuat semua perbedaan itu (Kol. 1:27). Hanya mereka yang mengasihi Mesias dan keselamatan-Nya yang dapat benar-benar taat kepada Torah, dan memang, apa nilai yang ada dalam Torah selain dari Pemberi Hukum itu sendiri, Mesias yang adalah Raja kita yang sah?

Referensi:

עברית לנוצרים – ג”ון פרסונס

 

Hari TUHAN

Talmidim Yeshua HaMashiach

Kitab Henokh

Berita untuk Generasi Akhir Zaman