Hari TUHAN

Talmidim Yeshua HaMashiach

Parashat Korach “Korah”

Bagian Torah pekan ke-38:

קֹרַח

Parashat Korach “Korah”

  • Torah: Bilangan 16:1-18:32
  • Haftarah: 1Samuel 11:14-12:22
  • Brit Chadashah: Roma 13:1-7

Ringkasan Bacaan Torah

Kita membaca dalam Torah pekan lalu (Parashat Shelach) bahwa karena “dosa sepuluh pengintai”, seluruh generasi orang Israel yang diselamatkan dari Mesir dijatuhi hukuman mati di padang gurun. Dalam bacaan pekan ini, kenyataan pahit tentang kondisi mereka mulai merasuki hati mereka, dan umat itu mengeluhkan nasib mereka dan memberontak lebih lagi dengan mencoba menggulingkan pemimpin yang ditunjuk YHVH dan kembali ke Mesir. Pemberontakan ini diprovokasi dan diorganisir oleh sepupu Musa, Korah, yang – bersama dengan rekan-rekan konspirator dari suku Ruben – dengan cepat dihakimi dan dijatuhi hukuman mati, dengan demikian meneguhkan keimaman Harun dan kepemimpinan Musa atas Israel.

Parashah dimulai:

וַיִּקַּח קֹרַח בֶּן־יִצְהָר בֶּן־קְהָת בֶּן־לֵוִי וְדָתָן וַאֲבִירָם בְּנֵי אֱלִיאָב וְאֹון בֶּן־פֶּלֶת בְּנֵי רְאוּבֵֽן׃ וַיָּקֻמוּ לִפְנֵי מֹשֶׁה וַאֲנָשִׁים מִבְּנֵֽי־יִשְׂרָאֵל חֲמִשִּׁים וּמָאתָיִם נְשִׂיאֵי עֵדָה קְרִאֵי מֹועֵד אַנְשֵׁי־שֵֽׁם׃

Maka Korah anak Yizhar anak Kehat anak Lewi, serta Datan dan Abiram anak-anak Eliab, dan On anak Pelet, anak-anak Ruben, mengambil tindakan. Dan mereka bangkit ke hadapan Musa bersama orang-orang dari bani Israel, dua ratus lima puluh pemimpin jemaat itu yang dipilih dalam pertemuan, orang-orang yang ternama. (Bil. 16:1-2)

Empat Pemberontakan

Empat pemberontakan terpisah disebutkan dalam parashah ini: Korah melawan Harun; Datan dan Abiram melawan Musa, para kepala suku melawan Harun, dan akhirnya, seluruh kelompok itu melawan Musa. Namun, konspirator utamanya adalah Korah, seorang anggota kaum keluarga Kehat yang tampaknya terlibat dalam keempat gerakan pemberontakan ini.

Korah adalah sepupu Musa yang merasionalisasikan bahwa ia seharusnya menjadi kepala kaum keluarga Kehat (bukannya sepupunya, Elzaphan), karena ia adalah anak sulung putra kedua Kehat, sedangkan Elzaphan bahkan bukanlah anak sulung. Menurut tradisi Yahudi, Korah terbiasa berkuasa di Mesir dan lebih menyukai “tatanan lama” hukum-hukum hak anak sulung. Midrash menyatakan bahwa dia mendapatkan kekayaannya yang besar dengan menemukan beberapa harta karun yang disembunyikan Yusuf di Mesir yang dia ambil bagi dirinya sendiri. Ada kemungkinan bahwa ia melayani sebagai penghubung dengan keluarga kerajaan Mesir dan membantu mengatur para pengerah. Memang, Korah tampaknya hidup sebagai seorang pangeran di Mesir ….

Bagaimanapun, inilah silsilah ringkas dari Lewi yang menunjukkan beberapa hubungan di dalam suku itu:

@

Midrash Rabbah menyatakan, “Korah berpendapat: Bapaku adalah satu dari empat bersaudara; seperti dikatakan, “Dan anak-anak Kehat: Amram dan Yizhar dan Hebron dan Uziel” (Kel. 6:18). Adapun Amram yang sulung, putranya, Harun, mencapai kebesaran dan Musa menjadi bangsawan. Lalu, siapa yang berhak mengambil jabatan berikutnya? Bukankah urutan berikutnya? Sekarang aku, sebagai putra Izhar, melalui hak menjadi pemimpin kaum keluarga Kehat, namun Musa mengangkat putra Uziel! Haruskah putra dari adik bungsu bapaku lebih tinggi dari aku? Lihat, aku akan menyanggah keputusannya dan membatalkan semua yang telah diatur olehnya.”

Rekan konspirator Korah adalah dua orang saudara bernama Datan dan Abiram dari suku Ruben, putra sulung Israel. Karena secara tradisional putra sulung memperoleh kepemimpinan atas umat, para pemimpin suku ini akan membenci kepemimpinan Musa atas Israel.

Parashah dimulai dengan Korah dan 250 pemimpin Israel menentang Musa dan Harun: “Cukuplah bagimu! (רַב־לָכֶם rav-lakhem, [terlalu] banyak bagimu) Karena seluruh jemaat itu semuanya kudus dan YHVH ada di tengah-tengah mereka. Lalu mengapa kamu mengangkat dirimu di atas jemaat YHVH?” (Bil. 16:3).

Musa kemudian tersungkur dengan wajahnya ke tanah dan menantang Korah dan kelompoknya untuk mempersembahkan ketoret suci (dupa) di Ruang Kudus dari Yang Kudus-kudus (Mahakudus) di Mishkan (Tabernakel) keesokan paginya (ritual ini adalah yang paling sakral dari kebaktian di tempat kudus, hanya diizinkan untuk Kohen Gadol (imam besar), dan hanya dalam keadaan khusus). Jika dupa mereka diterima, itu akan membuktikan kelayakan mereka untuk kehunnah (keimaman) Harun.

Untuk membangun kredibilitasnya sebagai pemimpin umat (bukannya kepala-kepala suku Ruben), Musa kemudian memanggil Datan dan Abiram, tetapi mereka menolak untuk bertemu dengannya. Lebih jauh, mereka mengirim pesan yang menuduh Musa menipu umat itu (perhatikan bahwa idiom “akankah kamu cungkil mata orang-orang ini?” berarti “menarik bola mata mereka”, atau menipu mereka).”Kamu juga tidak membawa kami ke suatu negeri yang berlimpah susu dan madunya, atau memberikan kepada kami ladang-ladang atau kebun-kebun anggur sebagai warisan kami; akankah kamu cungkil mata orang-orang ini? Kami tidak mau datang!” (Bil. 16:14)

Pagi berikutnya, Korah dan 250 pemimpin Israel tampil di hadapan Mishkan dengan pedupaan-pedupaan mereka, siap untuk mempersebahkan dupa. Seluruh jemaah Israel berdiri di dekatnya dan menyaksikan pertemuan kekuasaan itu berlangsung. Tetapi kemuliaan Shechinah YHVH tiba-tiba muncul dan YHVH berbicara kepada Harun dan Musa mengatakan bahwa Dia sekarang akan menghancurkan umat itu dalam sekejap. Namun tersungkurlah mereka pada mukanya dan berkata, “Ya Elohim, Elohim dari roh segala makhluk hidup (אֱלֹהֵי הָרוּחֹת לְכָל־בָּשָׂר elohei haruchot lekhol-basar “Elohim dari roh-roh segala makhluk); apakah karena satu orang berdosa dan Engkau murka terhadap segenap jemaat ini?” (Bil. 16:22)

YHVH kemudian mengatakan kepada mereka untuk memerintahkan semua orang untuk menjauh dari sekitar Korah, Datan, dan Abiram. Musa kemudian pergi ke depan kemah-kemah para penentangnya, Datan dan Abiram dan menegaskan bahwa YHVH telah memilih dia untuk memimpin Israel. Dia kemudian mengumumkan keputusan YHVH dan bumi menelan mereka hidup-hidup.

Selanjutnya, “api dari YHVH” keluar dan melalap 250 orang yang mempersembahkan dupa. YHVH kemudian memerintahkan Eliazar, putra Harun, untuk mengumpulkan pedupaan-pedupaan yang dipakai 250 orang itu untuk mempersembahkan ketoret, dan menempa mereka menjadi lempeng-lempeng sebagai pelapis mezbah. Ini merupakan peringatan bahwa tidak seorang pun yang bukan dari keluarga Harun bisa berpikir untuk datang dan mempersembahkan dupa di mezbah, supaya jangan mereka mengalami nasib seperti Korah.

Namun, keesokan harinya, seluruh jemaah Israel bangkit memberontak melawan Musa dan Harun, menuduh mereka “membawa kematian ke atas umat YHVH.” Akan tetapi, ketika massa melihat ke arah Tabernakel, kemuliaan YHVH muncul, dan Elohim turun untuk memberi tahu Musa dan Harun bahwa Dia akan menghancurkan seluruh jemaah. Meskipun mereka berdua bersyafaat sungguh-sungguh, tulah yang mematikan terjadi di antara umat itu. Musa kemudian menginstruksikan Harun untuk mengambil pedupaan dengan ketoret dan membawanya di tengah-tengah jemaah untuk membuat penebusan bagi mereka (meskipun ini bukan bagian dari penggunaan ritual untuk ketoret). Harun melakukannya, “dan dia berdiri di antara yang mati dan di antara yang hidup; dan tulah itu berhenti.” Torah memberi tahu kita bahwa 14.700 orang Israel mati karena tulah itu, tidak termasuk kematian mereka yang terlibat dalam pemberontakan Korah.

Sebagai ujian terakhir untuk meneguhkan Harun sebagai imam pilihan Elohim, masing-masing dari dua belas kepala suku-suku Israel, serta Harun sendiri, diperintahkan untuk membawa tongkat-tongkat mereka kepada Musa. Musa kemudian menuliskan nama-nama mereka pada masing-masing tongkat dan membawa mereka ke tempat kudus di hadapan tabut kesaksian. “Dan akan terjadi, tongkat orang yang atasnya akan Kupilih, itu akan bertunas. Dan oleh-Ku sungut-sungut bani Israel yang mereka keluhkan kepadamu, akan Kubuat tenang” (Bil. 17:5).

Keesokan harinya Musa pergi ke Mishkan dan “tampaklah, tongkat Harun bagi keluarga Lewi telah bertunas dan mengeluarkan kuncup dan mengembangkan bunga, dan menghasilkan buah badam” (Bil. 17:8). Dia kemudian membawa semua tongkat itu dan mengembalikannya kepada masing-masing pemimpin suku. YHVH kemudian memberi tahu Musa untuk mengembalikan tongkat Harun ke Mishkan sebagai peringatan dan kesaksian bagi generasi-generasi yang akan datang (Raja Yosia dikatakan telah menyembunyikan tongkat itu sebelum kehancuran Bait Suci Pertama).

Setelah semua ini terjadi, umat itu mulai takut akan Hadirat YHVH dan Mishkan. Untuk menghilangkan ketakutan mereka, Musa memberi mereka kepastian bahwa anak-anak Harun (yaitu para imam) dan orang-orang Lewi sendirilah yang akan memikul tanggung jawab atas segala pelanggaran batas tempat kudus. Semua “orang asing” (yakni, orang awam) diperingatkan untuk menjaga jarak. Tetapi karena orang-orang Lewi dan Kohanim (para imam) tidak menerima bagian apa pun di negeri perjanjian, umat itu diperintahkan untuk menopang mereka dengan mattanot (pemberian-pemberian), yang dicantumkan pada bagian akhir parashah (lihat catatan, di bawah).

Sebagai kesimpulan, Parashat Korach menetapkan otoritas Musa (bukan Ruben) sebagai pemimpin Israel, dan otoritas Harun (bukan putra-putra Kehat lainnya) sebagai garis keimaman pilihan Elohim.

Catatan: Bahkan sampai sekarang, dalam Yudaisme modern, ada tiga kelas orang Yahudi yang terdefinisi dengan jelas:

  • Kohanim (כֹּהֲנִים) – Keturunan langsung Harun. Hari ini, seorang kohen adalah orang pertama yang dipanggil untuk melakukan aliyah pada pembacaan Torah di sinagoga.
  • Orang Lewi (לְוִיִּים) – Keturunan Lewi (yakni, orang Gershon, orang Merari, atau orang Kehat selain dari garis keturunan Harun). Hari ini, seorang Lewi adalah orang kedua yang dipanggil untuk melakukan aliyah di sinagoga.
  • Orang Israel (יִשְׂרְאֵלִים) – Keturunan salah satu dari 12 suku Israel (yaitu, keturunan dari Asher, Benyamin, Dan, Efraim, Gad, Isakhar, Yusuf, Yehuda, Manasye, Naftali, Ruben, Simeon, dan Zebulon).

Perhatikan bahwa meskipun semua imam adalah orang Lewi, tidak semua orang Lewi adalah imam ….

Mattanot Kehunah – Pemberian bagi Para Imam

Karena Kohanim dan orang-orang Lewi tidak diberikan bagian spesifik dari tanah Israel, mereka harus ditopang oleh sumbangan-sumbangan (terumot) dari umat. Torah mencantumkan 24 dari pemberian-pemberian kepada para imam ini, termasuk terumah reguler (bagian dari hasil panen), persembahan bikurim (Buah-buah Sulung), bagian dari berbagai persembahan-persembahan kurban, dan pendapatan dari pidyon bechorim (Anak Sulung). YHVH menyebut perjanjian ini brit melakh, “perjanjian garam” (garam adalah simbol kekekalan karena sifat pengawetnya, berlawanan dengan chametz (ragi). Garam tidak memfermentasi dan mengawetkan makanan terhadap pembusukan.)

Ma’aser – Persepuluhan Kepada Orang Lewi

Sama seperti Elohim membuat perjanjian dengan Kohanim, maka Dia membuat satu perjanjian dengan orang Lewi, yang akan menerima ma’aser rishon – 10% pertama dari hasil masing-masing petani. Perpuluhan reguler ini dikumpulkan untuk menopang hamba-hamba dari para imam Israel.

Nasib “Generasi Padang Gurun”

Menurut Midrash (Eichah Rabbah), setiap tahun sampai tahun keempat puluh, pada malam Kesembilan Av, Musa akan memerintahkan umat itu, “Keluar dan gali,” dan umat itu akan meninggalkan perkemahan, ​​menggali kuburan-kuburan, dan tidur di dalamnya semalaman. Pagi berikutnya seorang utusan akan menyerukan, “Biarlah yang hidup terpisah dari yang mati!” Lima belas ribu akan mati pada malam itu juga, tetapi yang selamat akan kembali ke perkemahan untuk satu tahun lagi.

Ini terjadi tahun demi tahun, tetapi pada tahun keempat puluh tidak ada yang mati. Karena mereka berpikir bahwa mereka mungkin salah menghitung hari, mereka tidur di kuburan-kuburan mereka satu malam tambahan. Ini berlangsung terus selama lima malam sampai hari kelima belas Av, ketika mereka melihat bulan purnama, menyadari bahwa perhitungan mereka benar, dan bersukacita bahwa tidak ada lagi dari generasi pertama yang akan mati. Mereka kemudian mendeklarasikan Tu B’Av sebagai hari perayaan. “Generasi padang gurun” akhirnya mati semua dan generasi baru akhirnya siap untuk memasuki negeri perjanjian!

Ringkasan Bacaan Haftarah

Haftarah untuk Korach juga menyangkut perubahan dalam kepemimpinan bagi Israel, tetapi membawa kita ke waktu ketika nabi Samuel mengurapi Saul sebagai raja pertama Israel. Samuel (keturunan Kehat) mengumpulkan umat Israel ke Gilgal untuk “memperbarui kerajaan” dan di sana menceritakan sejarah mereka sebagai sebuah bangsa, dari zaman bapa leluhur hingga waktu itu – ketika Nachash, orang Amon telah mengancam Israel dengan perbudakan. Menanggapi ancaman ini, Israel menuntut seorang raja untuk memimpin mereka. Samuel memberi tahu umat itu bahwa kondisi mereka saat ini adalah akibat dari ketidaktaatan mereka kepada YHVH dengan menyembah berhala-berhala dan menolak Dia sebagai Raja mereka yang sah.

YHVH mengizinkan orang Israel untuk memiliki seorang raja, meskipun ini adalah penolakan diam-diam atas ke-Raja-an-Nya, tetapi Samuel memperingatkan bahwa memiliki raja duniawi tidak akan mengubah kondisi mereka di hadapan YHVH. Hanya jika umat itu dan raja baru mereka tunduk kepada YHVH, itu akan memberikan kebaikan bagi mereka; jika tidak, mereka akan dihukum, sama seperti leluhur mereka.

Samuel mendemonstrasikan kebenaran dari kata-katanya dengan memanggil kepada YHVH untuk melakukan mujizat untuk menunjukkan bahwa Dia benar-benar akan menghukum umat itu jika mereka tidak mengikuti-Nya. Meskipun itu adalah waktu panen gandum dan hujan jarang terjadi dalam iklim Israel, Samuel memanggil guntur dan hujan untuk datang untuk menunjukkan kepada umat itu bahwa mereka berdosa dengan meminta seorang raja.

Umat itu kemudian takut bahwa mereka telah berdosa dengan meminta seorang raja, tetapi Samuel menghibur mereka dengan kata-kata ini: “Dan Samuel berkata kepada bangsa itu, “Janganlah takut. Kamu memang telah melakukan semua kejahatan itu, hanya janganlah berpaling dari mengikuti YHVH dan melayani YHVH dengan segenap hatimu. Dan janganlah kamu menyimpang untuk mengikuti hal-hal yang sia-sia, yang tidak bermanfaat dan tidak membebaskan, karena semua adalah sia-sia. Karena, YHVH tidak akan meninggalkan umat-Nya demi Nama-Nya yang agung. Sebab YHVH berkenan menjadikan kamu suatu umat bagi Dia sendiri” (1Sam. 12:20-22).

Ringkasan Bacaan Brit Chadashah

Bacaan Perjanjian Baru memperkuat instruksi bahwa kita harus tunduk kepada otoritas pilihan Elohim. Rasul Paulus dengan tegas menyatakan bahwa orang Kristen harus tunduk kepada otoritas-otoritas sipil, karena ini didirikan oleh Elohim. Kita lebih jauh diperingatkan bahwa siapa pun yang menentang otoritas-otoritas yang didirikan Elohim ini akan dikenakan hukuman.

 

Hari TUHAN

Talmidim Yeshua HaMashiach

Kitab Henokh

Berita untuk Generasi Akhir Zaman