Kitab Ester dapat dibaca pada tiga tingkatan. Yang pertama adalah kebenaran sejarah. Peristiwa itu nyata; itu terjadi sekitar 500 tahun sebelum zaman Yeshua.

Ester adalah satu-satunya kitab dalam Alkitab yang nama YHVH tidak disebutkan secara langsung. Namun, kedaulatan YHVH didemonstrasikan dalam kitab ini, yang barangkali lebih dari yang lain.

Misalnya, pada malam yang sama ketika Haman berencana untuk membunuh Mordekhai, Raja Ahashweros tidak bisa tidur, dan kebetulan membaca bagaimana Mordekhai menyelamatkan hidupnya. Haman kebetulan ada di pelataran ketika Raja memutuskan untuk menghormati Mordekhai. Tuhan memegang kendali, bahkan ketika kita tidak melihat Dia bekerja dan ketika situasi nampak negatif.

Mordekai adalah anak Kish, yang berarti dia keturunan Raja Saul (Ester 2:5). Haman adalah orang Agag (Ester 3:1), yang berarti dia kemungkinan keturunan Raja Agag. Sekitar 500 tahun sebelum waktu itu, Elohim menghukum Saul karena tidak mengeksekusi Agag. Hukuman itu tampaknya terlalu keras. Hanya sesudah kita melihat rancangan Haman untuk pembunuhan massal terhadap orang-orang Yahudi, kita benar-benar memahami bahwa Elohim bertindak benar ketika menyuruh Saul untuk mengeksekusi Agag. Penghakiman Elohim nampaknya keras bagi kita karena kita tidak melihat semua yang Dia lihat. Penghakiman Elohim itu benar, meskipun ketika kita tidak mengerti mengapa.

Kedaulatan Elohim juga mengandung anugerah yang luar biasa. Sementara Saul gagal terhadap Agag, Mordekhai berhasil terhadap Haman. Elohim memberikan kesempatan kedua. Jika kita memiliki iman (dan kesabaran), Elohim akan melakukan semua hal untuk kebaikan kita, bahkan meskipun itu membutuhkan waktu yang jauh lebih panjang daripada yang kita pikirkan.

Bayangan Injil

Tingkatan kedua dari kitab Ester adalah bayangan dari Injil. Haman adalah gambaran Satan, dan Mordekai gambaran Yeshua. Alkitab mengatakan bahwa penyaliban telah dirancangkan sebelum penciptaan dunia (Wahyu 13:8, I Petrus 1:20). Karena itu, semua peristiwa-peristiwa Torah dan Para Nabi disusun oleh Elohim dalam pengharapan terhadap penyaliban (Lukas 24:26-27, Kisah 2:30-31, I Petrus 1:10-11).

Tidak ada kata dalam Perjanjian Lama untuk “salib.” Itulah sebabnya para rasul kadang-kadang merujuk kepada salib dalam bahasa Ibrani sebagai “ets” (Kisah Para Rasul 5:30, 10:39, 13:29). “Ets” dapat berarti pohon, kayu, atau struktur kayu. Dalam kitab Ester kata “ets” muncul dalam 7 bagian sebagai tempat eksekusi (Ester 2:23, 5:14, 6:4, 7:9, 8:7, 9:13, 9:25), diterjemahkan sebagai “tiang gantungan.”

Para penjahat dieksekusi dengan cara digantung di struktur kayu ini. Pahlawan yang saleh hampir-hampir digantung di sana. Kemudian struktur kayu yang sama ini tiba-tiba mengubah segalanya dari kekalahan menjadi kemenangan. Seperti Ishak di Moriah, seperti Yusuf di dalam lubang sumur, dan seperti Yunus di dalam perut ikan, Mordekai hampir terbunuh dan kemudian secara ajaib diselamatkan. Mordekhai kemudian diangkat ke tempat kedua dalam kerajaan, dengan takhtanya di atas semua takhta para penguasa lainnya.

Nubuat Akhir Zaman

Pada tingkatan ketiga, kitab Ester menjadi perlambang nubuat-nubuat akhir zaman. Haman melambangkan Antikristus, Ester melambangkan Gereja yang bersyafaat, dan Mordekai melambangkan orang-orang Yahudi Mesianik.

Peristiwa-peristiwa bersejarah ini terjadi di Persia kuno, ekuivalen dengan Iran modern. Ada orang jahat yang menyerukan pemusnahan orang-orang Yahudi saat ini, seperti pemimpin Iran yang menyerukan pemusnahan Israel dari peta bumi hari-hari ini. Ada konfederasi 127 negara, mengingatkan akan bangsa-bangsa PBB yang menentang Israel.

Kata Ibrani alkitabiah terdekat untuk istilah “antikristus” adalah “tsorer” (artinya “penyesak”). Haman disebut sebagai “tsorer” 4 kali (Ester 3:10, 8:1, 9:10, 9:24). Seperti Haman, Antikristus akan mendatangkan kesengsaraan dan berusaha membunuh orang-orang Yahudi (dan orang-orang Kristen), dan mempersatukan bangsa-bangsa seluruh dunia untuk menyerang Israel (Wahyu 13, Yehezkiel 38-39, Zakharia 12-14).

Akar anti-Semitisme dapat ditemukan dalam Ester 3:6, di mana figur satanik begitu tersinggung pada sosok Mesias sehingga dia tidak puas hanya dengan membunuh Mesias, tetapi dia juga ingin membalas dendam kepada semua saudara-saudara-Nya. Roh-roh anti-Semitisme, anti-Kristus, dan anti-Kristen berasal dari sumber satanik yang sama.

Pengantin Yang Bersyafaat

Ester adalah model yang indah dari “Mempelai Kristus” hari ini (Efesus 5:23-32, Wahyu 12). Dia menikmati keintiman penyembahan pengantin dengan sang raja. Dia memiliki akar Yahudi, tetapi tidak ada yang mengetahuinya. Meskipun dia berusaha menghindarinya, dia terjebak dalam kesengsaraan mengerikan mengenai orang-orang Yahudi. Dia ditantang secara profetik bahwa nasibnya sendiri dan hak istimewanya akan keintiman Pengantin secara khusus bertujuan untuk menjadi pendoa syafaat bagi keselamatan Israel (Ester 4:14, Roma 11:11-15).

Meskipun ia trauma dengan panggilan ini untuk mempertaruhkan nyawanya sebagai perantara bagi orang-orang Yahudi, ia memutuskan untuk menerima takdir profetiknya. Melalui kecantikan, kasih karunia, doa-doa, dan puasanya, bencana diubahkan menjadi kemenangan, dan kerajaan diserahkan kepada orang-orang kudus. (Banyak orang yang mengenal keintiman Pengantin dengan Kristus ini disebut sebagai Ester-Ester akhir zaman hari ini.)

Selama drama ini, “banyak orang-orang di bumi menjadi orang Yahudi” (Ester 8:17). Ini menandakan dua hal: 1.) penuaian jiwa-jiwa yang besar bagi Injil selama masa kesusahan besar, dan 2.) banyak orang-orang kudus yang terhubung kembali kepada perjanjian-perjanjian Israel dan akar iman Yahudi.

Referensi:

Christians Emulate Queen Esther to Support Israel ‘For Such a Time as This’

What Does Purim Have To Do With Christians?

Israeli leaders gush over Trump’s Golan recognition, ‘a Purim miracle’

Esther is Prophetic

Esther, Iran, and the End Times

Esther, Purim and Why It All (Still) Matters